Kemiripan antara Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana memiliki 7 kesamaan (dalam Unionpedia): Hindia Belanda, Indonesia, Mangkubumi, Martapura (disambiguasi), Putra mahkota, Soekarno, Sultan Adam dari Banjar.
Hindia Belanda
Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda (Nederlands(ch)-Indië) adalah sebuah daerah pendudukan Belanda yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama Republik Indonesia.
Hindia Belanda dan Pangeran Mohammad Noor · Hindia Belanda dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana ·
Indonesia
Indonesia, dikenal dengan nama resmi Republik Indonesia atau lebih lengkapnya Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Oseania sehingga dikenal sebagai negara lintas benua, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Indonesia dan Pangeran Mohammad Noor · Indonesia dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana ·
Mangkubumi
Mangkubumi (juga disebut sebagai Rijksbestierder dalam bahasa Belanda, Bendahara, Pepatih Dalem, Perdipati, Pabbicara Butta, Tuan Bicara, Raja Bicara, atau Tomarilaleng) adalah sebutan untuk perdana menteri yang pernah dipakai pada kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
Mangkubumi dan Pangeran Mohammad Noor · Mangkubumi dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana ·
Martapura (disambiguasi)
Tidak ada deskripsi.
Martapura (disambiguasi) dan Pangeran Mohammad Noor · Martapura (disambiguasi) dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana ·
Putra mahkota
Putra mahkota atau putri mahkota adalah calon pewaris tahta pada suatu monarki.
Pangeran Mohammad Noor dan Putra mahkota · Putra mahkota dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana ·
Soekarno
Dr. (H.C.) Ir. H. Soekarnocat. (Ejaan Republik: Sukarno, ꦯꦸꦑꦂꦟ) adalah seorang politikus yang berperan penting dalam Revolusi Nasional Indonesia dan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pertama sejak 1945 hingga 1967.
Pangeran Mohammad Noor dan Soekarno · Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dan Soekarno ·
Sultan Adam dari Banjar
Tempat Pemakaman Sultan Adam Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدمالواثق بالله) (bin Sultan Sulaiman Saidullah II) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 3 Juni 1825-1 November 1857. Al-Watsiq Billah merupakan gelar yang digunakan para Khalifah dinasti Abbasiyah. Sultan Adam dilahirkan di desa Karang Anyar, Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Anak pertama Sultan Sulaiman sebenarnya seorang perempuan bernama Ratu Umi, sedangkan Sultan Adam merupakan yang anak kedua dan juga merupakan adalah anak laki-laki pertama Sultan Adam. Sultan Adam salah seorang putra-putri dari Sultan Sulaiman Rahmatullah yang berjumlah 23 orang. Sultan Adam memiliki saudara kandung sebanyak 6 orang dan saudara seayah 17 orang. Pada masa Sultan Adam, pusat pemerintahan berada di Keraton, Sasaran dan Pasayangan (Jl. Demang Lehman), Martapura. Ia mendapat gelar Sultan Muda Umur 11 tahun sebagai pewaris atau Putra mahkota Banjar sejak tahun 1782. Ketika kemangkatan Sultan Adam pada tanggal 1 November 1857 terjadi krisis suksesi. Ketika mangkatnya terdapat 23 Pangeran keluarga dekat Sultan Adam terdiri: A.3 anak laki-laki B.13 cucu laki-laki C.3 saudara laki-laki D.4 sepupu laki-laki (belum termasuk ratu/puteri/gusti beserta suaminya masing-masing). Tabel Distribusi Tanah Lungguh pada Masa Sultan Adam Pembukaan Tambang Batubara Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 49. Ia memerintah antara tahun 1845 – 1851. Charles Ferdinand Pahud de Mortanges, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 51. Ia memerintah antara tahun 1856 – 1861. Pada 28 September 1849, Gubernur-Jenderal Jan Jacob Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan pertambangan batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas. Pada tahun 1856 kembali dibuka tambang kedua bernama Tambang Batu Bara Julia Hermina (Banyu Irang). Batas-batas lahan konsesi tambang batubara Banyu Irang dibuat dalam perjanjian baru yang disahkan Gubernur-Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges dalam "OVEREENKOMST MET DEN SULTHAN VAN BANDJERMASIN, TOT BEPALING DER GRENZEN VAN DE CONCESSIE TOT ONTGINNING STEENKOLENMIJNEN GENd BANJOEERANG, VAN 30 APRIL 1856. (Besluit 19 Augustus 1856 No. 6.). BORNEO." Sistem Sosial pada Masa Sultan Adam Masyarakat Banjar pada pemerintahan Kesultanan terdiri dua golongan besar.
Pangeran Mohammad Noor dan Sultan Adam dari Banjar · Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dan Sultan Adam dari Banjar ·
Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
- Dalam apa yang tampaknya Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
- Apa yang mereka miliki di Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
- Kemiripan antara Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
Perbandingan antara Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
Pangeran Mohammad Noor memiliki 68 hubungan, sementara Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana memiliki 45. Ketika mereka memiliki kesamaan 7, indeks Jaccard adalah 6.19% = 7 / (68 + 45).
Referensi
Artikel ini menunjukkan hubungan antara Pangeran Mohammad Noor dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi: