Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Bebas
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Aksara reguler

Indeks Aksara reguler

Aksara reguler (Hepburn: kaisho), juga dinamakan 正楷, 真書 (zhēnshū), 楷體 (kǎitǐ) dan 正書 (zhèngshū), adalah gaya penulisan bahasa Tionghoa terbaru (muncul oleh Dinasti Cao Wei sekitar 200 M dan matang secara sastra dan seni sekitar abad ke-7), sehingga menjadi yang paling umum dalam penulisan dan publikasi modern (setelah gaya Ming dan gotik, digunakan secara eksklusif dalam percetakan).

23 hubungan: Aksara Han sederhana, Aksara Han tradisional, Aksara Jurchen, Aksara kana, Aksara morfemis, Aksara rohaniwan, Aksara segel, Aksara Tangut, Aksara tulang ramalan, Bahasa Tionghoa Pertengahan, Bopomofo, Cao Wei, Chữ Nôm, Delapan Prinsip Yong, Dinasti Han, Dinasti Sui, Dinasti Tang, Dinasti Utara dan Selatan, Hanja, Kanji, Ouyang Xun, Wei Utara, Yan Zhenqing.

Aksara Han sederhana

Kelompok Pertama Daftar Karakter Tionghoa Sederhana (1935) Perubahan Karakter Tiongkok dari Tradisional ke Sederhana Aksara Han sederhana (Tionghoa Sederhana: 简体字; Tionghoa Tradisional: 簡體字; pinyin: jiǎntǐzì; atau Hanzi sederhana, juga disebut 简化字/簡化字, jiǎnhuà zì) adalah salah satu dari dua jenis aksara standar bahasa Tionghoa tertulis kontemporer.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara Han sederhana · Lihat lebih »

Aksara Han tradisional

Aksara Han tradisional atau Hanzi tradisional (Pinyin) adalah aksara Han yang tidak mengandung karakter/huruf yang baru dibuat atau tidak memiliki karakter/huruf substitusi setelah tahun 1946.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara Han tradisional · Lihat lebih »

Aksara Jurchen

Salah satu prasasti Jurchen yakni Servan Khaalga (1196), pada sebuah batu di Mongolia Aksara Jurchen (Jurchen: 60px) adalah sistem penulisan yang digunakan untuk menulis bahasa Jurchen, bahasa suku Jurchen yang mendirikan Kekaisaran Jin di Cina timur laut pada abad ke-12 dan 13.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara Jurchen · Lihat lebih »

Aksara kana

adalah sebutan untuk aksara silabik Jepang yang terdiri dari katakana, hiragana, dan man'yōgana.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara kana · Lihat lebih »

Aksara morfemis

Cuplikan dari 1436 aksara Tionghoa primer yang sebagian di antaranya termasuk aksara morfemis. Aksara morfemis adalah aksara yang menggunakan satu grafem–yang disebut logogram atau logograf–untuk mewakili satu kata atau morfem, misalnya sebagian besar aksara Tionghoa dan aksara Kanji Jepang.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara morfemis · Lihat lebih »

Aksara rohaniwan

Aksara rohaniwan (Jepang: 隷書体, reishotai; Vietnam: lệ thư), adalah gaya tulisan kaligrafi Tiongkok kuno yang berevolusi sejak Periode Negara Berperang hingga Dinasti Qin, paling dominan di masa Dinasti Han dan tetap digunakan selama periode Wei - Jin.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara rohaniwan · Lihat lebih »

Aksara segel

Aksara Han untuk kata "aksara segel" dalam aksara regular (kiri) dan aksara segel (kanan) Aksara segel adalah sebuah gaya penulisan aksara Han yang umum sepanjang paruh kedua abad milenium pertama SEU.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara segel · Lihat lebih »

Aksara Tangut

Aksara Tangut (Hanzi sederhana: 西夏文; pinyin: Xīxià wén) adalah sebuah sistem penulisan logogram yang digunakan untuk menulis bahasa Tangut pada zaman Dinasti Xia barat.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara Tangut · Lihat lebih »

Aksara tulang ramalan

Aksara tulang ramalan adalah kumpulan ukiran (atau, jarang, kuasan-tertulis) aksara Han kuno yang ditemukan di tulang ramalan, yakni tulang hewan atau cangkang kura-kura yang digunakan dalam ramalan pada Zaman Perunggu Tiongkok.

Baru!!: Aksara reguler dan Aksara tulang ramalan · Lihat lebih »

Bahasa Tionghoa Pertengahan

Bahasa Tionghoa Pertengahan (sebelumnya disebut sebagai Bahasa Tionghoa Kuno) atau sistem Qieyun (QYS) adalah variasi historis dari Bahasa Tionghoa yang tercatat dalam Qieyun, kamus rima yang pertama kali diterbitkan pada tahun 601 dan kemudian diikuti oleh beberapa edisi yang telah direvisi dan diperluas selama beberapa abad kemudian.

Baru!!: Aksara reguler dan Bahasa Tionghoa Pertengahan · Lihat lebih »

Bopomofo

300px Bopomofo (ㄅㄆㄇㄈ) atau nama resminya Zhùyīn Fúhào (注音符號, arti harafiah: "Simbol untuk Mencatat Bunyi", kadang juga disingkat Zhuyin), adalah sistem fonetis nasional di Taiwan untuk mengajarkan bahasa Tionghoa, khususnya Mandarin Standar untuk anak-anak penutur bahasa Mandarin yang belum berpendidikan.

Baru!!: Aksara reguler dan Bopomofo · Lihat lebih »

Cao Wei

Cao Wei (Hanzi: 曹魏) (220 - 265) kadang-kadang juga disebut sebagai Bei Wei (Hanzi: 北魏) atau Wei Utara adalah salah satu negara di Zaman Tiga Negara dalam sejarah Tiongkok.

Baru!!: Aksara reguler dan Cao Wei · Lihat lebih »

Chữ Nôm

Chữ Nôm (aksara Han: 字喃, atau dalam aksara Chữ Nôm:⿰宁字喃, secara harfiah memiliki arti: "tulisan selatan") adalah aksara berjenis logogram yang didasarkan pada aksara Han untuk menuliskan bahasa Vietnam.

Baru!!: Aksara reguler dan Chữ Nôm · Lihat lebih »

Delapan Prinsip Yong

Delapan Prinsip Yong (えいじはっぽう, eiji happō; 永字八法, Yeongjapalbeop) menjelaskan cara melukis 8 garis utama penyusun karakter hanzi.

Baru!!: Aksara reguler dan Delapan Prinsip Yong · Lihat lebih »

Dinasti Han

Peta pengaruh Dinasti Han. Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han". Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M). Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut ''jun''), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M. Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin. Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan ''Jun'' Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM. Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M.

Baru!!: Aksara reguler dan Dinasti Han · Lihat lebih »

Dinasti Sui

Dinasti Sui (Hanzi: 隋朝, hanyu pinyin: Sui Chao) (581 - 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya.

Baru!!: Aksara reguler dan Dinasti Sui · Lihat lebih »

Dinasti Tang

Dinasti Tang (pertama 618–690 & kedua 705–907), dalam romanisasi Wade-Giles ditulis Dinasti T‘ang (dibaca sebagai thang), adalah salah satu dinasti Tiongkok yang menggantikan Dinasti Sui dan mendahului periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan.

Baru!!: Aksara reguler dan Dinasti Tang · Lihat lebih »

Dinasti Utara dan Selatan

Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara adalah sebuah periode dalam sejarah Tiongkok yang berlangsung dari tahun 420 hingga 589, setelah era penuh gejolak dari Enam Belas Kerajaan dan negara-negara bagian Wu Hu.

Baru!!: Aksara reguler dan Dinasti Utara dan Selatan · Lihat lebih »

Hanja

Hanja (secara harafiah: aksara Han), atau Hanmun (한문; 漢文), yang kadang diterjemahkan sebagai aksara Tiongkok-Korea, adalah sebutan untuk aksara Tionghoa (Hanzi) dalam bahasa Korea, tetapi secara spesifik merujuk kepada aksara-aksara yang dipinjam bahasa Korea dan dijadikan bagian dari bahasa tersebut melalui pergantian pengucapan.

Baru!!: Aksara reguler dan Hanja · Lihat lebih »

Kanji

Kanji, secara harfiah berarti "aksara dari Han", adalah aksara Tionghoa yang digunakan dalam bahasa Jepang.

Baru!!: Aksara reguler dan Kanji · Lihat lebih »

Ouyang Xun

salinan dari sebuah teks buatan Ouyang Xun Ouyang Xun (557–641), nama kehormatan Xinben (信本), adalah seorang kaligrafer dan sarjana Konghucu pada awal masa dinasti Tang.

Baru!!: Aksara reguler dan Ouyang Xun · Lihat lebih »

Wei Utara

443 Masehi. Patung Buddha '''Wei Utara'''. Berasal dari tahun 489. Museum Nasional Tokyo. Model dari seorang pengendara unta Jalur Sutra, zaman Wei Utara. Wei Utara, yang juga dikenal dengan sebutan Tuoba Wei (拓跋魏), Wei Akhir (後魏), atau Yuan Wei (元魏), adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh klan Tuoba dari Xianbei, yang memerintah utara China dari 386 sampai 534 (de jure sampai 535).

Baru!!: Aksara reguler dan Wei Utara · Lihat lebih »

Yan Zhenqing

Yan Zhenqing (Hanzi: 颜真卿, 709-785) adalah seorang pejabat setia dan ahli kaligrafi pada pertengahan Dinasti Tang.

Baru!!: Aksara reguler dan Yan Zhenqing · Lihat lebih »

KeluarMasuk
Hei! Kami di Facebook sekarang! »