Kemiripan antara Sultan Banjar dan Tahmidullah
Sultan Banjar dan Tahmidullah memiliki 16 kesamaan (dalam Unionpedia): Distrik Negara, Hamidullah dari Banjar, Inayatullah dari Banjar, Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, Martapura (disambiguasi), Muhammad dari Banjar, Mustain Billah dari Banjar, Panembahan Kusuma Dilaga, Pangeran Mangkubumi, Saidullah dari Banjar, Suku Dayak Ngaju, Sunan Nata Alam, Tahlilullah, Tahmidullah, Tamjidillah I.
Distrik Negara
'''Kabupaten Hulu Sungai Selatan''' 150px Seorang Kiai Kepala Distrik Negara beserta isterinya pada tahun 1915. Peta Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo, Distrik Negara no. VIII Wilayah Distrik Negara (warna biru) yang sekarang terbagi menjadi tiga kecamatan Daha Utara, Daha Barat, dan Daha Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Belanda. Anak-anak di Negara. Pasar di Negara. Distrik Negara atau Nagara Daha adalah bekas distrik (kedemangan) yang merupakan bagian dari wilayah administratif Onderafdeeling Amandit dan Negara pada zaman kolonial Hindia Belanda dahulu.
Distrik Negara dan Sultan Banjar · Distrik Negara dan Tahmidullah ·
Hamidullah dari Banjar
Pangeran Dipati Sena bergelar Pangeran Bata Kuning atau Paduka Seri Sultan Chamidullah (Hamidullah) atau Sultan Ilhamid Illah / Sultan Kuning (bin Sultan Tahmidullah ke-1) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1730 - 1734 atau 1745-1752.
Hamidullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Hamidullah dari Banjar dan Tahmidullah ·
Inayatullah dari Banjar
Makam Sultan Inayatullah Pangeran Dipati Tuha (ke-1) dengan nama pemasyuran Ratu AgungISBN 983-62-1240-X atau Ratu Lama atau nama di dalam khubah sholat Sultan Inayatullah atau Ahzal Allah atau Sultan Indallah adalah Sultan Banjar antara tahun 1636/1642-1645.
Inayatullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Inayatullah dari Banjar dan Tahmidullah ·
Kayu Tangi
Kayu Tangi atau Kajoe Tangi atau Cagu-Tangie atau Caytongee atau Caytonge atau Cotatengah (Karang Tengah) atau Caytonja adalah nama tempat historis yang menjadi lokasi ibu kota Kesultanan Banjar pada masa Sultan Tahlilullah, yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Kayu Tangi dan Sultan Banjar · Kayu Tangi dan Tahmidullah ·
Kesultanan Banjar
Maharaja Pandu Dewata adalah leluhur Raja-raja Banjar menurut Hikayat Sang Bima. Gambar kraton/istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura pada tahun 1843. Profil Bangsawan Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat. Profil gadis Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat. Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Kesultanan Banjar dan Sultan Banjar · Kesultanan Banjar dan Tahmidullah ·
Martapura (disambiguasi)
Tidak ada deskripsi.
Martapura (disambiguasi) dan Sultan Banjar · Martapura (disambiguasi) dan Tahmidullah ·
Muhammad dari Banjar
Pangeran Muhammad atau Tuan Almusyarafat Pangeran Ratu Anum gelar abhiseka Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah atau Sultan Muhammadillah Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986 atau Sultan Tahmid Billah atau Sultan Martapura (bin Sultan Hamidullah / il-Hamidullah /Sultan Kuning adalah Sultan Banjar antara tahun 1759-1761. Ia merupakan saudara ipar dari Panembahan Batu., walaupun ada juga yang menyebut antara Pangeran Tachmit dengan Pangeran Natta (Tahmidillah II) sebagai saudara tirinya. Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Raja Banjar Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 10 September 1759 sampai 17 Juni 1760. Pangeran Muhammad atau Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah adalah putera dari Sultan Hamidullah/Sultan Kuning. Muhammad yang berhasil naik tahta setelah mengkudeta pamannya yang sebenarnya adalah Wali Sultan. Sultan Muhammad wafat pada 16 Januari 1761, dengan meninggalakan puteranya yaitu Abdullah yang masih berumur tujuh tahun. Di samping dibantu oleh Mangkubumi Pangeran Wira Nata (sepupu Sultan Muhammad), Sultan Muhammad juga dibantu oleh dua orang keponakannya Pangeran Jiwakusuma dan Pangeran Jiwanegara sebagai menteri dalam negeri yang masing disebut Mantri Panganan (Bentara kanan) dan Mantri Pangiwa (Bentara kiri), dan saudara tiri Sultan Muhammad bernama Gusti Wiramanggala dilantik sebagai salah seorang mantri sikap Keturunannya.
Muhammad dari Banjar dan Sultan Banjar · Muhammad dari Banjar dan Tahmidullah ·
Mustain Billah dari Banjar
Pangeran Senapati bergelar Sultan Musta'ainu-Billah (Arab: سلطان المستعين بالله) atau Soeltan Moesta'in Allah atau Moestakim Billah adalah Sultan Banjar IV yang memerintah antara 1595-1642. Ia menggantikan ayahnya Sultan Hidayatullah (Sultan Banjar III). Nama Sultan Banjar ini mendapat inspirasi dari khalifah Abbasiyah bernama Al-Musta'in. Ia mencapai usia yang panjang. Dalam Hikayat Banjar, ia digambarkan pandai berenang dan menyelam serta memiliki fisik yang kuat. Menurut laporan Belanda, pada masa tuanya ia menjadi tidak waras (pikun) sehingga menyerahkan putera-puteranya untuk menjalankan pemerintahan. Sultan Mustain Billah merupakan Raja Banjar yang berdarah Biaju dan pendiri Kota Martapura. Suku Dayak Ngaju menyebut masa pemerintahan Sultan ini dengan sebutan zaman Raja Helu Maruhum Usang.
Mustain Billah dari Banjar dan Sultan Banjar · Mustain Billah dari Banjar dan Tahmidullah ·
Panembahan Kusuma Dilaga
Pangeran Suria Dilaga bergelar Panembahan Kusuma Dilaga (bin Sultan Amrullah Bagus Kesuma) adalah wakil Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1717/20 sampai tahun 1730.
Panembahan Kusuma Dilaga dan Sultan Banjar · Panembahan Kusuma Dilaga dan Tahmidullah ·
Pangeran Mangkubumi
" Sebab perkara sepuluh, sebelas dan duabelas dari kontrak lama ada salah sedikit dari pada nama didalam dia punja Melaju maka diatur sekarang jang tersebut dibawah ini adanja.
Pangeran Mangkubumi dan Sultan Banjar · Pangeran Mangkubumi dan Tahmidullah ·
Saidullah dari Banjar
Sultan Sa'idullahISBN 983-62-1240-X (Sultan Sa'idillah Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986)) alias Ratu Anom atau Sultan Ratu ISBN 978-0-521-53135-1 adalah Sultan Banjar tahun 1647-1660. Sultan Saidullah merupakan gelar yang dipakai dalam khutbah, sedangkan gelar yang dimasyhurkan/dipopulerkan adalah Ratu Anom. Sesuai gelarnya Ratu Anom yang bermakna raja yang masih muda, maka dalam menjalankan kekuasaannya dia sangat tergantung dengan pamannya Panembahan di Darat yang menjabat mangkubumi semenjak almarhum Sultan Inayatullah (ayahandanya). Setelah menjabat mangkubumi selama lima tahun Panembahan di Darat mangkat, kemudian digantikan oleh Ratu Bagawan (Raja Kotawaringin I). Ratu Bagawan ini semula menjadi raja muda di Kotawaringin, kemudian ia menyerahkan tahta kotawaringin kepada puteranya yang bernama Ratu Amas. Ratu Bagawan menjabat mangkubumi di pusat Kesultanan Banjar selama lima tahun kemudian mengundurkan diri karena alasan uzur maka kemudian jabatan mangkubumi diserahkannya kepada Pangeran Dipati Tapesana yang bergelar Pangeran Dipati Mangkubumi. Ketiga orang tersebut merupakan paman Ratu Anom. Masa kekuasaan Ratu Anom selama lima belas tahun (1645-1660). Jarak waktu antara mangkatnya Sultan Inayatullah hingga dia ditabalkan sebagai Sultan Banjar adalah hampir sekitar satu tahun. Selama masa tersebut kekuasaan "dipegang" oleh mangkubumi. Menurut tradisi suksesi kesultanan yang berjalan normal, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, salah seorang puteranya kelak akan dilantik sebagai Sultan dan seorang yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia. Dalam suksesi yang berjalan wajar semestinya pengganti Panembahan di Darat (Pangeran Dipati Anom ke-1) sebagai mangkubumi adalah saudara Sultan Saidullah yaitu Pangeran Kasuma Lalana/Pangeran Dipati Anom (ke-2), tetapi hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kelak pada tahun 1663 Pangeran Dipati Anom (ke-2) mengambil alih dengan paksa jabatan Pangeran Dipati Mangkubumi/Pangeran Dipati Tapesana yang saat itu menjadi Penjabat Sultan Banjar bergelar Sultan Rakyatullah (1660-1663).
Saidullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Saidullah dari Banjar dan Tahmidullah ·
Suku Dayak Ngaju
Suku Dayak Ngaju (Biaju) adalah suku asli di Kalimantan Tengah.
Suku Dayak Ngaju dan Sultan Banjar · Suku Dayak Ngaju dan Tahmidullah ·
Sunan Nata Alam
Makam Sultan Tahmidillah di Desa Dalam Pagar, Martapura, Banjar Pangeran Nata Negara atau Nata Dilaga bergelar Sultan Tamhidillah atau Sulthan Tahmidillah (tepatnya Tahhmid Illah II) atau Wira Nata atau Panembahan Ratoe atau Susunan Sultan Sulaiman Saidullah (ke-1) atau Sunan Nata Alam atau Panembahan Batoe adalah mangkubumi dan Wali Sultan Banjar tahun 1761-1801. atau 1778-1808. Pangeran / raja ini menyebut dirinya Soesoehoenan Natahahalam; tetapi telah mendedikasikan pemerintah untuk putra tertuanya, di bawah pengawasannya, dengan nama Sulthan Sleeman Schahidullach. Istana yang dulunya bertempat tinggal di Caijoe-tangie, telah dibubarkan sejak tahun 1771, menjadi Marthapora: tempat kaum Sulthon membangun kota besar dan menggali sungai yang sangat lebar, terbagi menjadi dua bagian: dan juga nama dari Marthapoera di Boemie Kintjana, diubah. Ia kemudian memberi gelar kepada putera sulungnya Pangeran ratu Sultan Soleman menjadi Sulthan Sleeman Schahidullach / Sultan Sulaiman Saidullah (ke-2) dan ia sendiri selanjutnya bergelar sunan yang dianggapnya sebagai gelar yang lebih tinggi sehingga menjadi Sunan Sulaiman Saidullah dan juga menyebut dirinya Sunan Nata Alam. Semula ia menjadi mangkubumi Sultan Muhammad (sepupunya dan iparnya), dengan sebutan Pangeran Nata Mangkubumi. Sejak mangkatnya Sultan Muhammad pada tahun 1761, ia menjadi Wali Sultan dengan gelar Panembahan Kaharoeddin Haliloellah (EYD: Panembahan Kaharuddin Halilullah). Pada tahun 1762 ia naik tahta dengan gelar Sultan Akamuddin Saidullah (mulai Oktober 1762). Ia menggantikan Sultan Muhammad yang mangkat karena sakit paru-paru yang dideritanya sejal awal pemerintahnya (1759) dengan meninggalkan putera-puteri yang masih kecil. Atas perintah Dewan Mahkota tahun 1762 saudaranya yang bernama Pangeran Prabujaya dilantik menjadi mangkubumi (kepala pemerintahan). Sejak tahun 1767 ia melantik puteranya yang masih berusia 6 tahun sebagai Sultan dengan gelar Sultan Sulaiman yang dianggap sebagai pewaris Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah (Muhammadillah). Jadi Sunan Nata Alam atau Tahmidillah 2 merupakan ipar (zwager) Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah. Sultan Sulaiman lahir pada tahun 1761 yang merupakan tahun mangkatnya Sultan Muhammad Aminullah. Ia juga dikenal dengan nama Sultan Tamhidillah atau Tahmidillah II yang merupakan paduan dari kata Tahmid dan Allah, secara harafiah Tahmid berarti keadaan menyampaikan pujian atau rasa syukur berkali-kali (kepada Allah). Sultan Tahmidillah II menikah dengan Puteri Lawiyah, anak Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammadillah. Sebagai legitimasi, maka dalam silsilah raja-raja Banjar menarik garis keturunan pewaris tahta dari Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammad, dan bukan dari garis keturunan Sultan Tamjidillah I. Sultan Tamjidillah I merupakan mangkubumi Sultan Kuning (ayahanda Sultan Muhammad). Sultan Tamjidillah I atau Sultan Tamjidullah I adalah ayahanda Sultan Tamhidillah /Sultan Tahmidillah II Jalur Silsilah Ratu Maemunah Yang Di Peristri Pangeran said Zein ♀ Syarifah Intan anak♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR).
Sultan Banjar dan Sunan Nata Alam · Sunan Nata Alam dan Tahmidullah ·
Tahlilullah
Makam Sultan Tahlilullah di Keraton, Martapura, Kabupaten Banjar Raden Bagus bergelar Soeria Angsa 02/ Suriansyah II (Suria Diwangsa) atau Sultan Amarullah (Amru'llah) Bagus Kasuma atau Sultan Tahlilullah/Tahirullah (bin Sultan Saidullah) adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1660-1700/12.
Sultan Banjar dan Tahlilullah · Tahlilullah dan Tahmidullah ·
Tahmidullah
Sultan Suria Alam alias Sultan Tahmidullah Panembahan Tengah(bin Sultan Tahirullah bin al-Maliku'llah) adalah Raja Banjar (Kayu Tangi) yang memerintah tahun 1700-1717.
Sultan Banjar dan Tahmidullah · Tahmidullah dan Tahmidullah ·
Tamjidillah I
Panembahan Badarul Alam atau Panembahan Sepuh/Sultan Tamdjidoellah 1 (bin Sulthan Tahmid Illah I/Panembahan Tengah/Tahliloellah bin Sulthan Tahirullah/Amarullah Bagus Kasuma) adalah Wali Sultan Banjar antara tahun 1734-1759http://britishlibrary.typepad.co.uk/asian-and-african/2015/08/early-malay-trading-permits-from-borneo.html atau 1752-1765.
Sultan Banjar dan Tamjidillah I · Tahmidullah dan Tamjidillah I ·
Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
- Dalam apa yang tampaknya Sultan Banjar dan Tahmidullah
- Apa yang mereka miliki di Sultan Banjar dan Tahmidullah
- Kemiripan antara Sultan Banjar dan Tahmidullah
Perbandingan antara Sultan Banjar dan Tahmidullah
Sultan Banjar memiliki 154 hubungan, sementara Tahmidullah memiliki 70. Ketika mereka memiliki kesamaan 16, indeks Jaccard adalah 7.14% = 16 / (154 + 70).
Referensi
Artikel ini menunjukkan hubungan antara Sultan Banjar dan Tahmidullah. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi: