Kami sedang bekerja untuk memulihkan aplikasi Unionpedia di Google Play Store
KeluarMasuk
🌟Kami menyederhanakan desain kami untuk navigasi yang lebih baik!
Instagram Facebook X LinkedIn

Sima

Indeks Sima

* Sima, daerah perdikan pada masa Jawa Klasik.

Daftar Isi

  1. 96 hubungan: Blingoh, Donorojo, Jepara, Cao Wei, Dharmawangsa Teguh, Dyah Wawa, Guo Huai, Hyang kudur, Islam di Indonesia, Kabupaten Pasuruan, Kahuman, Ngawen, Klaten, Kalevala, Kerajaan Blambangan, Kraton, Maospati, Magetan, Makudur, Marga ganda, Medang, Mpu Daksa, Mpu Sindok, Nama Tionghoa, Pasek-pasek, Prasasti, Prasasti Alasantan, Prasasti Anggehan, Prasasti Anjuk Ladang, Prasasti Argapura, Prasasti Baru, Prasasti Batugana I, Prasasti Biri, Prasasti Cane, Prasasti Er Hangat, Prasasti Hara Hara, Prasasti Jaring, Prasasti Jurungan, Prasasti Kaladi, Prasasti Kampak, Prasasti Karangrejo, Prasasti Kawambang Kulwan, Prasasti Kayu Ara Hiwang, Prasasti Kedengan, Prasasti Kinawe, Prasasti Kudadu, Prasasti Leran, Prasasti Mangulihi, Prasasti Mantyasih, Prasasti Masahar, Prasasti Mruwak, Prasasti Mucang, Prasasti Muncang, Prasasti Munduan, Prasasti Munggu Antan, Prasasti Nglebak, ... Memperluas indeks (46 lebih) »

Blingoh, Donorojo, Jepara

Blingoh adalah desa di kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Lihat Sima dan Blingoh, Donorojo, Jepara

Cao Wei

Cao Wei (Hanzi: 曹魏) (220 - 265) kadang-kadang juga disebut sebagai Bei Wei (Hanzi: 北魏) atau Wei Utara adalah salah satu negara di Zaman Tiga Negara dalam sejarah Tiongkok.

Lihat Sima dan Cao Wei

Dharmawangsa Teguh

Dharmawangsa Teguh disebut juga dengan Dharmawangsa adalah raja terakhir Kerajaan Medang Periode Jawa Timur dengan bergelar nama abhiseka Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa.

Lihat Sima dan Dharmawangsa Teguh

Dyah Wawa

Prasasti Sangguran, dengan tinggi 2 meter dan berat 3,8 ton, ditemukan di Ngendat dan sempat diuraikan Colin Mackenzie pada tahun 1811-14 Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga adalah raja terakhir yang memerintah Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno), yang berkuasa sekitar tahun 927–929.

Lihat Sima dan Dyah Wawa

Guo Huai

Guo Huai adalah jenderal Wei pada Zaman Tiga Negara yang mendapat kepercayaan tinggi keluarga Sima untuk menjaga perbatasan barat Wei dari serangan Shu.

Lihat Sima dan Guo Huai

Hyang kudur

Hyang Kudur adalah pemimpin upacara manusuk sima atau penetapan sima daerah perdikan yang bebas dari pajak atas titah seorang raja.

Lihat Sima dan Hyang kudur

Islam di Indonesia

Islam adalah agama terbesar di Indonesia, dengan 86,7% penduduk Indonesia mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim dalam survei tahun 2018.

Lihat Sima dan Islam di Indonesia

Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan (Jawa: Hanacaraka: ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀, Pegon: ڤاسوروهن) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Lihat Sima dan Kabupaten Pasuruan

Kahuman, Ngawen, Klaten

Kahuman adalah desa di Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.

Lihat Sima dan Kahuman, Ngawen, Klaten

Kalevala

''Kalevala, 1849'' Kalevala adalah sebuah buku kumpulan epos yang disusun oleh Elias Lönnrot dari semua cerita rakyat Finlandia dan Karelia abad 19.

Lihat Sima dan Kalevala

Kerajaan Blambangan

Kerajaan Blambangan atau Balambangan atau Belambangan adalah sebuah kerajaan yang berada di Ujung Timur Pulau Jawa.

Lihat Sima dan Kerajaan Blambangan

Kraton, Maospati, Magetan

Kelurahan Kraton adalah sebuah nama kelurahan di wilayah Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.

Lihat Sima dan Kraton, Maospati, Magetan

Makudur

Makudur adalah pemimpin upacara manusuk sima atau penetapan sima daerah perdikan yang bebas dari pajak atas titah seorang raja.

Lihat Sima dan Makudur

Marga ganda

Marga ganda (Hanzi: 復姓) dalam sistem pemargaan Tionghoa adalah marga yang terdiri dari 2 karakter Hanzi atau lebih.

Lihat Sima dan Marga ganda

Medang

Kerajaan Medang (bahasa Jawa Kuno: 75px; kaḍatwan mḍaŋ) atau sering disebut Mataram Kuno adalah kerajaan talasokrasi yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8 M, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10 M, yang didirikan oleh Sanjaya.

Lihat Sima dan Medang

Mpu Daksa

Mpu Daksa adalah raja Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 913–919, bergelar Sri Maharaja Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya Uttunggawijaya.

Lihat Sima dan Mpu Daksa

Mpu Sindok

Mpu Sindok atau Sindok dikenal juga dengan nama Dyah Sindok adalah raja yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang periode Jawa Tengah dari bhumi Mataram ke Jawa bagian timur.

Lihat Sima dan Mpu Sindok

Nama Tionghoa

Karakter Xingming yang berarti nama dan marga Nama Tionghoa adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi).

Lihat Sima dan Nama Tionghoa

Pasek-pasek

Pasek-pasek adalah semacam hadiah atau pisungsung yang berupa uang, barang, atau binatang.

Lihat Sima dan Pasek-pasek

Prasasti

Prasasti El Baul Stela. Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama.

Lihat Sima dan Prasasti

Prasasti Alasantan

Prasasti Alasantan adalah prasasti berbahan tembaga dan jumlahnya 4 lempeng.

Lihat Sima dan Prasasti Alasantan

Prasasti Anggehan

Prasasti Anggehan bertarikh 769 saka (847 M) di terbitkan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Medang.

Lihat Sima dan Prasasti Anggehan

Prasasti Anjuk Ladang

Prasasti Anjuk Ladang di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Anjuk Ladang adalah piagam batu berangka tahun 859 Saka (versi L.-C. Damais, 937 M) atau 857 Saka (versi Brandes, 935 M) yang dikeluarkan oleh Raja Sri Isyana (Pu Sindok) dari Kerajaan Medang setelah pindah ke bagian timur Pulau Jawa.

Lihat Sima dan Prasasti Anjuk Ladang

Prasasti Argapura

Prasasti Argapura berupa batu alam terpahat berbentuk balok dengan panjang 138 cm, lebar 7 cm dan tebal 46 cm ini bertuliskan 10 Juni 863 Masehi atau 785 Saka.

Lihat Sima dan Prasasti Argapura

Prasasti Baru

Prasasti Baru dibangun oleh Raja Airlangga sebagai pengukuhan pemberian anugrah sima perdikan kepada Desa Baru yang berjasa dalam penaklukan Kerajaan Hasin.

Lihat Sima dan Prasasti Baru

Prasasti Batugana I

Prasasti Batugana I. Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara. Prasasti Batugana I, atau disebut juga Prasasti Panai, adalah sebuah prasasti yang bertuliskan aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno, yang ditemukan di sekitar Candi Bahal I, di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lihat Sima dan Prasasti Batugana I

Prasasti Biri

Prasasti Biri dipahatkan dalam sebuah batu, dan ditemukan di daerah Kediri, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Prasasti Biri

Prasasti Cane

Prasasti Cane bertarikh 943 saka (1021 M) dikeluarkan oleh raja Airlangga dengan gelar abhiseka Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa, dengan Çrĩ Sanggrãmawijaya Dharmmaprasãdottunggadewi, anak perempuan Airlangga dengan permaisuri, sebagai Rakryãn Mahãmantrĩ i Hino untuk pertama kalinya.

