Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Ambil
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Aksara Han tradisional dan Aksara reguler

Pintas untuk: Perbedaan, Kesamaan, Jaccard Kesamaan Koefisien, Referensi.

Perbedaan antara Aksara Han tradisional dan Aksara reguler

Aksara Han tradisional vs. Aksara reguler

Aksara Han tradisional atau Hanzi tradisional (Pinyin) adalah aksara Han yang tidak mengandung karakter/huruf yang baru dibuat atau tidak memiliki karakter/huruf substitusi setelah tahun 1946. Aksara reguler (Hepburn: kaisho), juga dinamakan 正楷, 真書 (zhēnshū), 楷體 (kǎitǐ) dan 正書 (zhèngshū), adalah gaya penulisan bahasa Tionghoa terbaru (muncul oleh Dinasti Cao Wei sekitar 200 M dan matang secara sastra dan seni sekitar abad ke-7), sehingga menjadi yang paling umum dalam penulisan dan publikasi modern (setelah gaya Ming dan gotik, digunakan secara eksklusif dalam percetakan).

Kemiripan antara Aksara Han tradisional dan Aksara reguler

Aksara Han tradisional dan Aksara reguler memiliki 11 kesamaan (dalam Unionpedia): Aksara Han sederhana, Aksara morfemis, Aksara rohaniwan, Aksara segel, Aksara tulang ramalan, Bopomofo, Chữ Nôm, Dinasti Han, Dinasti Utara dan Selatan, Hanja, Kanji.

Aksara Han sederhana

Kelompok Pertama Daftar Karakter Tionghoa Sederhana (1935) Perubahan Karakter Tiongkok dari Tradisional ke Sederhana Aksara Han sederhana (Tionghoa Sederhana: 简体字; Tionghoa Tradisional: 簡體字; pinyin: jiǎntǐzì; atau Hanzi sederhana, juga disebut 简化字/簡化字, jiǎnhuà zì) adalah salah satu dari dua jenis aksara standar bahasa Tionghoa tertulis kontemporer.

Aksara Han sederhana dan Aksara Han tradisional · Aksara Han sederhana dan Aksara reguler · Lihat lebih »

Aksara morfemis

Cuplikan dari 1436 aksara Tionghoa primer yang sebagian di antaranya termasuk aksara morfemis. Aksara morfemis adalah aksara yang menggunakan satu grafem–yang disebut logogram atau logograf–untuk mewakili satu kata atau morfem, misalnya sebagian besar aksara Tionghoa dan aksara Kanji Jepang.

Aksara Han tradisional dan Aksara morfemis · Aksara morfemis dan Aksara reguler · Lihat lebih »

Aksara rohaniwan

Aksara rohaniwan (Jepang: 隷書体, reishotai; Vietnam: lệ thư), adalah gaya tulisan kaligrafi Tiongkok kuno yang berevolusi sejak Periode Negara Berperang hingga Dinasti Qin, paling dominan di masa Dinasti Han dan tetap digunakan selama periode Wei - Jin.

Aksara Han tradisional dan Aksara rohaniwan · Aksara reguler dan Aksara rohaniwan · Lihat lebih »

Aksara segel

Aksara Han untuk kata "aksara segel" dalam aksara regular (kiri) dan aksara segel (kanan) Aksara segel adalah sebuah gaya penulisan aksara Han yang umum sepanjang paruh kedua abad milenium pertama SEU.

Aksara Han tradisional dan Aksara segel · Aksara reguler dan Aksara segel · Lihat lebih »

Aksara tulang ramalan

Aksara tulang ramalan adalah kumpulan ukiran (atau, jarang, kuasan-tertulis) aksara Han kuno yang ditemukan di tulang ramalan, yakni tulang hewan atau cangkang kura-kura yang digunakan dalam ramalan pada Zaman Perunggu Tiongkok.

Aksara Han tradisional dan Aksara tulang ramalan · Aksara reguler dan Aksara tulang ramalan · Lihat lebih »

Bopomofo

300px Bopomofo (ㄅㄆㄇㄈ) atau nama resminya Zhùyīn Fúhào (注音符號, arti harafiah: "Simbol untuk Mencatat Bunyi", kadang juga disingkat Zhuyin), adalah sistem fonetis nasional di Taiwan untuk mengajarkan bahasa Tionghoa, khususnya Mandarin Standar untuk anak-anak penutur bahasa Mandarin yang belum berpendidikan.

Aksara Han tradisional dan Bopomofo · Aksara reguler dan Bopomofo · Lihat lebih »

Chữ Nôm

Chữ Nôm (aksara Han: 字喃, atau dalam aksara Chữ Nôm:⿰宁字喃, secara harfiah memiliki arti: "tulisan selatan") adalah aksara berjenis logogram yang didasarkan pada aksara Han untuk menuliskan bahasa Vietnam.

Aksara Han tradisional dan Chữ Nôm · Aksara reguler dan Chữ Nôm · Lihat lebih »

Dinasti Han

Peta pengaruh Dinasti Han. Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han". Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M). Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut ''jun''), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M. Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin. Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan ''Jun'' Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM. Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M.

Aksara Han tradisional dan Dinasti Han · Aksara reguler dan Dinasti Han · Lihat lebih »

Dinasti Utara dan Selatan

Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara adalah sebuah periode dalam sejarah Tiongkok yang berlangsung dari tahun 420 hingga 589, setelah era penuh gejolak dari Enam Belas Kerajaan dan negara-negara bagian Wu Hu.

Aksara Han tradisional dan Dinasti Utara dan Selatan · Aksara reguler dan Dinasti Utara dan Selatan · Lihat lebih »

Hanja

Hanja (secara harafiah: aksara Han), atau Hanmun (한문; 漢文), yang kadang diterjemahkan sebagai aksara Tiongkok-Korea, adalah sebutan untuk aksara Tionghoa (Hanzi) dalam bahasa Korea, tetapi secara spesifik merujuk kepada aksara-aksara yang dipinjam bahasa Korea dan dijadikan bagian dari bahasa tersebut melalui pergantian pengucapan.

Aksara Han tradisional dan Hanja · Aksara reguler dan Hanja · Lihat lebih »

Kanji

Kanji, secara harfiah berarti "aksara dari Han", adalah aksara Tionghoa yang digunakan dalam bahasa Jepang.

Aksara Han tradisional dan Kanji · Aksara reguler dan Kanji · Lihat lebih »

Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

Perbandingan antara Aksara Han tradisional dan Aksara reguler

Aksara Han tradisional memiliki 30 hubungan, sementara Aksara reguler memiliki 23. Ketika mereka memiliki kesamaan 11, indeks Jaccard adalah 20.75% = 11 / (30 + 23).

Referensi

Artikel ini menunjukkan hubungan antara Aksara Han tradisional dan Aksara reguler. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi:

Hei! Kami di Facebook sekarang! »