Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Bebas
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Amir Hasan Kiai Bondan

Indeks Amir Hasan Kiai Bondan

Potret Amir Hasan Kiai Bondan Kiai Amir Hasan bin Kiai Bondan Kejawan (lahir di Marabahan, 10 Februari 1882 – tanggal meninggal belum diketahui) adalah pemerhati sejarah dan penulis buku-buku sejarah Kalimantan.

25 hubungan: Badan-Badan Pemberontakan Rakyat Kalimantan Selatan, Bahasa Banjar, Balai Seba, Cacak Burung, Daerah Banjar, Daftar tokoh Banjar, Daftar tokoh Kalimantan Selatan, Demang Lehman, Kalimantan Tengah, Keraton Banjar, Mahmud Injir Al Faghnawi, Museum Lambung Mangkurat, Mustain Billah dari Banjar, Pangeran Mangkoe Boemi Nata, Pangeran Taliwang, Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana, Ronggo, Sarekat Harta, Sejarah Kalimantan, Sejarah Kota Banjarmasin, Sultan Adam dari Banjar, Sunan Nata Alam, Tahlilullah, Tahmidullah, Tamjidillah I.

Badan-Badan Pemberontakan Rakyat Kalimantan Selatan

Badan-badan pemberontakan rakyat Kalimantan Selatan merupakan organisasi yang memiliki unsur-unsur personel, senjata dan perbekalan, nilai-nilai dan norma-norma dan kepemimpinan dalam pergolakan melawan Penjajahan Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Badan-Badan Pemberontakan Rakyat Kalimantan Selatan · Lihat lebih »

Bahasa Banjar

Buku kamus bahasa Banjar-Indonesia Bahasa Banjar (Basa Banjar atau Pandir Banjar) adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh etnis Banjar yang merupakan etnis pribumi yang berasal dari daerah Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Bahasa Banjar · Lihat lebih »

Balai Seba

Dalam gambar ini Balai Seba merupakan bangunan beratap berbentuk limasan merupakan balai penghadapan yang terletak paling luar dari tembok keraton Banjar Rumah Bulat di Marabahan, Barito Kuala merupakan sebuah Balai Seba. Balai Seba ini, merupakan bangunan pelengkap. Persis di belakang Balai seba ini yang terdapat Rumah Bubungan Tinggi. Balai Seba merupakan paséban agung yang berarti tempat audiensi raja atau balai penghadapan besar, salah satu bangunan utama yang terdapat di dalam kompleks keraton Banjar Bumi Kencana yang dibangun tahun 1780 oleh Panembahan Batuah dengan ukuran lebar 50 kaki, panjang 120 kaki dan tinggi 25 kaki.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Balai Seba · Lihat lebih »

Cacak Burung

Cacak burung (Banjar) / Lapak Lampinak (Ngaju) / Palang Balasangar (Maanyan) adalah tanda magis penolak bala yang berbentuk tanda + (positif) yang dikenal dalam budaya tradisional asli Kalimantan.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Cacak Burung · Lihat lebih »

Daerah Banjar

Daerah Banjar adalah satuan kenegaraaan yang menjadi bagian Republik Indonesia Serikat (Stb. 1948 Nomor 14).

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Daerah Banjar · Lihat lebih »

Daftar tokoh Banjar

Daftar tokoh Banjar berikut ini memuat nama tokoh-tokoh yang berasal dari etnis Banjar serta yang secara genetis berdarah Banjar, baik yang lahir di Kalimantan maupun di perantauan.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Daftar tokoh Banjar · Lihat lebih »

Daftar tokoh Kalimantan Selatan

Daftar tokoh Kalimantan Selatan berikut ini memuat nama tokoh-tokoh yang lahir di Kalimantan Selatan.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Daftar tokoh Kalimantan Selatan · Lihat lebih »

Demang Lehman

Demang Lehman nama asli beliau Idris, kemudian bergelar Adhipattie Mangko Nagara (Adipati Mangku Negara) (lahir di Martapura tahun 1832 Tamar Djaja, Pustaka Indonesia: riwajat hidup orang-orang besar tanah air, Jilid 2, Bulan Bintang, 1965 - meninggal di Martapura tanggal 27 Februari 1864 pada umur 32 tahun) adalah salah seorang panglima perang dalam Perang Banjar.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Demang Lehman · Lihat lebih »

Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah (disingkat Kalteng) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Kalimantan Tengah · Lihat lebih »

Keraton Banjar

Keraton Banjar adalah istana kenegaraan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Banjar.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Keraton Banjar · Lihat lebih »

Mahmud Injir Al Faghnawi

Mahmud Injir al-Faghnawi Quddasallahu Sirruhu adalah seorang guru sufi yang terkenal sebagai salah satu Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Mahmud Injir Al Faghnawi · Lihat lebih »

Museum Lambung Mangkurat

Museum Lambung Mangkurat adalah museum yang terletak di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Museum Lambung Mangkurat · Lihat lebih »

Mustain Billah dari Banjar

Pangeran Senapati bergelar Sultan Musta'ainu-Billah (Arab: سلطان المستعين بالله) atau Soeltan Moesta'in Allah atau Moestakim Billah adalah Sultan Banjar IV yang memerintah antara 1595-1642. Ia menggantikan ayahnya Sultan Hidayatullah (Sultan Banjar III). Nama Sultan Banjar ini mendapat inspirasi dari khalifah Abbasiyah bernama Al-Musta'in. Ia mencapai usia yang panjang. Dalam Hikayat Banjar, ia digambarkan pandai berenang dan menyelam serta memiliki fisik yang kuat. Menurut laporan Belanda, pada masa tuanya ia menjadi tidak waras (pikun) sehingga menyerahkan putera-puteranya untuk menjalankan pemerintahan. Sultan Mustain Billah merupakan Raja Banjar yang berdarah Biaju dan pendiri Kota Martapura. Suku Dayak Ngaju menyebut masa pemerintahan Sultan ini dengan sebutan zaman Raja Helu Maruhum Usang.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Mustain Billah dari Banjar · Lihat lebih »

Pangeran Mangkoe Boemi Nata

Pangeran Husin bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata atau Pangeran Mangkoe Boemi atau Pangerang Mangkoe Boemie atau Pangeran Mangkubumi Nata Kasuma (bin Sultan Sulaiman) adalah mangkubumi Kesultanan Banjar yang dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Pangeran Mangkoe Boemi Nata · Lihat lebih »

Pangeran Taliwang

Pangeran Taliwang (ke-1) merupakan gelaran yang diberikan kepada Raden Subangsa alias Raden Marabut yang datang dari Kesultanan Banjarmasin ke Seleparang kemudian menetap di Karang Banjar, negeri Taliwang, pulau Sumbawa.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Pangeran Taliwang · Lihat lebih »

Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana

Rаtое Anoem Mangkoe Boemie Kantjana (ejaan Banjar) atau Ratoe Anom Mangkoe Boemie Kentjana (ejaan Melayu) atau Pangeran Perabu Anum Mangkubumi Kencana adalah mangkubumi (Rijksbestierder, kepala administrasi pemerintahan) negara dependensi Kesultanan Banjar yang dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Mangkoe Boemi Nata telah wafat pada tahun 1843.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana · Lihat lebih »

Ronggo

Suria Kasuma dan keluarga (foto oleh Hendrik Veen, 1900-1940) Ronggo adalah nama suatu jabatan dalam suatu pemerintahan afdeeling pada masa kolonial Hindia Belanda terdapat di Kalimantan dan Jawa, umpama jabatan ronggo pada Afdeeling Bandjermasin sekitar tahun 1899 dipegang oleh Kiahi Mas Djaja Samoedera (EYD: Kiai Mas Jaya Samudera).

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Ronggo · Lihat lebih »

Sarekat Harta

Sarekat Harta (S.H.) adalah organisasi yang didirikan dalam permulaan tahun 1920 di Banjarmasin yang bertujuan mengumpulkan sebuah modal cukup untuk membangun sebuah bank koperasi.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Sarekat Harta · Lihat lebih »

Sejarah Kalimantan

Sejarah Kalimantan menggambarkan perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak zaman prasejarah ketika manusia ras Australoid memasuki daratan Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Sejarah Kalimantan · Lihat lebih »

Sejarah Kota Banjarmasin

Sketsa peta Kota Banjarmasin dan sekitarnya pada masa Hindia Belanda (circa 1916)Sejarah Kota Banjarmasin bermula dari sebuah perkampungan dataran rendah bernama "Banjarmasih" yang ditahbiskan pada tanggal 24 September 1526.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Sejarah Kota Banjarmasin · Lihat lebih »

Sultan Adam dari Banjar

Tempat Pemakaman Sultan Adam Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدمالواثق بالله) (bin Sultan Sulaiman Saidullah II) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 3 Juni 1825-1 November 1857. Al-Watsiq Billah merupakan gelar yang digunakan para Khalifah dinasti Abbasiyah. Sultan Adam dilahirkan di desa Karang Anyar, Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Anak pertama Sultan Sulaiman sebenarnya seorang perempuan bernama Ratu Umi, sedangkan Sultan Adam merupakan yang anak kedua dan juga merupakan adalah anak laki-laki pertama Sultan Adam. Sultan Adam salah seorang putra-putri dari Sultan Sulaiman Rahmatullah yang berjumlah 23 orang. Sultan Adam memiliki saudara kandung sebanyak 6 orang dan saudara seayah 17 orang. Pada masa Sultan Adam, pusat pemerintahan berada di Keraton, Sasaran dan Pasayangan (Jl. Demang Lehman), Martapura. Ia mendapat gelar Sultan Muda Umur 11 tahun sebagai pewaris atau Putra mahkota Banjar sejak tahun 1782. Ketika kemangkatan Sultan Adam pada tanggal 1 November 1857 terjadi krisis suksesi. Ketika mangkatnya terdapat 23 Pangeran keluarga dekat Sultan Adam terdiri: A.3 anak laki-laki B.13 cucu laki-laki C.3 saudara laki-laki D.4 sepupu laki-laki (belum termasuk ratu/puteri/gusti beserta suaminya masing-masing). Tabel Distribusi Tanah Lungguh pada Masa Sultan Adam Pembukaan Tambang Batubara Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 49. Ia memerintah antara tahun 1845 – 1851. Charles Ferdinand Pahud de Mortanges, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 51. Ia memerintah antara tahun 1856 – 1861. Pada 28 September 1849, Gubernur-Jenderal Jan Jacob Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan pertambangan batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas. Pada tahun 1856 kembali dibuka tambang kedua bernama Tambang Batu Bara Julia Hermina (Banyu Irang). Batas-batas lahan konsesi tambang batubara Banyu Irang dibuat dalam perjanjian baru yang disahkan Gubernur-Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges dalam "OVEREENKOMST MET DEN SULTHAN VAN BANDJERMASIN, TOT BEPALING DER GRENZEN VAN DE CONCESSIE TOT ONTGINNING STEENKOLENMIJNEN GENd BANJOEERANG, VAN 30 APRIL 1856. (Besluit 19 Augustus 1856 No. 6.). BORNEO." Sistem Sosial pada Masa Sultan Adam Masyarakat Banjar pada pemerintahan Kesultanan terdiri dua golongan besar.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Sultan Adam dari Banjar · Lihat lebih »

Sunan Nata Alam

Makam Sultan Tahmidillah di Desa Dalam Pagar, Martapura, Banjar Pangeran Nata Negara atau Nata Dilaga bergelar Sultan Tamhidillah atau Sulthan Tahmidillah (tepatnya Tahhmid Illah II) atau Wira Nata atau Panembahan Ratoe atau Susunan Sultan Sulaiman Saidullah (ke-1) atau Sunan Nata Alam atau Panembahan Batoe adalah mangkubumi dan Wali Sultan Banjar tahun 1761-1801. atau 1778-1808. Pangeran / raja ini menyebut dirinya Soesoehoenan Natahahalam; tetapi telah mendedikasikan pemerintah untuk putra tertuanya, di bawah pengawasannya, dengan nama Sulthan Sleeman Schahidullach. Istana yang dulunya bertempat tinggal di Caijoe-tangie, telah dibubarkan sejak tahun 1771, menjadi Marthapora: tempat kaum Sulthon membangun kota besar dan menggali sungai yang sangat lebar, terbagi menjadi dua bagian: dan juga nama dari Marthapoera di Boemie Kintjana, diubah. Ia kemudian memberi gelar kepada putera sulungnya Pangeran ratu Sultan Soleman menjadi Sulthan Sleeman Schahidullach / Sultan Sulaiman Saidullah (ke-2) dan ia sendiri selanjutnya bergelar sunan yang dianggapnya sebagai gelar yang lebih tinggi sehingga menjadi Sunan Sulaiman Saidullah dan juga menyebut dirinya Sunan Nata Alam. Semula ia menjadi mangkubumi Sultan Muhammad (sepupunya dan iparnya), dengan sebutan Pangeran Nata Mangkubumi. Sejak mangkatnya Sultan Muhammad pada tahun 1761, ia menjadi Wali Sultan dengan gelar Panembahan Kaharoeddin Haliloellah (EYD: Panembahan Kaharuddin Halilullah). Pada tahun 1762 ia naik tahta dengan gelar Sultan Akamuddin Saidullah (mulai Oktober 1762). Ia menggantikan Sultan Muhammad yang mangkat karena sakit paru-paru yang dideritanya sejal awal pemerintahnya (1759) dengan meninggalkan putera-puteri yang masih kecil. Atas perintah Dewan Mahkota tahun 1762 saudaranya yang bernama Pangeran Prabujaya dilantik menjadi mangkubumi (kepala pemerintahan). Sejak tahun 1767 ia melantik puteranya yang masih berusia 6 tahun sebagai Sultan dengan gelar Sultan Sulaiman yang dianggap sebagai pewaris Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah (Muhammadillah). Jadi Sunan Nata Alam atau Tahmidillah 2 merupakan ipar (zwager) Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah. Sultan Sulaiman lahir pada tahun 1761 yang merupakan tahun mangkatnya Sultan Muhammad Aminullah. Ia juga dikenal dengan nama Sultan Tamhidillah atau Tahmidillah II yang merupakan paduan dari kata Tahmid dan Allah, secara harafiah Tahmid berarti keadaan menyampaikan pujian atau rasa syukur berkali-kali (kepada Allah). Sultan Tahmidillah II menikah dengan Puteri Lawiyah, anak Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammadillah. Sebagai legitimasi, maka dalam silsilah raja-raja Banjar menarik garis keturunan pewaris tahta dari Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammad, dan bukan dari garis keturunan Sultan Tamjidillah I. Sultan Tamjidillah I merupakan mangkubumi Sultan Kuning (ayahanda Sultan Muhammad). Sultan Tamjidillah I atau Sultan Tamjidullah I adalah ayahanda Sultan Tamhidillah /Sultan Tahmidillah II Jalur Silsilah Ratu Maemunah Yang Di Peristri Pangeran said Zein ♀ Syarifah Intan anak♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR).

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Sunan Nata Alam · Lihat lebih »

Tahlilullah

Makam Sultan Tahlilullah di Keraton, Martapura, Kabupaten Banjar Raden Bagus bergelar Soeria Angsa 02/ Suriansyah II (Suria Diwangsa) atau Sultan Amarullah (Amru'llah) Bagus Kasuma atau Sultan Tahlilullah/Tahirullah (bin Sultan Saidullah) adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1660-1700/12.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Tahlilullah · Lihat lebih »

Tahmidullah

Sultan Suria Alam alias Sultan Tahmidullah Panembahan Tengah(bin Sultan Tahirullah bin al-Maliku'llah) adalah Raja Banjar (Kayu Tangi) yang memerintah tahun 1700-1717.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Tahmidullah · Lihat lebih »

Tamjidillah I

Panembahan Badarul Alam atau Panembahan Sepuh/Sultan Tamdjidoellah 1 (bin Sulthan Tahmid Illah I/Panembahan Tengah/Tahliloellah bin Sulthan Tahirullah/Amarullah Bagus Kasuma) adalah Wali Sultan Banjar antara tahun 1734-1759http://britishlibrary.typepad.co.uk/asian-and-african/2015/08/early-malay-trading-permits-from-borneo.html atau 1752-1765.

Baru!!: Amir Hasan Kiai Bondan dan Tamjidillah I · Lihat lebih »

Beralih ke halaman ini:

Amir Hasan Bondan, Amir hasan kiai bondan.

KeluarMasuk
Hei! Kami di Facebook sekarang! »