Lihat Sima dan Prasasti Cane

Prasasti Er Hangat

Prasasti Er Hangat Prasasti Er Hangat di temukan di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah.

Lihat Sima dan Prasasti Er Hangat

Prasasti Hara Hara

Prasasti Hara-Hara berangka tahun 888 Saka atau 966 M, sayangnya prasasti ini tidak lengkap dan hanya ditemukan satu lempeng saja, dikeluarkan oleh Pu Mano tempat dikeluarkannya di daerah Hara-Hara.

Lihat Sima dan Prasasti Hara Hara

Prasasti Jaring

Prasasti Jaring dibuat dari batu andesit dengan tinggi 170 cm, lebar 72–91 cm dan tebal 43 cm, saat ini masih di tempatnya yaitu di Dukuh Jaring, Kelurahan Kembang Arum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Prasasti Jaring

Prasasti Jurungan

Prasasti Jurungan yang ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Jawa Kuno ini bertarikh 798 Saka (876 M) yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Rakai Kayuwangi.

Lihat Sima dan Prasasti Jurungan

Prasasti Kaladi

Prasasti Kaladi (berangka tahun Saka 831 atau Masehi 909) berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan Śrī Maharāja Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmmodaya Mahāsambhu.

Lihat Sima dan Prasasti Kaladi

Prasasti Kampak

Prasasti Kampak di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Kampak adalah sebuah prasasti yang berasal dari Ngudalan, Dukuh Kampak, Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Prasasti Kampak

Prasasti Karangrejo

Prasasti Karangrejo ditemukan di desa Karangrejo Kecamatan Garum, Blitar.

Lihat Sima dan Prasasti Karangrejo

Prasasti Kawambang Kulwan

Prasasti Kawambang Kulwan Prasasti Kawamnang Kulwan berangka tahun 913 Saka (992 M) dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno.

Lihat Sima dan Prasasti Kawambang Kulwan

Prasasti Kayu Ara Hiwang

Prasasti Kayu Ara Hiwang. Koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Kayu Ara Hiwang adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di desa Boro Tengah, Purworejo, Jawa Tengah.

Lihat Sima dan Prasasti Kayu Ara Hiwang

Prasasti Kedengan

Prasasti Kedengan berupa tembaga itu berukuran panjang 42,5 cm, lebar 12,5 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.

Lihat Sima dan Prasasti Kedengan

Prasasti Kinawe

Prasasti Tanjung Kalang atau Prasasti Kinawe dari daerah Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini, untuk pertama kalinya dilaporkan oleh Hoepermans dalam Hindoeoudheiden van Java (1864-1867).

Lihat Sima dan Prasasti Kinawe

Prasasti Kudadu

Prasasti Kudadu atau disebut juga dengan Prasasti Gunung Buthak merupakan prasasti peninggalan jaman Majapahit yang berangka tahun 1216 saka atau 1294 M yang menyebutkan tentang pemberian anugerah dari Raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sima.

Lihat Sima dan Prasasti Kudadu

Prasasti Leran

Prasasti Leran (dibaca lé•ran) merupakan prasasti lempeng perunggu yang ditemukan di Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Prasasti Leran

Prasasti Mangulihi

Prasasti Mangulihi berupa tiga prasasti, yaitu prasasti Mangulihi A (bagian depan), Mangulihi B (bagian belakang), dan Mangulihi C (pada bagian bawah Mangulihi B).

Lihat Sima dan Prasasti Mangulihi

Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu,, 15 Desember 1984.

Lihat Sima dan Prasasti Mantyasih

Prasasti Masahar

Prasasti Masahar adalah sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Medang bertanggal 852 Saka atau 930 Masehi yang ditemukan di Situs Gemekan di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Prasasti Masahar

Prasasti Mruwak

Prasasti Mruwak (1108 Śaka/1186 M) adalah berisi penetapan Desa Mruwak menjadi sima.

Lihat Sima dan Prasasti Mruwak

Prasasti Mucang

Prasasti Muncang dikeluarkan pada bulan Caitra tanggal 6 Śuklapasa tahun 866 Śaka (3 Maret 944 M) Śrī Mahārāja rake Hino pu Sīnḍok Śrī Īśānawikramadharmottuŋgadewa (Mpu Sindok) telah memerintahkan kepada rakryān i halu pu Sahasra dan rakai Kanuruhan pu Da, agar sebidang tanah yang terletak di sebelah selatan pasar di Muñcang yang termasuk wilayah Hujung dijadikan sima serta dilepaskan dari kekuasaan wilayah Hujung kepada Samgat Dang Acāryya Hitam.

Lihat Sima dan Prasasti Mucang

Prasasti Muncang

Prasasti Muncang dikeluarkan pada bulan Caitra tanggal 6 Śuklapasa tahun 866 Śaka (3 Maret 944 M) Śrī Mahārāja rake Hino pu Sīnḍok Śrī Īśānawikramadharmottuŋgadewa (Mpu Sindok) telah memerintahkan kepada rakryān i halu pu Sahasra dan rakai Kanuruhan pu Da, agar sebidang tanah yang terletak di sebelah selatan pasar di Muñcang yang termasuk wilayah Hujung dijadikan sima serta dilepaskan dari kekuasaan wilayah Hujung kepada Samgat Dang Acāryya Hitam.

Lihat Sima dan Prasasti Muncang

Prasasti Munduan

Prasasti Mundu’an berangka tahun 728 Çaka atau 806 M dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa Kuno.

Lihat Sima dan Prasasti Munduan

Prasasti Munggu Antan

Prasasti Munggu Antan. Koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Munggu Antan adalah sebuah prasasti berbentuk pilar batu yang ditemukan di desa Bulus, kecamatan Purworejo, yang dahulu termasuk dalam Karesidenan Kedu.

Lihat Sima dan Prasasti Munggu Antan

Prasasti Nglebak

Prasasti Nglebak ditemukan di Dusun Ngelebak, Desa Klodan, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Lihat Sima dan Prasasti Nglebak

Prasasti Pabuharan

jmpl Prasasti Pabuharan berupa dua lempengan tembaga berukuran 45,5 x 12 cm, bertulisan 6 baris pada ke dua belah sisinya.

Lihat Sima dan Prasasti Pabuharan

Prasasti Pagiliran

Prasasti Jajar Prasasti Jajar/Pagiliran memuat angka tahun 1056 Saka (1134 Masehi), dikeluarkan pada mass pemerintahan Sri Bameswara dari Kerajaan Kadiri.

Lihat Sima dan Prasasti Pagiliran

Prasasti Palebuhan

Prasasti Palebuhan dituliskan diatas sebuah lempeng tembaga bertarikh 849 saka (927 M) beśākhamāsa tithi pratipāda śuklapakşa.

Lihat Sima dan Prasasti Palebuhan

Prasasti Paradah

Prasasti Paraḍaḥ atau prasasti Siman adalah dua buah prasasti batu yang disebut prasasti Paradah I dan Paradah II.

Lihat Sima dan Prasasti Paradah

Prasasti Poh

Prasasti Poh berupa dua lempeng prasasti tembaga beraksara Kawi yang ditemukan di dukuh Plembon, Desa Randusari, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Lihat Sima dan Prasasti Poh

Prasasti Poh Rinting

Prasasti Poh Rinting ditemukan di kompleks Candi Glagahan yang berada di halaman belakang rumah Ibu Tonah yang kini jadi kediaman putranya selaku ketua RT setempat di Dusun Glagahan, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.

Lihat Sima dan Prasasti Poh Rinting

Prasasti Pucangan

Prasasti Pucangan atau dikenal Calcutta Stone merupakan sebuah prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, berasal dari tahun 963 Saka atau 1041 Masehi.

Lihat Sima dan Prasasti Pucangan

Prasasti Pupus

Prasasti Pupus berangka tahun 822 Śaka (900 M), tetapi disalin kembali (tinulad) pada tahun 1022 Saka (1100 Masehi) atau masa Kadiri.

Lihat Sima dan Prasasti Pupus

Prasasti Ramwi

Prasasti Ramwi di simpan di Museum Nasional dengan Nomor Inventaris E.10, isi nya menceritakan pada tahun 804 Saka (882 M) atas perintah Maharaja Rakai Kayuwangi menetapkan tanah di hutan sebagai Sima bagi dharma Pu Catura.

Lihat Sima dan Prasasti Ramwi

Prasasti Salimar I

Prasasti Salimar I ditemukan di Prambanan, kemudian dibawa ke Jogjakarta dan selandjutnya disimpan di muse Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.45.

Lihat Sima dan Prasasti Salimar I

Prasasti Salimar II

Prasasti Salimar II ditemukan di sebelah barat kota Jogjakarta, kemudian dibawa dan disimpan di museum nasional jakarta dengan nomor inventaris D.46.

Lihat Sima dan Prasasti Salimar II

Prasasti Salimar III

Prasasti Salimar III ditemukan di Papringan, Yogyakarta, selanjutnya disimpan di museum nasional jakarta.

Lihat Sima dan Prasasti Salimar III

Prasasti Salingsingan II

Prasasti Salingsingan II berangka tahun 804 S (882 M), prasasti ini juga biasa disebut dengan nama prasasti Indrakila, berisi tentang Sima, yaitu peresmian sawah untuk bhatara di Dihyan (dieng).

Lihat Sima dan Prasasti Salingsingan II

Prasasti Sangsang

Prasasti Sangsang merupakan prasasti yang ditulis di atas lempeng tembaga.

Lihat Sima dan Prasasti Sangsang

Prasasti Sarangan

Prasasti Sarangan berangka tahun 851 Saka (929 M) yang beraksara huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta.

Lihat Sima dan Prasasti Sarangan

Prasasti Sarwadharma

Prasasti Sarwadharma adalah prasasti yang dikeluarkan pada saat pemerintahan Kertanegara di Singhasari pada tahun 1269.

Lihat Sima dan Prasasti Sarwadharma

Prasasti Sugih Manek

Prasasti Sugih Manek ditulis di atas batu berukuran tinggi 94 cm, lebar 72 cm dan tebal 18 cm, bertuliskan 30 baris di depan dan 31 baris di belakang.

Lihat Sima dan Prasasti Sugih Manek

Prasasti Supit

Prasasti Supit (Kwak IV/Mulak III) ditemukan di Desa Ngabean, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lihat Sima dan Prasasti Supit

Prasasti Talan

Prasasti Talan atau juga disebut dengan Prasasti Munggut berada di Desa Gurit, Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.

Lihat Sima dan Prasasti Talan

Prasasti Tengaran

Prasasti Tengaran atau prasasti Gewek (dibaca (IPA) gəwəˀ) adalah sebuah prasasti bertanggal 6 Paropeteng bulan Srawana tahun 857 Syaka (setara dengan 14 Agustus 935 Masehi).

Lihat Sima dan Prasasti Tengaran

Prasasti Terep

Prasasti Terep Prasasti Terep dikeluarkan pada tahun 1032, oleh Raja Airlangga.

Lihat Sima dan Prasasti Terep

Prasasti Tija

Prasasti Tija merupakan Jayapattra terdiri dari dua lempeng prasasti yaitu lempeng II berukuran 33,5 x 10 x 0,3 cm dan lempeng III berukuran 33,3 x 10 x 0,3 cm.

Lihat Sima dan Prasasti Tija

Prasasti Tinulad

Tinulad adalah prasasti-prasasti salinan, atau prasasti yang “ditiru”.

Lihat Sima dan Prasasti Tinulad

Prasasti Tulang Er

Prasasti Tulang Er 198 Sanjayawarsa (914 M) ditemukan di lembah Sungai Winongo Desa Sorok, Kabupaten Bantul, DIY.

Lihat Sima dan Prasasti Tulang Er

Prasasti Walandit

Prasasti Walandit/Himad (tidak berangka tahun), dikeluarkan pada waktu Gajah Mada menjabat rakryan mapatih di Janggala dan Kadiri.

Lihat Sima dan Prasasti Walandit

Prasasti Wangwang Bangen

Prasasti Wangwang Bangen merupakan Prasasti Tinulad atau salinan berupa lempengan tembaga berukuran 40 x 25,5 cm, bertarikh 746 Saka atau 824 M, bertuliskan 16 baris pada satu sisinya.

Lihat Sima dan Prasasti Wangwang Bangen

Prasasti Wanua Tengah II

Prasasti Wanua Tengah I dan II, merupakan prasasti kembar yang isi nya sama (Prasasti Wanua Tengah I), ditemukan di Candi Argapura, Temanggung.

Lihat Sima dan Prasasti Wanua Tengah II

Prasasti Wayuku

Prasasti Wayuku bertarikh 766 Saka (844 M) yang berhuruf dan berbahasa Jawa Kuno.

Lihat Sima dan Prasasti Wayuku

Prasasti Wihara I Wunandaik

Prasasti Wihara I Wunaṇḍaik berupa satu lempeng prasasti berukuran 46,3 cm x 13,5 cm yang aksara dan bahasanya Jawa Kuna satu sisi teridiri atas 10 baris tulisan.

Lihat Sima dan Prasasti Wihara I Wunandaik

Prasasti Wukiran

Prasasti Wukiran ditemukan di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1890, sehingga kadang-kadang prasasti ini dikenal juga dengan nama Prasasti Pereng.

Lihat Sima dan Prasasti Wukiran

Prasasti Wurandungan

Prasasti Wurandungan merupakan prasasti yang dipahatkan di 7 buah lempeng tembaga dan dikeluarkan pada hari Rabu Wage, tanggal 10 Suklapakşa, bulan Phalguna, tahun 865 Śaka atau tanggal 7 November 944 M. Adapun isinya Śrī Mahāraja Rake Halu Pu Siṇḍok Śrī Iśānawikrama Dharmottunggadewa (Mpu Sindok) memberi anugerah kepada Dang Puryyat berupa tanah yang meliputi seluruh wilayah Kanuruhan.

Lihat Sima dan Prasasti Wurandungan

Prasasti Wurutunggal

Prasasti Wurutunggal bertarikh 807 S (885 M), di terbitkan oleh tokoh bernama Danacaryya Munindra, yang telah membeli tanah para rama di wilayah wurutunggal, untuk di jadikan sima.

Lihat Sima dan Prasasti Wurutunggal

Prasasti Wutit

Prasasti Wutit terletak di pinggir sawah dekat tebing Kali Kitiran, di dukuh Tumbrek (desa Tumbrek, Kec. Bandar, Kab. Batang).

Lihat Sima dan Prasasti Wutit

Pu Catura

Pu Catura adalah nama pejabat tinggi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.

Lihat Sima dan Pu Catura

Pu Tangal

Pu Tangal adalah seorang pejabat tinggi (Rakai Wka) di Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Rakai Garung, namanya tertulis dalam Prasasti Supit dan Prasasti Wanua Tengah III sebagai pejabat tinggi di era Rakai Garung yang mengembalikan status hak sima di wanua tengah, sebelum akhirnya di cabut kembali pada era pemerintahan Rakai Pikatan.

Lihat Sima dan Pu Tangal

Rajamangsa

Rajamangsa merupakan hidangan yang hanya boleh dimakan oleh raja dan orang-orang pilihan, terdiri dari dua kata yaitu raja dan mangsa.

Lihat Sima dan Rajamangsa

Rakai Garung

Rakai Garung adalah Raja Medang keenam yang memerintah sekitar tahun 829 - 847.

Lihat Sima dan Rakai Garung

Sambhanda

Sambhanda sebuah prasasti adalah alasan atau sebab-sebab suatu prasasti dikeluarkan oleh raja dapat diketahui pada bagian yang memuat sambandha.

Lihat Sima dan Sambhanda

Sapatha

Sapatha adalah sumpah serapah, semacam kutukan (sapatha) yang di ucapkan oleh makudur dan tertulis dalam suatu penetapan prasasti sima yang ditujukan kepada siapa saja yang melanggar ketentuan di dalam prasasti raja (sabdanata) tersebut.

Lihat Sima dan Sapatha

Sima (daerah)

Sima atau lahan perdikan berarti sebidang lahan produktif (sawah, kebun, atau bahkan desa) yang memiliki status bebas pajak yang dihadiahkan oleh penguasa setempat kepada warga wilayah itu.

Lihat Sima dan Sima (daerah)

Sri Jayamerta

Sri Jayamerta adalah nama raja yang tercantum dalam Prasasti Sukun tahun 1161 M. Prasasti tersebut berisi anugrah Sri Jayamerta kepada penduduk Sukun berupa sima.

Lihat Sima dan Sri Jayamerta

Sri Jayawarsa

Sri Jayawarsa merupakan seorang raja yang memiliki kerajaan (kekuasaan) otonom yang terletak di sekitar wilayah Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur.

Lihat Sima dan Sri Jayawarsa

Tinulad

Tinulad adalah prasasti-prasasti salinan, atau prasasti yang “ditiru”.

Lihat Sima dan Tinulad

Vihara Buddhagaya Watugong

Vihara Buddhagaya Watugong atau juga dikenal dengan nama Vihara Buddhagaya merupakan salah satu tempat ibadah agama Buddha yang terletak di Pudakpayung, Banyumanik, Semarang Jawa Tengah.

Lihat Sima dan Vihara Buddhagaya Watugong

Wdihan

Wdihan adalah kain indah untuk para bangsawan jaman dahulu, dalam beberapa sumber prasasti pada abad ke 9 merujuk kepada pakaian kaum pria.

Lihat Sima dan Wdihan

Zaman Tiga Negara

Zaman Tiga Negara atau juga dikenal dengan nama Samkok (Hanzi sederhana: 三国時代; Hanzi tradisional: 三國時代, hanyu pinyin: sanguo shidai, bahasa Inggris: Three Kingdoms Era) (220 - 280) adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di saat Tiongkok terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan.

Lihat Sima dan Zaman Tiga Negara

Juga dikenal sebagai Sima (disambiguasi).

, Prasasti Pabuharan, Prasasti Pagiliran, Prasasti Palebuhan, Prasasti Paradah, Prasasti Poh, Prasasti Poh Rinting, Prasasti Pucangan, Prasasti Pupus, Prasasti Ramwi, Prasasti Salimar I, Prasasti Salimar II, Prasasti Salimar III, Prasasti Salingsingan II, Prasasti Sangsang, Prasasti Sarangan, Prasasti Sarwadharma, Prasasti Sugih Manek, Prasasti Supit, Prasasti Talan, Prasasti Tengaran, Prasasti Terep, Prasasti Tija, Prasasti Tinulad, Prasasti Tulang Er, Prasasti Walandit, Prasasti Wangwang Bangen, Prasasti Wanua Tengah II, Prasasti Wayuku, Prasasti Wihara I Wunandaik, Prasasti Wukiran, Prasasti Wurandungan, Prasasti Wurutunggal, Prasasti Wutit, Pu Catura, Pu Tangal, Rajamangsa, Rakai Garung, Sambhanda, Sapatha, Sima (daerah), Sri Jayamerta, Sri Jayawarsa, Tinulad, Vihara Buddhagaya Watugong, Wdihan, Zaman Tiga Negara.