Kemiripan antara Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas
Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas memiliki 5 kesamaan (dalam Unionpedia): Dayak Besar, Dayak Kecil, Kalimantan Tengah, Suku Jawa, Sultan Adam dari Banjar.
Dayak Besar
Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo tahun 1862, Distrik Dayak Besar no. XX Groote Dajak atau Dayak Besar adalah sebuah distrik di dalam wilayah Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo. Perkembangan selanjutnya Distrik ini ditingkatkan menjadi Afdeeling pada tahun 1869, Distrik Dayak Besar menjadi Afdeeling Groote Dajak atau Afdeeling Dayak Besar yang beribu kota di Penglok atau Pangkoh dimuara sungai Parambingin dan Kahayan.
Biaju Kecil dan Dayak Besar · Dayak Besar dan Kabupaten Kapuas ·
Dayak Kecil
'''Dayak Kecil''' 150px Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo tahun 1862, Distrik Dayak Kecil no. XIX Kleine Dajak atau Distrik Dayak Kecil adalah sebuah distrik di dalam Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo.
Biaju Kecil dan Dayak Kecil · Dayak Kecil dan Kabupaten Kapuas ·
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah (disingkat Kalteng) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan.
Biaju Kecil dan Kalimantan Tengah · Kabupaten Kapuas dan Kalimantan Tengah ·
Suku Jawa
Suku Jawa (Tiyang Jawi (krama); Wong Jawa (ngoko) adalah suku bangsa Austronesia terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010, setidaknya 40,22% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara Kaledonia Baru dan Suriname, karena pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini, suku Jawa di Suriname menjadi salah satu minoritas di sana dan dikenal sebagai Jawa Suriname. Ada juga sejumlah besar suku Jawa di sebagian besar provinsi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Belanda. Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu, dan Buddha. Meskipun demikian, peradaban orang Jawa telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya Kejawen dan Hindu-Buddha, dan pengaruh ini masih terlihat dalam sejarah, budaya, tradisi, dan bentuk kesenian Jawa. Dengan populasi global yang cukup besar, suku Jawa menjadi kelompok etnis terbesar keempat di antara umat Islam di seluruh dunia, setelah bangsa Arab, Bengali, dan Punjab. Suku Jawa memiliki beberapa sub-suku, yakni Banyumasan, Cirebon, Osing, Samin, Tengger, Jawa Merauke, dan Jawa Suriname.
Biaju Kecil dan Suku Jawa · Kabupaten Kapuas dan Suku Jawa ·
Sultan Adam dari Banjar
Tempat Pemakaman Sultan Adam Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدمالواثق بالله) (bin Sultan Sulaiman Saidullah II) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 3 Juni 1825-1 November 1857. Al-Watsiq Billah merupakan gelar yang digunakan para Khalifah dinasti Abbasiyah. Sultan Adam dilahirkan di desa Karang Anyar, Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Anak pertama Sultan Sulaiman sebenarnya seorang perempuan bernama Ratu Umi, sedangkan Sultan Adam merupakan yang anak kedua dan juga merupakan adalah anak laki-laki pertama Sultan Adam. Sultan Adam salah seorang putra-putri dari Sultan Sulaiman Rahmatullah yang berjumlah 23 orang. Sultan Adam memiliki saudara kandung sebanyak 6 orang dan saudara seayah 17 orang. Pada masa Sultan Adam, pusat pemerintahan berada di Keraton, Sasaran dan Pasayangan (Jl. Demang Lehman), Martapura. Ia mendapat gelar Sultan Muda Umur 11 tahun sebagai pewaris atau Putra mahkota Banjar sejak tahun 1782. Ketika kemangkatan Sultan Adam pada tanggal 1 November 1857 terjadi krisis suksesi. Ketika mangkatnya terdapat 23 Pangeran keluarga dekat Sultan Adam terdiri: A.3 anak laki-laki B.13 cucu laki-laki C.3 saudara laki-laki D.4 sepupu laki-laki (belum termasuk ratu/puteri/gusti beserta suaminya masing-masing). Tabel Distribusi Tanah Lungguh pada Masa Sultan Adam Pembukaan Tambang Batubara Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 49. Ia memerintah antara tahun 1845 – 1851. Charles Ferdinand Pahud de Mortanges, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 51. Ia memerintah antara tahun 1856 – 1861. Pada 28 September 1849, Gubernur-Jenderal Jan Jacob Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan pertambangan batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas. Pada tahun 1856 kembali dibuka tambang kedua bernama Tambang Batu Bara Julia Hermina (Banyu Irang). Batas-batas lahan konsesi tambang batubara Banyu Irang dibuat dalam perjanjian baru yang disahkan Gubernur-Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges dalam "OVEREENKOMST MET DEN SULTHAN VAN BANDJERMASIN, TOT BEPALING DER GRENZEN VAN DE CONCESSIE TOT ONTGINNING STEENKOLENMIJNEN GENd BANJOEERANG, VAN 30 APRIL 1856. (Besluit 19 Augustus 1856 No. 6.). BORNEO." Sistem Sosial pada Masa Sultan Adam Masyarakat Banjar pada pemerintahan Kesultanan terdiri dua golongan besar.
Biaju Kecil dan Sultan Adam dari Banjar · Kabupaten Kapuas dan Sultan Adam dari Banjar ·
Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
- Dalam apa yang tampaknya Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas
- Apa yang mereka miliki di Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas
- Kemiripan antara Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas
Perbandingan antara Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas
Biaju Kecil memiliki 62 hubungan, sementara Kabupaten Kapuas memiliki 88. Ketika mereka memiliki kesamaan 5, indeks Jaccard adalah 3.33% = 5 / (62 + 88).
Referensi
Artikel ini menunjukkan hubungan antara Biaju Kecil dan Kabupaten Kapuas. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi: