Kami sedang bekerja untuk memulihkan aplikasi Unionpedia di Google Play Store
KeluarMasuk
🌟Kami menyederhanakan desain kami untuk navigasi yang lebih baik!
Instagram Facebook X LinkedIn

Kaprabonan

Indeks Kaprabonan

Kaprabonan adalah Peguron (tempat pembelajaran) yang didirikan oleh putera mahkota kesultanan Kanoman yaitu Pangeran Raja Adipati (PRA) Kaprabon pada tahun 1699.

Daftar Isi

  1. 10 hubungan: Geger Tahta Kasepuhan (2020), Kepanembahan Cirebon, Kepangeranan Kacirebonan, Keraton Kacirebonan, Keresidenan Cirebon, Kesultanan Kacirebonan, Kesultanan Kanoman, Kesultanan Kasepuhan, Monarki, Perang Besar Cirebon.

Geger Tahta Kasepuhan (2020)

Geger Tahta Kasepuhan merupakan konflik penerus tahta Sultan Sepuh sepeninggal Sultan Sepuh Arief Natadiningrat.

Lihat Kaprabonan dan Geger Tahta Kasepuhan (2020)

Kepanembahan Cirebon

Kepanembahan Cirebon pada awalnya merupakan sebuah institusi peguron (pusat pendidikan) di Cirebon yang secara resmi berdiri pada 1677S.

Lihat Kaprabonan dan Kepanembahan Cirebon

Kepangeranan Kacirebonan

Kepangeranan Kacirebonan merupakan sebuah institusi pemerintahan di Cirebon yang tercipta akibat permasalahan penerus tahta Sultan Sepuh Syamsuddin Martawijaya diantara kedua orang puteranya yakni Pangeran Depati Anom Talularipin dengan Pangeran Adi Wijaya, permasalahan penerus tahta Sultan Sepuh Syamsuddin Martawijaya kemudian dimediasi oleh Belanda dan berakhir dengan dikeluarkannya perjanjian yang ditanda tangani pada 4 Agustus 1699 di Batavia yang memecah kekuasaan dan waris Sultan Sepuh Syamsuddin Martawijaya kepada kedua orang puteranya,Rosita, Heni.

Lihat Kaprabonan dan Kepangeranan Kacirebonan

Keraton Kacirebonan

Keraton Kecirebonan adalah sebuah bangunan tempat tinggal sultan Kacirebonan dan keluarganya yang berada di daerah Pulasaren (sekarang jalan Pulasaren, kecamatan Pekalipan, kota Cirebon)Adeng.

Lihat Kaprabonan dan Keraton Kacirebonan

Keresidenan Cirebon

Peta wilayah karesidenan Cirebon (setelah Indonesia merdeka) Karesidenan Cirebon atau bekas Karesidenan Cirebon yaitu wilayah administratif pemerintahan zaman Hindia Belanda dan zaman Inggris yang meliputi wilayah bekas kesultanan Cirebon setelah lepasnya wilayah Krawang sebelum tahun 1677 ketika sultan Cirebon pada saat itu pangeran Abdul Karim (Girilaya) dan kedua putranya yaitu pangeran Martawijaya ditahan Mataram dan wali sultan Cirebon yang dijabat pangeran Wangsakerta didesak oleh Amangkurat 1 untuk memenuhi persyaratan agar Belanda mau membantu Mataram menumpas Trunojoyo (Trunojoyo berhasil membebaskan pangeran-pangeran Cirebon yang ditahan Mataram atas bantuan persenjataan Banten)Ekajati, Edi Suherdi.

Lihat Kaprabonan dan Keresidenan Cirebon

Kesultanan Kacirebonan

Kesultanan Kacirebonan adalah salah satu kesultanan di Indonesia yang berdiri pada tahun 1808. Kesultanan ini merupakan hasil perundingan keluarga besar kesultanan Kanoman.

Lihat Kaprabonan dan Kesultanan Kacirebonan

Kesultanan Kanoman

keraton kesultanan Kanoman Cirebon Kesultanan Kanoman (aksara Sunda: ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮊᮔᮧᮙᮔ᮪) adalah suatu wilayah hasil pembagian kesultanan Cirebon kepada ketiga orang puteranya setelah meninggalnya sultan Abdul Karim (Pangeran Girilaya) atau yang dikenal dengan nama Panembahan Ratu pakungwati II pada tahun 1666, tetapi menurut naskah Mertasinga, Sultan Abdul Karim telah meninggal di Mataram pada tahun 1585 saka jawa atau sekitar tahun 1662 m,Wildan, Dadan.

Lihat Kaprabonan dan Kesultanan Kanoman

Kesultanan Kasepuhan

Kesultanan Kasepuhan (aksara Sunda: ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮊᮞᮨᮕᮥᮠᮔ᮪) adalah salah satu dari tiga wilayah hasil pembagian Kesultanan Cirebon kepada tiga orang putra Sultan Abdul Karim (Pangeran Girilaya) atau yang dikenal dengan nama Panembahan Ratu Pakungwati II yang meninggal tahun 1666.

Lihat Kaprabonan dan Kesultanan Kasepuhan

Monarki

Monarki (atau Kerajaan) berasal dari bahasa Yunani monos (μονος) yang berarti satu, dan archein (αρχειν) yang berarti raja.

Lihat Kaprabonan dan Monarki

Perang Besar Cirebon

Perang Besar Cirebon merupakan sebuah peristiwa perjuangan seluruh elemen masyarakat Cirebon termasuk didalamnya para ulama, santri, petani, buruh dan abdi keraton yang berkesinambungan untuk berjuang melawan penjajah.

Lihat Kaprabonan dan Perang Besar Cirebon