Kami sedang bekerja untuk memulihkan aplikasi Unionpedia di Google Play Store
KeluarMasuk
🌟Kami menyederhanakan desain kami untuk navigasi yang lebih baik!
Instagram Facebook X LinkedIn

Cetbang

Indeks Cetbang

Cetbang berjenis meriam tangan dari perunggu, ditemukan di sungai Brantas, desa Sumberagung, Jombang, Jawa Timur. Mulut meriam ada di bagian kanan, sedangkan bagian kiri adalah tempat menancapkan galah. Cetbang (awalnya disebut sebagai bedil, juga dikenal sebagai warastra atau meriam coak) merupakan senjata jenis meriam yang diproduksi dan digunakan pada masa kerajaan Majapahit (1293–1527 M) dan kerajaan-kerajaan di Nusantara setelahnya.

Daftar Isi

  1. 25 hubungan: Artileri, Bedil, Bo-hiya, Chongtong, Daftar penemuan dan penciptaan Indonesia, Djong (kapal), Ekor lutung, Galai, Ghali (kapal), Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis, Kidung Sunda, Lancaran (kapal), Lantaka, Lela, Majapahit, Meriam kecil miniatur, Meriam putar, Meriam putar isian belakang, Mpu Nala, Padewakang, Pati Unus, Penjajap, Perebutan Melaka (1511), Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa, Suku Jawa.

Artileri

Meriam artileri klasik M-115 Howitzer Artileri KNIL di Peunayong di Kutaraja (kini Banda Aceh) tahun 1875 pada awal Perang Aceh Artileri secara umum untuk bentuk persenjataan alat berat.

Lihat Cetbang dan Artileri

Bedil

Lantaka perunggu dengan aksara Arab, tahun 1700-an. Bedil adalah istilah dari daerah Nusantara di Asia Tenggara Maritim yang mengacu pada berbagai jenis senjata api dan senjata bubuk mesiu, dari pistol kecil sampai meriam pengepungan yang besar.

Lihat Cetbang dan Bedil

Bo-hiya

adalah versi Jepang dari panah api.

Lihat Cetbang dan Bo-hiya

Chongtong

Chongtong adalah istilah untuk meriam era Joseon.

Lihat Cetbang dan Chongtong

Daftar penemuan dan penciptaan Indonesia

Bangsa Indonesia telah mengembangkan tradisi panjang teknik fermentasi, di antaranya adalah tempe, oncom, tuak, brem, dan tapai. Layar tanja, sebuah penemuan Indonesia yang berpengaruh global, karena memungkinkan kapal untuk berlayar melawan angin. Daftar penemuan dan penciptaan Indonesia ini memerinci kesenian dan teknik pribumi, kreasi budaya, penemuan ilmiah, produk-produk karya anak bangsa, dan sumbangsih rakyat di kepulauan Indonesia — baik negara kuno dan modern Indonesia.

Lihat Cetbang dan Daftar penemuan dan penciptaan Indonesia

Djong (kapal)

Jong jawa bertiang tiga di Banten, 1610. Djong (juga disebut jong, jung atau junk) adalah jenis kapal layar kuno yang berasal dari Jawa, dan digunakan secara umum oleh pelaut Jawa dan Sunda; dan pada abad-abad setelahnya, juga oleh pelaut Pegu (suku Mon) dan Melayu.

Lihat Cetbang dan Djong (kapal)

Ekor lutung

Dua meriam putar di Muzium Istana Jahar, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia. Meriam berwarna hitam adalah ekor lutong. Ekor lutung, ekor lutong, atau ekor lotong merujuk kepada salah satu dari jenis senjata api tradisional Melayu yang menggunakan bubuk mesiu.

Lihat Cetbang dan Ekor lutung

Galai

Maket galai rancangan Malta yang lazim digunakan pada abad ke-16 Galai atau Gali (dari Galé) adalah sejenis kapal yang menggunakan dayung sebagai alat penggerak utama.

Lihat Cetbang dan Galai

Ghali (kapal)

lancaran atau kapal yang sejenis. Ghali, gali, atau gale mengacu pada beberapa jenis kapal mirip galai dari kepulauan Nusantara.

Lihat Cetbang dan Ghali (kapal)

Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis

Sejak Melaka jatuh ke tangan Portugal pada 1511, Sultan Malaka Mahmud Syah yang mengungsi di Pulau Bintan meminta bantuan kepada Dinasti Ming dan beberapa kerajaan Islam di Nusantara untuk merebut kembali Malaka.

Lihat Cetbang dan Invasi Kesultanan Demak ke Melaka Portugis

Kidung Sunda

Kidung Sunda adalah sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan naskahnya ditemukan di Bali.

Lihat Cetbang dan Kidung Sunda

Lancaran (kapal)

Sebuah ''lanchara'' sebagaimana digambar oleh Manuel Godinho de Erédia, 1613. Lancaran atau lanchara adalah jenis kapal yang digunakan di Nusantara.

Lihat Cetbang dan Lancaran (kapal)

Lantaka

Dua ''lantaka''. Lantaka atau rentaka adalah sejenis meriam putar perunggu yang dipasang di kapal dagang dan kapal perang di Asia Tenggara maritim.

Lihat Cetbang dan Lantaka

Lela

Lela abad ke-19 dari Pahang. Spesimen ini memiliki dua lumba-lumba dan sebuah ''cagak'' (garpu putar). Lela atau lila adalah jenis meriam Melayu, digunakan secara luas di kepulauan Nusantara.

Lihat Cetbang dan Lela

Majapahit

Majapahit (꧋ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀;; Sanskerta: Vilvatikta; Kawi: Wilwatikta)Literatur istana yang terpengaruh budaya India menggunakan nama Sanskerta ini, yang berarti sama dengan kata "Majapahit", contohnya pada Nagarakretagama pupuh 1 bait 2 dan Kidung Harsawijaya.

Lihat Cetbang dan Majapahit

Meriam kecil miniatur

Malaka atau wilayah Indonesia, panjang 22-24 cm, sekitar tahun 1700-an. Meriam dengan tiga laras berasal dari Siam, dari tahun 1600 sampai 1700-an, bernilai tiga kali lipat dari nilai meriam sebelumnya, panjang 24 cm. Keduanya masih berfungsi.Meriam kecil miniatur (juga dikenal sebagai meriam uang) adalah meriam berukuran sangat kecil yang dapat ditemui di kepulauan Nusantara.

Lihat Cetbang dan Meriam kecil miniatur

Meriam putar

Meriam putar di Kastil Carisbrooke, Pulau Wight Meriam putar adalah meriam berukuran kecil yang terpasang pada standar yang dapat berputar atau sumbu putar horizontal yang memungkinkan busur gerakan yang sangat luas.

Lihat Cetbang dan Meriam putar

Meriam putar isian belakang

Meriam putar isian belakang, disebut "Pierrier à boîte" dalam bahasa Prancis, dalam besi tempa, 1410. Panjang: 72 cm, kaliber: 38 mm, berat: 41,190 kg. Meriam putar isian belakang adalah jenis khusus dari meriam putar dan meriam isian belakang kecil yang ditemukan pada abad ke-14.

Lihat Cetbang dan Meriam putar isian belakang

Mpu Nala

Mpu Nala atau Mpu Lembu Nala merupakan salah satu bangsawan Majapahit pada masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Hayam Wuruk yang punya pengaruh besar dalam kemajuan kerajaan Majapahit.

Lihat Cetbang dan Mpu Nala

Padewakang

Padewakang dengan 2 tiang layar, sekitar 1880-1890. Padewakang adalah perahu tradisional yang digunakan oleh suku Makassar, Suku Bugis, dan Suku Mandar dari Sulawesi Selatan.

Lihat Cetbang dan Padewakang

Pati Unus

Pati Unus alias Yat Sun (Jawa: ꦥꦠꦶꦪꦸꦤꦸꦱ꧀, Hanzi: 逸新, Pinyin: Yat Sun) dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor (1488–1521) adalah Sultan Demak kedua yang memerintah dari tahun 1518–1521.

Lihat Cetbang dan Pati Unus

Penjajap

Sebuah ''pindjajap'' (kanan) di selat MelakaPenjajap (sebutan bahasa Portugis: Pangajava) adalah sejenis perahu yang digunakan untuk pertempuran di laut.

Lihat Cetbang dan Penjajap

Perebutan Melaka (1511)

Perebutan Malaka berlangsung setelah laksamana Portugal Afonso de Albuquerque menundukkan kota Malaka pada 15 Agustus 1511.

Lihat Cetbang dan Perebutan Melaka (1511)

Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa

Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa adalah invasi Kekaisaran Tiongkok-Mongol di bawah Dinasti Yuan ke pulau Jawa.

Lihat Cetbang dan Serbuan Yuan-Mongol ke Jawa

Suku Jawa

Suku Jawa (Tiyang Jawi (krama); Wong Jawa (ngoko) adalah suku bangsa Austronesia terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010, setidaknya 40,22% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara Kaledonia Baru dan Suriname, karena pada masa kolonial Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja.

Lihat Cetbang dan Suku Jawa