Kemiripan antara Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop
Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop memiliki 7 kesamaan (dalam Unionpedia): Bahasa Jerman, Jerman Nazi, Joachim von Ribbentrop, Josef Stalin, Operasi Barbarossa, Uni Soviet, Vyacheslav Molotov.
Bahasa Jerman
Tidak ada deskripsi.
Adolf Hitler dan Bahasa Jerman · Bahasa Jerman dan Pakta Molotov–Ribbentrop ·
Jerman Nazi
Jerman Nazi atau Jerman Fasis (NS-Staat) (secara resmi dikenal sebagai Reich Jerman dari tahun 1933 sampai 1943, dan Reich Jerman Raya dari tahun 1943 sampai 1945) adalah negara Jerman antara tahun 1933 dan 1945, ketika Adolf Hitler dan NSDAP mendominasi negara, mengubahnya menjadi keautokratan.
Adolf Hitler dan Jerman Nazi · Jerman Nazi dan Pakta Molotov–Ribbentrop ·
Joachim von Ribbentrop
Ulrich Friedrich Wilhelm Joachim von Ribbentrop adalah seorang Menteri Luar Negeri Jerman dari tahun 1938 sampai 1945.
Adolf Hitler dan Joachim von Ribbentrop · Joachim von Ribbentrop dan Pakta Molotov–Ribbentrop ·
Josef Stalin
Josef Stalin (lahir dengan nama Ioseb Besarionis dze Jughashvili) adalah tokoh revolusi dan politikus Uni Soviet keturunan Georgia. Ia menjadi kepala negara Uni Soviet sejak pertengahan era 1920-an sampai akhir hayatnya pada tahun 1953, dengan gelar Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet sejak tahun 1922 sampai 1952, dan Kepala Pemerintahan Uni Soviet sejak tahun 1941 sampai 1953. Meskipun mula-mula menjalankan pemerintahan Uni Soviet selaku kepala dari suatu rezim partai tunggal oligarkis yang memerintah dengan suara terbanyak relatif (pluralitas), Stalin akhirnya menjadi diktator de facto Uni Soviet pada era 1930-an. Sebagai pengamal setia gagasan-gagasan hasil tafsir Marxisme menurut teori-teori Leninisme, ia turut berjasa membakukan gagasan-gagasan ini menjadi paham Marxisme–Leninisme, sementara kebijakan-kebijakannya sendiri akhirnya dikenal dengan sebutan Stalinisme. Putra keluarga miskin asal Gori, Kekaisaran Rusia, ini mengawali perjalanan karier revolusionernya dengan menjadi anggota Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia yang berhaluan Marxis pada masa mudanya. Sebagai anggota partai, ia bekerja menyunting surat kabar partai, Pravda, dan menghimpun dana bagi faksi Bolshevik pimpinan Vladimir Lenin dengan cara merampok, melakukan penculikan, dan menjual jasa keamanan. Ia berulang kali ditahan, dan beberapa kali harus menjalani hukuman pengasingan di dalam negeri. Setelah kaum Bolshevik berhasil mengambil alih pemerintahan Rusia melalui Revolusi Oktober 1917, Stalin masuk menjadi anggota Politbiro, badan eksekutif partai komunis. Selaku anggota Politbiro, Stalin turut terlibat dalam proses pembentukan Uni Soviet pada tahun 1922. Setelah Lenin jatuh sakit lalu wafat pada tahun 1924, Stalin tampil menjadi pemimpin baru Uni Soviet. Di bawah rezim Stalin, "Sosialisme dalam Satu Negara" menjadi asas utama dari dogma partai, dan Kebijakan Ekonomi Baru yang dicanangkan oleh Lenin digantikan dengan ekonomi terpimpin yang tersentralisasi. Dengan menggunakan sistem Rencana Lima Tahun, Uni Soviet berusaha melakukan kolektivisasi dan industrialisasi yang berjalan dengan pesat, tetapi tidak mampu menghindari kemelut di bidang produksi pangan yang menimbulkan bencana kelaparan 1932–1933. Guna mengenyahkan pihak-pihak yang dianggap sebagai "musuh-musuh kelas pekerja", Stalin melancarkan gerakan "Pembersihan Besar-Besaran" yang mengakibatkan lebih dari sejuta orang dipenjarakan dan sekurang-kurangnya 700.000 orang dihukum mati antara 1934 sampai 1939. Rezim Stalin berusaha menyebarluaskan paham Marxisme-Leninisme ke luar Rusia melalui organisasi Komunis Internasional, dan mendukung gerakan-gerakan antifasis di seluruh Eropa pada era 1930-an, khususnya gerakan antifasis dalam perang saudara di Spanyol. Pada tahun 1939, rezim Stalin dan Jerman Nazi menandatangani sebuah kesepakatan untuk tidak saling menyerang. Atas dasar kesepakatan ini, Uni Soviet dan Jerman Nazi bersama-sama menginvasi Polandia, tetapi Jerman secara sepihak mengingkari kesepakatan ini dengan menginvasi Uni Soviet pada tahun 1941. Meskipun mula-mula terdesak, Tentara Merah Soviet mampu memukul mundur pasukan Jerman, bahkan berhasil merebut kota Berlin pada tahun 1945, dan mengakhiri Perang Dunia II di Eropa. Uni Soviet menganeksasi negara-negara Baltik dan menyokong pembentukan rezim-rezim pro-Uni Soviet di hampir seluruh kawasan tengah dan timur Eropa, di Tiongkok, dan di Korea Utara. Seusai Perang Dunia II, Uni Soviet dan Amerika Serikat tampil menjadi dua negara adidaya di tataran dunia. Ketegangan-ketegangan yang timbul di antara kedua negara adidaya ini memuncak menjadi Perang Dingin antara Blok Timur yang didukung Soviet dan Blok Barat yang didukung Amerika Serikat. Stalin memimpin negaranya melewati kurun waktu pembangunan kembali pascaperang, dan pada kurun waktu inilah, tepatnya pada tahun 1949, Uni Soviet berhasil mengembangkan senjata nuklir. Pada tahun-tahun ini pula Uni Soviet sekali lagi mengalami bencana kelaparan dahsyat, dan merebaknya kampanye antisemit yang berpuncak pada kasus persekongkolan para dokter. Stalin wafat pada tahun 1953, dan jabatannya selaku kepala negara Uni Soviet di kemudian hari diduduki oleh Nikita Khrushchev yang justru mengecam pendahulunya itu dan memelopori suatu proses de-Stalinisasi atas segenap lapisan masyarakat Soviet. Sebagai salah seorang tokoh terpenting pada abad ke-20 menurut anggapan banyak orang, Stalin menjadi subjek dari suatu kultus individu yang mewabah dalam gerakan Marxis-Leninis internasional. Bagi para pemujanya, Stalin adalah pahlawan sosialisme dan kelas pekerja. Meskipun Uni Soviet akhirnya bubar pada tahun 1991, masih banyak orang di Rusia dan Georgia yang mengaguminya sebagai seorang pemimpin yang jaya pada masa perang, dan berjasa membangun Uni Soviet menjadi sebuah kekuatan besar di mata dunia. Sebaliknya, banyak pula yang mengutuk rezim totaliternya sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan penindasan massal, pembersihan etnik, ratusan ribu penghukuman mati, dan bencana kelaparan yang merenggut jutaan korban jiwa.
Adolf Hitler dan Josef Stalin · Josef Stalin dan Pakta Molotov–Ribbentrop ·
Operasi Barbarossa
Operasi Barbarossa (Unternehmen Barbarossa, Операция Барбаросса, Operatsiya Barbarossa) atau Invasi Jerman atas Uni Soviet adalah sebutan invasi tentara Nazi Jerman di Uni Soviet pada Perang Dunia II.
Adolf Hitler dan Operasi Barbarossa · Operasi Barbarossa dan Pakta Molotov–Ribbentrop ·
Uni Soviet
Uni Soviet (Сове́тский Сою́з, Sovyétskiĭ Soyúz) atau USSR (Union of Soviet Socialist Republics) atau Uni Republik Sosialis Soviet, disingkat URSS (Сою́з Сове́тскихСоциалисти́ческихРеспу́блик, Soyúz Sovyétskikh Sotsialistícheskikh Respúblik; disingkat СССР dalam alfabet Kiril, SSSR dalam alfabet Latin), adalah negara sosialis yang pernah ada antara tahun 1922–1991 di Eurasia.
Adolf Hitler dan Uni Soviet · Pakta Molotov–Ribbentrop dan Uni Soviet ·
Vyacheslav Molotov
Vyacheslav Mikhailovich Molotov(bahasa Rusia: Вячеслав Михаилович Молотов) lahir dengan nama belakang Skryabin (bahasa Rusia: Скрябин)) adalah seorang politikus dan diplomat Uni Soviet. Ia merupakan tokoh Bolshevik Lama dan salah satu figur utama dalam Pemerintahan Uni Soviet dari dasawarsa 1920-an, setelah ia menjadi orang kepercayaan Joseph Stalin. Molotov menjabat sebagai Ketua Dewan Komisar Rakyat (Perdana Menteri) dari 1930 hingga 1941, dan sebagai Menteri Luar Negeri dari 1939 sampai 1949 dan dari 1953 hingga 1956. Ia menjabat sebagai Wakil Pertama Perdana Menteri dari 1942 hingga 1957, ketika ia dicopot dari Presidium Komite Pusat oleh Nikita Khrushchev. Pada tahun 1961, Molotov terpaksa pensiun setelah ia dicopot dari segala jabatannya dan dikeluarkan dari Partai Komunis. Molotov merupakan salah satu penandatangan utama pakta non-agresi dengan Jerman Nazi pada tahun 1939 (juga disebut Pakta Molotov–Ribbentrop). Isi-isi yang paling penting dari pakta tersebut ditambahkan dalam bentuk protokol rahasia yang mengatur rencana penyerangan Polandia dan pembagian wilayahnya. Molotov sendiri tahu bahwa aparat Soviet melancarkan pembantaian Katyn pada masa ini. Seusai Perang Dunia II, (Perang Patriotik Raya), Molotov terlibat dalam proses perundingan dengan sekutu-sekutu Barat, dan selama proses tersebut ia dikenal akan kecakapan diplomasinya. Ia tetap menjadi diplomat dan politikus Soviet yang sangat berpengaruh hingga Maret 1949, ketika ia tidak lagi disukai oleh Stalin dan jabatan di kementerian luar negeri diserahkan kepada Andrei Vyshinsky. Hubungan Molotov dengan Stalin semakin memburuk, dan Stalin bahkan mengkritik Molotov dalam pidatonya selama Kongres Partai ke-19. Setelah Stalin menjemput ajalnya pada 1953, Molotov sangat menentang kebijakan de-Stalinisasi yang dilancarkan oleh Khrushchev. Molotov membela kebijakan-kebijakan dan tinggalan sejarah Stalin sampai ia meninggal pada 1986, dan ia sangat mengkritik para penerus Stalin, terutama Khrushchev.
Adolf Hitler dan Vyacheslav Molotov · Pakta Molotov–Ribbentrop dan Vyacheslav Molotov ·
Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
- Dalam apa yang tampaknya Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop
- Apa yang mereka miliki di Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop
- Kemiripan antara Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop
Perbandingan antara Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop
Adolf Hitler memiliki 412 hubungan, sementara Pakta Molotov–Ribbentrop memiliki 12. Ketika mereka memiliki kesamaan 7, indeks Jaccard adalah 1.65% = 7 / (412 + 12).
Referensi
Artikel ini menunjukkan hubungan antara Adolf Hitler dan Pakta Molotov–Ribbentrop. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi: