Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Bebas
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Dinasti Han dan Mawangdui

Pintas untuk: Perbedaan, Kesamaan, Jaccard Kesamaan Koefisien, Referensi.

Perbedaan antara Dinasti Han dan Mawangdui

Dinasti Han vs. Mawangdui

Peta pengaruh Dinasti Han. Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han". Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M). Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut ''jun''), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M. Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin. Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan ''Jun'' Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM. Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M. Manuskrip diatas sutra, abad ke-2 SM Mawangdui adalah sebuah situs arkeologi yang terlatak di Changsha, China.

Kemiripan antara Dinasti Han dan Mawangdui

Dinasti Han dan Mawangdui memiliki 10 kesamaan (dalam Unionpedia): Changsha, Dinasti Han, Guangdong, Guangxi, Hunan, Nanyue, Naskah Sutra Mawangdui, Sutra, Tiongkok, Xin Zhui.

Changsha

Changsha adalah ibu kota Hunan, sebuah provinsi di selatan tengah Republik Rakyat Tiongkok, terletak di hilir sungai Xiangjiang, sebuah cabang dari Sungai Yangtze.

Changsha dan Dinasti Han · Changsha dan Mawangdui · Lihat lebih »

Dinasti Han

Peta pengaruh Dinasti Han. Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han". Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M). Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut ''jun''), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M. Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin. Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan ''Jun'' Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM. Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M.

Dinasti Han dan Dinasti Han · Dinasti Han dan Mawangdui · Lihat lebih »

Guangdong

Guangdong adalah sebuah provinsi di pesisir tenggara Republik Rakyat Tiongkok, juga merupakan provinsi pertama yang menjadi zona ekonomi khusus yang kemudian membawa provinsi ini menjadi provinsi yang menyumbang produk domestik bruto terbesar bagi ekonomi RRT.

Dinasti Han dan Guangdong · Guangdong dan Mawangdui · Lihat lebih »

Guangxi

Guangxi adalah salah satu daerah otonomi di Republik Rakyat Tiongkok untuk suku Zhuang.

Dinasti Han dan Guangxi · Guangxi dan Mawangdui · Lihat lebih »

Hunan

Hunan (Bahasa Mandarin: 湖南 Pinyin: Hú'nán) adalah sebuah provinsi Republik Rakyat Tiongkok terletak di bagian selatan-tengah negara bagian selatan tengah mencapai dari Sungai Yangtze dan selatan Danau Dongting (maka nama Hunan, yang berarti "selatan Danau").

Dinasti Han dan Hunan · Hunan dan Mawangdui · Lihat lebih »

Nanyue

Nanyue (Nam Việt) adalah kerajaan kuno yang meliputi sebagian provinsi Guangdong, Guangxi, dan Yunnan di Tiongkok modern serta Vietnam utara modern. Nanyue didirikan pada tahun 204 SM, pada akhir keruntuhan Dinasti Qin, oleh Zhao Tuo, yang awalnya merupakan komandan militer dalam Komando Nanhai pada masa itu, dan pada awalnya Nanyue meliputi Komando Nanhai, Guilin, dan Xiang. Pada tahun 196 SM, Zhao Tuo mengirimkan upeti penghormatan kepada Kaisar Gaozu dari Han sehingga Nanyue oleh para pemimpin Han disebut sebagai "abdi asing", sebuah sinekdoke untuk negara bawahan. Sekitar tahun 183 SM, hubungan antara Nanyue dan Dinasti Han lama-kelamaan memburuk, sehingga Zhao Tuo pun mulai menggelari dirinya sendiri sebagai kaisar, sekaligus menunjukkan kedaulatan Nanyue. Kerajaan Minyue, Yelang, Ouluo dan Tongshi menyatakan ketundukan mereka kepada kekuasaan Nanyue, yang dengan demikian memperluas wilayah dan kendali Nanyue. Pada tahun 179 SM, hubungan antara Dinasti Han dan Nanyue membaik, dan Zhao Tuo sekali lagi menyatakan ketundukan, kali ini kepada Kaisar Wen dari Han sebagai negara bawahan. Penyerahan diri ini entah bagaimana dibuat-buat, karena Nanyue tampaknya memperoleh kembali otonomi dari Han, dan Zhao Tuo dipanggil sebagai "Kaisar" di seluruh Nanyue selama sisa hidupnya. Pada tahun 113 SM, pemimpin generasi keempat Zhao Xing menginginkan agar Nanyue secara formal menjadi bagian dari Kekaisaran Han. Perdana menterinya Lü Jia amat keberatan dan kemudian membunuh Zhao Xing, mengangkat kakak lelakinya Zhao Jiande sebagai kaisar dan memaksa dilancarkannya konfrontasi melawan Dinasti Han. Setahun kemudian, Kaisar Wu dari Han mengirimkan pasukan sebanyak 100.000 tentara untuk berperang melawan Nanyue. Pada akhir tahun tersebut dan awal tahun 111 SM, pasukan itu telah berhasil menghancurkan Nanyue. Kerajaan Nanyue bertahan selama 93 tahun dan memiliki lima generasi raja. Pendirian Kerajaan Nanyue menjaga tata masyarakat dan stabilitas daerah Lingnan selama kekacauan yang menyelimuti runtuhnya Dinasti Qin, dan memungkinkan daerah selatan untuk menghindari banyak penderitaan yang dialami daerah utara, terutama daerah-daerah Tiongkok Han. Kerajaan ini didirikan oleh para pemimpin yang berasal dari wilayah pusat Tiongkok, dan berperan dalam membawa birokrasi Tiongkok serta teknik pertanian dan kerajinan tangan yang lebih maju kepada para penghuni daerah selatan, serta pengetahuan mengenai bahasa Tionghoa dan sistem tulisan Tionghoa. Para pemimpin Nanyue menyebarkan kebijakan "Menyelaraskan dan Mengumpulkan Seratus Suku Yue", dan mendorong sesama rakyat Tionghoa Han untuk bermigrasi dari tanah air mereka di dekat Sungai kuning menuju selatan. Mereka mendukung asimilasi bersama untuk dua kebudayaan dan bangsa berbeda di sana, serta menyebarkan bahasa Tionghoa ke seluruh kawasan itu, meskipun banyak unsur asli kebudayaan Yue tetap terpelihara. Di Vietnam, para penguasa Nanyue disebut sebagai Dinasti Triệu. Sejarah rinci mengenai Nanyue terdapat dalam Catatan Sejarawan Agung karya sejarawan Dinasti Han Sima Qian, dan sebagian besar terdapat pada bagian (juan) 113, (Tawarikh Tertata Nanyue). Dari catatan ini didapat sebagian besar informasi mengenai Nanyue dari masa Zhao Tuo hingga Zhao Jiande dan kemunduran Nanyue.

Dinasti Han dan Nanyue · Mawangdui dan Nanyue · Lihat lebih »

Naskah Sutra Mawangdui

Teks Sutra Mawangdui Tiongkok, merupakan sebuah kumpulan karya-karya filosofis dan kedokteran yang ditulis pada sutra yang ditemukan di situs Mawangdui di Changsha, Hunan, pada tahun 1973.

Dinasti Han dan Naskah Sutra Mawangdui · Mawangdui dan Naskah Sutra Mawangdui · Lihat lebih »

Sutra

Bermacam-macam kain sutra. Sutra atau sutera adalah serat protein alami yang dapat ditenun menjadi tekstil.

Dinasti Han dan Sutra · Mawangdui dan Sutra · Lihat lebih »

Tiongkok

Republik Rakyat Tiongkok (disingkat RRT) atau secara umum disebut sebagai Tiongkok (di Indonesia) maupun China (di Dunia) adalah sebuah negara yang terletak di Asia Timur yang beribu kota di Beijing Negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia (sekitar 1,4 miliar jiwa, mayoritas merupakan suku Han) dan luas daratan 9,59 juta kilometer persegi, menjadikannya negara ke-3 terbesar di dunia. Negara ini didirikan pada tahun 1949 setelah berakhirnya Perang Saudara Tiongkok, dan sejak saat itu dipimpin dengan sistem 1 partai oleh sebuah partai tunggal, yaitu Partai Komunis Republik Rakyat Tiongkok (PKT). Sekalipun sering kali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tahun 1980-an. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai. Jadi kesimpulannya ideologi pemerintah Tiongkok adalah Komunisme tetapi ideologi ekonomi Tiongkok adalah Kapitalisme. Tiongkok Daratan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok, tidak termasuk Hong Kong, Makau, dan sementara Republik Tiongkok/Taiwan mengacu pada entitas lain yang dulu pernah memimpin Tiongkok Daratan sejak tahun 1912 hingga terusirnya pada Perang Saudara Tiongkok ke Pulau Formosa dan pulau sekitarnya pada tahun 1949. Namun Republik Tiongkok/Taiwan berhasil bertahan dan mempertahankan sisa wilayahnya hingga saat ini. Saat ini Republik Tiongkok/Taiwan hanya memimpin pulau Formosa dan pulau sekitarnya. Republik Rakyat Tiongkok mengklaim wilayah milik Republik Tiongkok/Taiwan namun tidak memerintahnya, sedangkan Republik Tiongkok/Taiwan mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Tiongkok daratan yang saat ini dikuasai Republik Rakyat Tiongkok. Pemerintahan Tiongkok sejak zaman dahulu sampai terbagi dua di zaman sekarang memiliki ekonomi paling besar dan paling kompleks di dunia selama lebih dari dua ribu tahun dan belasan dinasti Kekaisaran Tiongkok, beserta dengan beberapa masa kejayaan dan kejatuhan. Sejak diperkenalkannya reformasi ekonomi tahun 1978 oleh Presiden Deng Xiaoping, Republik Rakyat Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Per 2013, negara ini menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan total nominal GDP dan PPP, serta menjadi eksportir dan importir terbesar di dunia. Republik Rakyat Tiongkok adalah negara yang memiliki senjata nuklir dan memiliki tentara aktif terbesar dunia, dengan belanja militer terbesar kedua dunia. Republik Rakyat Tiongkok menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1971, di mana ia menggantikan dan mengusir Republik Tiongkok/Taiwan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Republik Rakyat Tiongkok juga menjadi anggota berbagai macam organisasi lain seperti WTO, APEC, BRICS, Shanghai Cooperation Organization, BCIM dan G-20. Republik Rakyat Tiongkok adalah kekuatan besar di Asia, dan menjadi negara super yang potensial menurut beberapa pengamat.

Dinasti Han dan Tiongkok · Mawangdui dan Tiongkok · Lihat lebih »

Xin Zhui

Xin Zhui (†168 SM), juga dikenal sebagai Lady Dai atau Markis Dai, merupakan istri Li Cang (利蒼利蒼), Markis Dai, pada masa Dinasti Han Barat, Tiongkok kuno.

Dinasti Han dan Xin Zhui · Mawangdui dan Xin Zhui · Lihat lebih »

Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

Perbandingan antara Dinasti Han dan Mawangdui

Dinasti Han memiliki 560 hubungan, sementara Mawangdui memiliki 16. Ketika mereka memiliki kesamaan 10, indeks Jaccard adalah 1.74% = 10 / (560 + 16).

Referensi

Artikel ini menunjukkan hubungan antara Dinasti Han dan Mawangdui. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi:

Hei! Kami di Facebook sekarang! »