Kami sedang bekerja untuk memulihkan aplikasi Unionpedia di Google Play Store
KeluarMasuk
🌟Kami menyederhanakan desain kami untuk navigasi yang lebih baik!
Instagram Facebook X LinkedIn

Aksara Kawi

Indeks Aksara Kawi

Aksara Jawa Kuno atau Aksara Kawi (dari bahasa Sanskerta: kavi, yang berarti "pujangga") adalah aksara historis yang digunakan di wilayah Asia Tenggara maritim khususnya di Pulau Jawa sekitar abad ke-8 hingga 16.

Daftar Isi

  1. 106 hubungan: Abjad Pegon, Aksara Bali, Aksara Baybayin, Aksara Buda, Aksara Buhid, Aksara Hanunó'o, Aksara Incung, Aksara Jawa, Aksara Khmer, Aksara Komering, Aksara Lontara, Aksara Makassar Kuno, Aksara Nusantara, Aksara Pallawa, Aksara Rejang, Aksara Sasak, Aksara Sunda, Aksara Sunda Kuno, Aksara Tagbanwa, Bahasa Jawa, Bahasa Jawa Kuno, Bahasa Makassar, Bahasa Melayu, Bahasa Melayu Klasik, Bahasa Melayu Malaysia, Bahasa Melayu Modern, Bahasa suku, Bahasa Sunda Kuno, Bahasa Tagalog Kuno, Bahasa Tengger, Bubuksah dan Gagangaking, Candi Gumpung, Candi Kedulan, Candi Sitopayan, Candi Sukuh, Dapunta Selendra, Donggo, Bima, Ga gora, Hanacaraka, Kapitayan, Kejawen, Kerajaan Kadiri, Kerajaan Sunda, Masjid Al-Muqarrabin, Medang, Naskah Wangsakerta, Orang Austronesia, Orang Minangkabau, Pegunungan Dieng, Prasasti Adan-adan, ... Memperluas indeks (56 lebih) »

Abjad Pegon

Abjad Pegon (Bahasa Jawa/Bahasa Sunda: ابجد ڤَيڮَون, Abjad Pégon; Bahasa Madura: أبجٓاد ڤَيک࣭و, Abjâd Pèghu) adalah abjad Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa, Madura dan Sunda.

Lihat Aksara Kawi dan Abjad Pegon

Aksara Bali

Aksara Bali, juga dikenal sebagai Hanacaraka, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Bali.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Bali

Aksara Baybayin

Aksara Baybayin atau Aksara Tagalog adalah salah satu aksara daerah di Filipina.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Baybayin

Aksara Buda

Aksara Buda atau Aksara Gunung adalah sejenis aksara arkais yang berdasarkan bentuknya masih memiliki kedekatan dengan aksara Kawi.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Buda

Aksara Buhid

Buhid (ᝊᝓᝑᝒᝇ), adalah sebuah Aksara Brahmi asli Filipina, berkaitan dengan Aksara Baybayin, dan sekarang digunakan oleh masyarakat Mangyan untuk menulis bahasa mereka, Buhid.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Buhid

Aksara Hanunó'o

Aksara Hanunó'o adalah salah satu aksara asli Filipina dan digunakan oleh orang-orang Mangyan di Mindoro selatan untuk menulis bahasa Hanunó'o.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Hanunó'o

Aksara Incung

Aksara Incung atau Surat Incung (bahasa Kerinci: Suhat Incoung) adalah jenis aksara Abugida yang digunakan untuk menulis oleh Suku Kerinci.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Incung

Aksara Jawa

Aksara Jawa, juga dikenal sebagai Hanacaraka, Carakan, atau Dentawyanjana, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di pulau Jawa.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Jawa

Aksara Khmer

Aksara Khmer adalah abugida yang digunakan untuk menulis bahasa Khmer (bahasa resmi Kamboja).

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Khmer

Aksara Komering

Aksara Komering adalah salah satu aksara yang ada di Sumatera Selatan, aksara ini mirip dengan Aksara Lampung dan Aksara Ogan hanya beberapa bentuk huruf saja yang berbeda.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Komering

Aksara Lontara

Aksara Lontara, juga dikenal sebagai aksara Bugis, aksara Bugis-Makassar, atau aksara Lontara Baru adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Lontara

Aksara Makassar Kuno

Aksara Makassar (Ukiri' Jangang-jangang dalam bahasa Makassar) adalah salah satu aksara historis Indonesia yang pernah digunakan di Sulawesi Selatan untuk penulisan bahasa Makassar antar abad 17 M hingga abad 19 M ketika fungsinya tergantikan oleh aksara Lontara Bugis.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Makassar Kuno

Aksara Nusantara

Aksara Nusantara merupakan ragam aksara atau tulisan tradisional yang digunakan di wilayah Nusantara.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Nusantara

Aksara Pallawa

Aksara Pallawa atau kadang kala ditulis sebagai Pallava adalah sebuah aksara yang berasal dari India bagian selatan dengan bahasanya yang bernama bahasa Sanskerta.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Pallawa

Aksara Rejang

Aksara Rejang adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berasal dari wilayah Sumatra bagian selatan dan Bengkulu.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Rejang

Aksara Sasak

Aksara Sasak atau dikenal sebagai Aksara Jejawaan Sasak adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Lombok.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Sasak

Aksara Sunda

Aksara Sunda Baku ialah sistem penulisan yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda kontemporer, ia juga merupakan hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Sunda

Aksara Sunda Kuno

Aksara Sunda Kuno merupakan aksara yang berkembang di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-14 sampai abad ke-18 yang pada awalnya digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Sunda Kuno

Aksara Tagbanwa

Tagbanwa, dikenal juga sebagai Apurahuano, adalah salah satu aksara asli Filipina.

Lihat Aksara Kawi dan Aksara Tagbanwa

Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa Austronesia yang utamanya dituturkan oleh penduduk bersuku Jawa di wilayah bagian tengah dan timur pulau Jawa.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Jawa

Bahasa Jawa Kuno

Bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi (Jawa: ꦨꦴꦰꦴꦗꦮ) adalah fase tertua dari bahasa Jawa yang dituturkan di bagian Tengah dan Timur pulau Jawa, termasuk di beberapa daerah di pulau Madura dan Bali.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Jawa Kuno

Bahasa Makassar

Bahasa Makassar (basa Mangkasaraʼ; Jangang-jangang:; Lontara: ᨅᨔ ᨆᨀᨔᨑ) adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang lazimnya dituturkan oleh penduduk bersuku Makassar di sebagian wilayah Sulawesi Selatan, Indonesia.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Makassar

Bahasa Melayu

Bahasa Melayu (Jawi: بهاس ملايو, Rejang) merupakan sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan terutama di Asia Tenggara Maritim.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Melayu

Bahasa Melayu Klasik

Bahasa Melayu Klasik adalah bentuk bahasa Melayu yang dipakai oleh Kesultanan Melaka (abad ke-14), Kesultanan Aceh, dan sejumlah entitas politik lain di sekitarnya, hingga abad ke-18.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Melayu Klasik

Bahasa Melayu Malaysia

Bahasa Melayu Malaysia atau bahasa Malaysia, biasa disebut bahasa Melayu saja adalah bentuk bahasa Melayu yang dibakukan dan digunakan sebagai bahasa kebangsaan resmi di Malaysia menurut baku yang ditetapkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Melayu Malaysia

Bahasa Melayu Modern

Bahasa Melayu Modern adalah bahasa yang dituturkan pada abad ke-20 hingga kini, yaitu setelah kedatangan penjajah Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Melayu Modern

Bahasa suku

Bahasa suku bahasa tribal (tribal language) atau bahasa etnis (ethnic language) adalah merupakan sebuah bahasa yang secara khusus dituturkan oleh suatu kelompok etnis atau suku bangsa tertentu.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa suku

Bahasa Sunda Kuno

Bahasa Sunda Kuno adalah tahap pendahulu dari apa yang sekarang dikenal sebagai bahasa Sunda beserta segala variannya yang diketahui pernah dituturkan dan tercatat pada prasasti dan naskah-naskah lontar kuno di wilayah pulau Jawa bagian barat.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Sunda Kuno

Bahasa Tagalog Kuno

Bahasa Tagalog Kuno (Lumang Tagalog; Baybayin: pra-virama: ᜎᜓᜋ ᜆᜄᜎᜓ, pasca-virama krus kudlit: ᜎᜓᜋᜅ᜔ ᜆᜄᜎᜓᜄ᜔; pasca-virama pamudpod: ᜎᜓᜋᜅ᜴ ᜆᜄᜎᜓᜄ᜴), adalah bentuk paling awal dari bahasa Tagalog yang dituturkan pada zaman Pra-Kolonial.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Tagalog Kuno

Bahasa Tengger

Bahasa Jawa Tengger adalah suatu bahasa Jawa yang dituturkan oleh masyarakat orang Jawa Tengger, berasal dari wilayah Pegunungan Tengger dan sekitarnya di Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Bahasa Tengger

Bubuksah dan Gagangaking

Bubukṣah dan Gagangaking (variasi nama: Bubhuksah, Bela-belu yang dalam versi lisan Jawa modern terkadang ditambah gelar "syekh", Gagakaking, Dami Aking) adalah suatu cerita rakyat didaktis yang popular dari masa Majapahit, dan hingga sekarang diwariskan turun-temurun, baik secara lisan maupun tertulis (pada helai lontar, khususnya di Bali).

Lihat Aksara Kawi dan Bubuksah dan Gagangaking

Candi Gumpung

Candi Gumpung dikompleks percandian Muaro Jambi Candi Gumpung merupakan salah satu candi yang berada dalam kawasan cagar budaya Muara Jambi, Provinsi Jambi.

Lihat Aksara Kawi dan Candi Gumpung

Candi Kedulan

Candi Kedulan yang masih dalam perbaikan. Candi Kedulan (Candhi Kédhulan) adalah situs purbakala bercorak agama Hindu yang terletak Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lihat Aksara Kawi dan Candi Kedulan

Candi Sitopayan

Candi Sitopayan adalah candi yang terletak di Desa Sitopayan, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lihat Aksara Kawi dan Candi Sitopayan

Candi Sukuh

Bangunan Utama Candi Sukuh. Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi Hindu yang secara administrasi terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Candi Sukuh

Dapunta Selendra

Prasasti Sojomerto, yaitu prasasti peninggalan Wangsa Sailendra pada akhir abad ke-7 Dapunta Selendra (berasal dari bahasa Sanskerta gabungan kata Śaila dan Indra, yang berarti "Raja Gunung", adalah leluhur dari Wangsa Sailendra yang pernah dianggap sebagai cikal bakal Wangsa Sailendra. Namanya disebut dalam Prasasti Sojomerto (awal abad VII M) beraksara Kawi berbahasa Melayu Kuno yang dikeluarkan oleh Dapunta Selendra pendiri Wangsa Sailendra yang berkuasa di Jawa dan Sumatra.

Lihat Aksara Kawi dan Dapunta Selendra

Donggo, Bima

Warga salah satu desa di daerah Donggo (tahun 1930–an) Donggo adalah sebuah kecamatan di kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Lihat Aksara Kawi dan Donggo, Bima

Ga gora

Ga gora adalah variasi dari aksara Ga dalam aksara Bali, yang melambangkan bunyi yang disusul oleh bunyi di belakangnya.

Lihat Aksara Kawi dan Ga gora

Hanacaraka

Hanacaraka adalah sebutan untuk sejumlah aksara serumpun yang terutama digunakan di pulau Jawa dan Bali.

Lihat Aksara Kawi dan Hanacaraka

Kapitayan

Kapitayan (dari ꦏꦥꦶꦠꦪꦤ꧀) adalah salah satu agama kuno masyarakat pulau Jawa; yaitu terutama bagi mereka yang beretnis Jawa sejak era paleolitik, mesolitik, neolitik dan megalit.

Lihat Aksara Kawi dan Kapitayan

Kejawen

Simbol religius Hyang dalam Aksara Jawa dengan menggunakan cakrabindu artinya simbol yang disucikan. Kejawen (Jawa: Kajawèn; Carakan: ꦏꦗꦮꦺꦤ꧀; Pegon: كَجَوٓينْ) adalah pandangan hidup yang dianut di sebagian Pulau Jawa oleh suku Jawa.

Lihat Aksara Kawi dan Kejawen

Kerajaan Kadiri

Kerajaan Kadiri, Kediri disebut juga dengan Daha atau Panjalu (Pañjalu) adalah sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang terdapat di Jawa Timur, antara tahun 1042–1222.

Lihat Aksara Kawi dan Kerajaan Kadiri

Kerajaan Sunda

Kerajaan Sunda (ᮊ| |Karajaan Sunda) adalah kerajaan yang pernah ada antara tahun 699 masehi dan 1579 Masehi di bagian barat pulau Jawa Sekarang terdiri di wilayah dari provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, sebagian wilayah barat Provinsi Jawa Tengah, serta meliputi sebagian wilayah selatan Pulau Sumatra.

Lihat Aksara Kawi dan Kerajaan Sunda

Masjid Al-Muqarrabin

Masjid Al-Muqarrabin adalah sebuah masjid yang terletak di desa Labala (desa Leworaja), Kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Lihat Aksara Kawi dan Masjid Al-Muqarrabin

Medang

Kerajaan Medang (bahasa Jawa Kuno: 75px; kaḍatwan mḍaŋ) atau sering disebut Mataram Kuno adalah kerajaan talasokrasi yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8 M, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10 M, yang didirikan oleh Sanjaya.

Lihat Aksara Kawi dan Medang

Naskah Wangsakerta

Naskah Wangsakerta adalah sekumpulan naskah yang diklaim sebagai disusun oleh sebuah panitia yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta dari Cirebon.

Lihat Aksara Kawi dan Naskah Wangsakerta

Orang Austronesia

Bangsa Austronesia atau suku-suku penutur bahasa Austronesia adalah sekumpulan etnolinguistik atau gabungan berbagai etnis besar di benua Asia (khususnya Asia Tenggara), sebagian Oseania dan sebagian kecil Afrika yang memakai bahasa-bahasa dari keluarga Austronesia.

Lihat Aksara Kawi dan Orang Austronesia

Orang Minangkabau

Minangkabau atau disingkat Minang (Jawi: ميناڠكاباو) merupakan kelompok etnik pribumi Nusantara yang menghuni Sumatera bagian tengah, Indonesia.

Lihat Aksara Kawi dan Orang Minangkabau

Pegunungan Dieng

Pemandangan pegunungan/perbukitan Dieng, dari atas Gunung Parahu. Pegunungan Dieng (Pagunungan Dièng) adalah kawasan pegunungan yang membentang dari wilayah barat Kabupaten Wonosobo, wilayah timur Kabupaten Banjarnegara, wilayah selatan Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan di Provinsi Jawa Tengah; sekaligus menjadi batas alamiah bagi keempat kabupaten tersebut.

Lihat Aksara Kawi dan Pegunungan Dieng

Prasasti Adan-adan

Prasasti Adan-adan adalah sebutan untuk tujuh belas lempengan prasasti berbahan perunggu yang ditemukan Mayangrejo, Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, pada tanggal 2 Maret 1992.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Adan-adan

Prasasti Ampeldento

Prasasti Ampeldento hanya memuat tiga baris kalimat dalam aksara Kawi.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Ampeldento

Prasasti Babahan

Prasasti Babahan merupakan kumpulan dari beberapa lempeng tembaga, yang ditemukan di Pura Puseh Jambelangu, Desa Adat Bolangan, yaitu di Desa Babahan, Penebel, Tabanan, Bali.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Babahan

Prasasti Batugana I

Prasasti Batugana I. Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara. Prasasti Batugana I, atau disebut juga Prasasti Panai, adalah sebuah prasasti yang bertuliskan aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno, yang ditemukan di sekitar Candi Bahal I, di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Batugana I

Prasasti Batutulis

Prasasti Batutulis pada tahun 1920-an Prasasti Batutulis pada tahun 1920-an Prasasti Batutulis (Aksara Sunda Baku) terletak di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Batutulis

Prasasti Besole

Prasasti Besole adalah prasasti berbahan batu dengan tinggi 157 sentimeter dan lebar terlebar 83 sentimeter.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Besole

Prasasti Bukateja

Prasasti Bukateja (foto diambil tahun 1890, sumber: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) Prasasti Bukateja adalah sebuah dokumen berbentuk lempengan emas yang ditemukan dalam koleksi pribadi keluarga Tan Oen Dji, yang tinggal di Bukateja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Bukateja

Prasasti Camundi

Prasasti Camundi, tertulis pada bagian belakang Arca Dewi Camundi. Koleksi Museum Trowulan, Mojokerto. Prasasti Camundi (juga disebut Prasasti Camunda) adalah sebuah prasasti dari Kerajaan Singhasari, yang ditemukan di desa Ardimulyo, kecamatan Singosari, Malang, Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Camundi

Prasasti Condrogeni I

Prasasti Condrogeni Prasasti Condrogeni I adalah sebuah prasasti batu yang berangka tahun 1376 Saka atau 1454 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Condrogeni I

Prasasti Cunggrang

Prasasti Cunggrang (juga ditulis Cungrang atau Cungkrang) merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Medang yang berlokasi di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, di lereng timur laut Gunung Penanggungan (Pawitra).

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Cunggrang

Prasasti di Tatar Sunda

Prasasti di Tatar Sunda adalah prasasti yang berasal dari bekas Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh yang meliputi wilayah Jawa Barat, Banten, Jakarta, Lampung bagian selatan dan Jawa Tengah bagian barat yang dikenal sebagai daerah Banyumasan.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti di Tatar Sunda

Prasasti Gandasuli

Prasasti Gandasuli merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ketika dikuasai oleh Wangsa Syailendra.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Gandasuli

Prasasti Huludayeuh

Prasasti Huludayeuh adalah salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Sunda.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Huludayeuh

Prasasti Kayu Ara Hiwang

Prasasti Kayu Ara Hiwang. Koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Kayu Ara Hiwang adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di desa Boro Tengah, Purworejo, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Kayu Ara Hiwang

Prasasti Kuti

Prasasti Kuti atau prasasti Gandhakuti adalah prasasti berupa lempeng-lempeng perunggu yang ditemukan di Dusun Joho, Desa Kebonanom, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Kuti

Prasasti Leran

Prasasti Leran (dibaca lé•ran) merupakan prasasti lempeng perunggu yang ditemukan di Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Leran

Prasasti Lingga Sukuh

Prasasti Lingga Sukuh dari komplek Candi Sukuh Prasasti Lingga Sukuh adalah prasasti pada batu andesit berbentuk lingga yang ditemukan di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Lingga Sukuh

Prasasti Linggasuntan

Prasasti Linggasuntan atau prasasti Lawajati adalah peninggalan sejarah berupa batu bertulis yang ditemukan di Dusun Lowokjati (menurut Brandes "Lawajati"), Desa Baturetno, Singosari, Kabupaten Malang dan sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta, dengan nomor registrasi D-103.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Linggasuntan

Prasasti Luitan

Prasasti Luitan berangka tahun 823 Śaka atau 901 M. Prasasti yang diketemukan pada tahun 1976 di Cilacap ini memuat suatu masalah sosial dari satu kelompok masyarakat, yaitu proses pengenaan pajak atas tanah yang tidak benar. Prasasti Luitan adalah prasasti peninggalan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung yang diwakili oleh Rakryan Mapatih i Hino Pu Daksa tahun 823 Śaka atau 901 Masehi, ditemukan pada tahun 1976 di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Luitan

Prasasti Manjusrigrha

Prasasti Manjusrigrha (ejaan IAST: Mañjuśrīgrha, dibaca ma·nyju·syrī·grha) adalah prasasti berangka tahun 714 Syaka (792 M), tertulis dalam bahasa Melayu kuno dengan aksara Jawa Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Manjusrigrha

Prasasti Mataji

Prasasti Mataji adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di Desa Bangle, Lengkong, Nganjuk, Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Mataji

Prasasti Minye Tujoh

Prasasti Minye Tujoh adalah dua buah prasasti yang dipahat pada sepasang batu nisan yang ditemukan di Gampong Meunye Tujoh, Kecamatan Pirak Timur, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Minye Tujoh

Prasasti Ngadoman

Prasasti Ngadoman Prasasti Ngadoman ditemukan di kampung Ngaduman, desa Tajuk, kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (dekat Salatiga).

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Ngadoman

Prasasti Ngantang

Prasasti Hantang (Hantaŋ) juga disebut dengan Prasasti Ngantang adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di wilayah Ngantang, Malang, Jawa Timur.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Ngantang

Prasasti Padang Roco

Prasasti Padang Roco adalah sebuah prasasti yang ditemukan pada tahun 1911 di hulu sungai Batanghari, kompleks percandian Padangroco, nagari Siguntur, kecamatan Sitiung, kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Padang Roco

Prasasti Pagaruyung II

Prasasti Pagaruyuang II adalah sebuah prasasti peninggalan Raja Adityawarman, tertanggal 1295 Saka atau 1373 Masehi.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Pagaruyung II

Prasasti Palepangan

Prasasti Palepangan, koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Palepangan, atau disebut juga prasasti Borobudur, adalah sebuah prasasti lempeng tembaga yang ditemukan daerah Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Palepangan

Prasasti Patakan

Prasasti Patakan adalah batu bersurat yang terbuat dari batu andesit tinggi 104 cm, lebar atas 90 cm, lebar bawah 80 cm, tebal 24 cm, dan menggunakan huruf Jawa Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Patakan

Prasasti Plumpungan

Prasasti Plumpungan atau Prasasti Hampran adalah objek kepurbakalaan berupa batu bertulis yang berada di Dukuh Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Plumpungan

Prasasti Rabwan

Prasasti Rabwan (juga disebut Prasasti Roban) adalah prasasti peninggalan dari kerajaan Medang, ditemukan pada tahun 1952 di Desa Tlogopakis Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Rabwan

Prasasti Rumatak

300x300px Prasasti Rumatak atau Prasasti Geger Hanjuang adalah salah satu dari prasasti peninggalan Kerajaan Galuh.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Rumatak

Prasasti Sangguran

Prasasti Sangguran Landaian di sebelah selatan bukit Minto, daerah di mana terletak tanah milik keluarga Minto di Skotlandia Prasasti Sangguran merupakan prasasti pada batu berangka tahun 850 Syaka (928 Masehi) yang ditemukan di daerah Batu, Malang, dan menyebut nama penguasa daerah pada masa itu, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga (Dyah Wawa).

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sangguran

Prasasti Sanghyang Tapak

Prasasti Sanghyang Tapak, juga dikenal sebagai Prasasti Sri Jayabhupati atau Prasasti Cicatih, adalah kumpulan empat prasasti kuno dengan tarikh tahun 952 saka (1030 M), yang terdiri dari 40 baris tulisan yang dituliskan di atas permukaan empat buah batu.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sanghyang Tapak

Prasasti Sitopayan I

Prasasti Sitopayan I. Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara. Prasasti Sitopayan I adalah salah satu prasasti yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan bahasa Batak; dan sebagian besar menggunakan aksara Kawi serta beberapa kata memakai aksara Batak Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sitopayan I

Prasasti Sitopayan II

Prasasti Sitopayan II adalah salah satu prasasti yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno; dan menggunakan aksara Kawi.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sitopayan II

Prasasti Sojomerto

Gambar prasasti. Prasasti Sojomerto merupakan batu bertulis peninggalan Wangsa Sailendra yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sojomerto

Prasasti Sri Ranapati

Prasasti Sri Ranapati adalah prasasti yang berasal dari era Kerajaan Mataram Kuno, ditemukan pada tahun 2017 di Dusun Nglarung, Desa Kataan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berada dekat dengan lereng Gunung Sindoro.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sri Ranapati

Prasasti Sukabumi

Prasasti Sukabumi atau dikenal sebagai Prasasti Harinjing adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di Perkebunan Sukabumi, di dalam wilayah administrasi Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur, yang berada di kaki Gunung Kelud.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Sukabumi

Prasasti Tumbu

Prasasti Tumbu adalah suatu prasasti berupa lima lempeng tembaga yang terdapat di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Tumbu

Prasasti Upit

Prasasti Upit atau Yupit adalah prasasti berbentuk batu lingga bersurat yang ditemukan di Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Upit

Prasasti Wadu Tunti

Prasasti Wadu Tunti adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di desa Padede, kecamatan Donggo, kabupaten Bima, di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Wadu Tunti

Prasasti Wurare

Prasasti Wurare, tampak samping kiri. Prasasti Wurare, tampak belakang. Prasasti Wurare, tampak samping kanan. Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare).

Lihat Aksara Kawi dan Prasasti Wurare

Prasen

''Zodiak-beker'' dari periode Jawa Timur (Majapahit), ditemukan oleh Charles Sayers di Bali. Tropenmuseum Prasen (bahasa Jawa: prasèn; aksara Jawa: ꦥꦿꦱꦺꦤ꧀) adalah artefak berupa cawan air suci yang digunakan para pendeta Hindu zaman kerajaan Majapahit sebagai perlengkapan upacara keagamaan.

Lihat Aksara Kawi dan Prasen

Ratu Shima

Shima adalah ratu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di Jawa tengah bagian utara sekitar tahun (674-695) M. Beliau merupakan istri Raja Kartikeyasinga yang menjadi raja Kalingga (648 - 674) M. Ketika suaminya, Raja Kartikeyasinga meninggal, Sang Ratu naik tahta Kerajaan Kalingga dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara.

Lihat Aksara Kawi dan Ratu Shima

Rumpun aksara Brahmi

Rumpun aksara Brahmi adalah rumpun aksara abugida yang diturunkan dari aksara Brahmi dari India Kuno.

Lihat Aksara Kawi dan Rumpun aksara Brahmi

Rumpun bahasa Madura–Kangean

Rumpun bahasa Madura–Kangean adalah sebuah rumpun bahasa yang bercabang dari rumpun bahasa Melayu–Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.

Lihat Aksara Kawi dan Rumpun bahasa Madura–Kangean

Sejarah awal Gowa dan Tallo

Rekonstruksi istana raja Gowa Kerajaan bersuku Makassar di Gowa muncul sekitar tahun 1300 sebagai salah satu dari sekian banyak chiefdom agraris di jazirah Sulawesi Selatan.

Lihat Aksara Kawi dan Sejarah awal Gowa dan Tallo

Sejarah bahasa Sunda

Sunda" dalam beberapa aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda Bahasa Sunda adalah anggota rumpun bahasa Melayu-Polinesia yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia, dengan demikian, bahasa Sunda merupakan salah satu turunan dari bahasa rekonstruksi Proto-Melayu Polinesia yang leluhur reka ulangnya adalah bahasa Proto-Austronesia.

Lihat Aksara Kawi dan Sejarah bahasa Sunda

Sistem penulisan di Asia Tenggara

Asia Tenggara menggunakan beragam sistem penulisan non-Latin.

Lihat Aksara Kawi dan Sistem penulisan di Asia Tenggara

Suku Melayu

Suku Melayu (Orang Melayu, Jawi: أورڠ ملايو) adalah salah satu kelompok etnis di wilayah Austronesia yang menempati wilayah pesisir timur Sumatra, Semenanjung Malaka, dan beberapa wilayah di Kalimantan.

Lihat Aksara Kawi dan Suku Melayu

Suku Tamil

Suku Tamil (bahasa Tamil: தமிழர், thamizhar (tunggal) atau தமிழர்கள், tamilarkal (jamak); kadang disebut juga sebagai Orang Tamil) adalah sebuah kelompok etnis dari Bangsa Dravida yang berasal dari Asia Selatan.

Lihat Aksara Kawi dan Suku Tamil

Sunda

Kata Sunda bisa mengandung berbagai arti yang secara umum berkaitan dengan suku Sunda di bagian barat Nusantara.

Lihat Aksara Kawi dan Sunda

Surat Batak

Surat Batak, disebut juga sebagai Surat na Sampulu Sia (kesembilan belas huruf), Si Sia-sia, atau Aksara Batak, adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di wilayah masyarakat Batak, Sumatera Utara.

Lihat Aksara Kawi dan Surat Batak

Surat Lampung

Surat Lampung, dikenal juga sebagai Surat Ulu atau Aksara Lampung, adalah sekumpulan aksara tradisional Indonesia yang berkembang di pulau Sumatra bagian selatan.

Lihat Aksara Kawi dan Surat Lampung

Surat Ulu

Surat Ulu atau Aksara Ulu, juga dikenal sebagai Aksara Rencong atau Aksara Kaganga, adalah sebutan untuk rumpun aksara Brahmi yang berkembang di pulau Sumatra bagian selatan.

Lihat Aksara Kawi dan Surat Ulu

Ta latik

Ta latik adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam sistem penulisan aksara Bali, yang melambangkan bunyi /ʈ/ dan /ʈʰ/.

Lihat Aksara Kawi dan Ta latik

Unicode

Unicode adalah suatu standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer.

Lihat Aksara Kawi dan Unicode

Juga dikenal sebagai Aksara Jawa Kuna, Aksara Jawa Kuno, Aksara Sukuh, Huruf Kawi.

, Prasasti Ampeldento, Prasasti Babahan, Prasasti Batugana I, Prasasti Batutulis, Prasasti Besole, Prasasti Bukateja, Prasasti Camundi, Prasasti Condrogeni I, Prasasti Cunggrang, Prasasti di Tatar Sunda, Prasasti Gandasuli, Prasasti Huludayeuh, Prasasti Kayu Ara Hiwang, Prasasti Kuti, Prasasti Leran, Prasasti Lingga Sukuh, Prasasti Linggasuntan, Prasasti Luitan, Prasasti Manjusrigrha, Prasasti Mataji, Prasasti Minye Tujoh, Prasasti Ngadoman, Prasasti Ngantang, Prasasti Padang Roco, Prasasti Pagaruyung II, Prasasti Palepangan, Prasasti Patakan, Prasasti Plumpungan, Prasasti Rabwan, Prasasti Rumatak, Prasasti Sangguran, Prasasti Sanghyang Tapak, Prasasti Sitopayan I, Prasasti Sitopayan II, Prasasti Sojomerto, Prasasti Sri Ranapati, Prasasti Sukabumi, Prasasti Tumbu, Prasasti Upit, Prasasti Wadu Tunti, Prasasti Wurare, Prasen, Ratu Shima, Rumpun aksara Brahmi, Rumpun bahasa Madura–Kangean, Sejarah awal Gowa dan Tallo, Sejarah bahasa Sunda, Sistem penulisan di Asia Tenggara, Suku Melayu, Suku Tamil, Sunda, Surat Batak, Surat Lampung, Surat Ulu, Ta latik, Unicode.