Daftar Isi
96 hubungan: Blingoh, Donorojo, Jepara, Cao Wei, Dharmawangsa Teguh, Dyah Wawa, Guo Huai, Hyang kudur, Islam di Indonesia, Kabupaten Pasuruan, Kahuman, Ngawen, Klaten, Kalevala, Kerajaan Blambangan, Kraton, Maospati, Magetan, Makudur, Marga ganda, Medang, Mpu Daksa, Mpu Sindok, Nama Tionghoa, Pasek-pasek, Prasasti, Prasasti Alasantan, Prasasti Anggehan, Prasasti Anjuk Ladang, Prasasti Argapura, Prasasti Baru, Prasasti Batugana I, Prasasti Biri, Prasasti Cane, Prasasti Er Hangat, Prasasti Hara Hara, Prasasti Jaring, Prasasti Jurungan, Prasasti Kaladi, Prasasti Kampak, Prasasti Karangrejo, Prasasti Kawambang Kulwan, Prasasti Kayu Ara Hiwang, Prasasti Kedengan, Prasasti Kinawe, Prasasti Kudadu, Prasasti Leran, Prasasti Mangulihi, Prasasti Mantyasih, Prasasti Masahar, Prasasti Mruwak, Prasasti Mucang, Prasasti Muncang, Prasasti Munduan, Prasasti Munggu Antan, Prasasti Nglebak, ... Memperluas indeks (46 lebih) »
Blingoh, Donorojo, Jepara
Blingoh adalah desa di kecamatan Donorojo, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.
Lihat Sima dan Blingoh, Donorojo, Jepara
Cao Wei
Cao Wei (Hanzi: 曹魏) (220 - 265) kadang-kadang juga disebut sebagai Bei Wei (Hanzi: 北魏) atau Wei Utara adalah salah satu negara di Zaman Tiga Negara dalam sejarah Tiongkok.
Lihat Sima dan Cao Wei
Dharmawangsa Teguh
Dharmawangsa Teguh disebut juga dengan Dharmawangsa adalah raja terakhir Kerajaan Medang Periode Jawa Timur dengan bergelar nama abhiseka Sri Maharaja Isana Dharmawangsa Teguh Anantawikramottunggadewa.
Lihat Sima dan Dharmawangsa Teguh
Dyah Wawa
Prasasti Sangguran, dengan tinggi 2 meter dan berat 3,8 ton, ditemukan di Ngendat dan sempat diuraikan Colin Mackenzie pada tahun 1811-14 Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga adalah raja terakhir yang memerintah Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno), yang berkuasa sekitar tahun 927–929.
Lihat Sima dan Dyah Wawa
Guo Huai
Guo Huai adalah jenderal Wei pada Zaman Tiga Negara yang mendapat kepercayaan tinggi keluarga Sima untuk menjaga perbatasan barat Wei dari serangan Shu.
Lihat Sima dan Guo Huai
Hyang kudur
Hyang Kudur adalah pemimpin upacara manusuk sima atau penetapan sima daerah perdikan yang bebas dari pajak atas titah seorang raja.
Lihat Sima dan Hyang kudur
Islam di Indonesia
Islam adalah agama terbesar di Indonesia, dengan 86,7% penduduk Indonesia mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim dalam survei tahun 2018.
Lihat Sima dan Islam di Indonesia
Kabupaten Pasuruan
Kabupaten Pasuruan (Jawa: Hanacaraka: ꦥꦱꦸꦫꦸꦃꦲꦤ꧀, Pegon: ڤاسوروهن) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Lihat Sima dan Kabupaten Pasuruan
Kahuman, Ngawen, Klaten
Kahuman adalah desa di Kecamatan Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
Lihat Sima dan Kahuman, Ngawen, Klaten
Kalevala
''Kalevala, 1849'' Kalevala adalah sebuah buku kumpulan epos yang disusun oleh Elias Lönnrot dari semua cerita rakyat Finlandia dan Karelia abad 19.
Lihat Sima dan Kalevala
Kerajaan Blambangan
Kerajaan Blambangan atau Balambangan atau Belambangan adalah sebuah kerajaan yang berada di Ujung Timur Pulau Jawa.
Lihat Sima dan Kerajaan Blambangan
Kraton, Maospati, Magetan
Kelurahan Kraton adalah sebuah nama kelurahan di wilayah Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Lihat Sima dan Kraton, Maospati, Magetan
Makudur
Makudur adalah pemimpin upacara manusuk sima atau penetapan sima daerah perdikan yang bebas dari pajak atas titah seorang raja.
Lihat Sima dan Makudur
Marga ganda
Marga ganda (Hanzi: 復姓) dalam sistem pemargaan Tionghoa adalah marga yang terdiri dari 2 karakter Hanzi atau lebih.
Lihat Sima dan Marga ganda
Medang
Kerajaan Medang (bahasa Jawa Kuno: 75px; kaḍatwan mḍaŋ) atau sering disebut Mataram Kuno adalah kerajaan talasokrasi yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8 M, kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10 M, yang didirikan oleh Sanjaya.
Lihat Sima dan Medang
Mpu Daksa
Mpu Daksa adalah raja Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 913–919, bergelar Sri Maharaja Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya Uttunggawijaya.
Lihat Sima dan Mpu Daksa
Mpu Sindok
Mpu Sindok atau Sindok dikenal juga dengan nama Dyah Sindok adalah raja yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang periode Jawa Tengah dari bhumi Mataram ke Jawa bagian timur.
Lihat Sima dan Mpu Sindok
Nama Tionghoa
Karakter Xingming yang berarti nama dan marga Nama Tionghoa adalah nama yang diekspresikan dengan karakter Han (Hanzi).
Lihat Sima dan Nama Tionghoa
Pasek-pasek
Pasek-pasek adalah semacam hadiah atau pisungsung yang berupa uang, barang, atau binatang.
Lihat Sima dan Pasek-pasek
Prasasti
Prasasti El Baul Stela. Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama.
Lihat Sima dan Prasasti
Prasasti Alasantan
Prasasti Alasantan adalah prasasti berbahan tembaga dan jumlahnya 4 lempeng.
Lihat Sima dan Prasasti Alasantan
Prasasti Anggehan
Prasasti Anggehan bertarikh 769 saka (847 M) di terbitkan pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Medang.
Lihat Sima dan Prasasti Anggehan
Prasasti Anjuk Ladang
Prasasti Anjuk Ladang di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Anjuk Ladang adalah piagam batu berangka tahun 859 Saka (versi L.-C. Damais, 937 M) atau 857 Saka (versi Brandes, 935 M) yang dikeluarkan oleh Raja Sri Isyana (Pu Sindok) dari Kerajaan Medang setelah pindah ke bagian timur Pulau Jawa.
Lihat Sima dan Prasasti Anjuk Ladang
Prasasti Argapura
Prasasti Argapura berupa batu alam terpahat berbentuk balok dengan panjang 138 cm, lebar 7 cm dan tebal 46 cm ini bertuliskan 10 Juni 863 Masehi atau 785 Saka.
Lihat Sima dan Prasasti Argapura
Prasasti Baru
Prasasti Baru dibangun oleh Raja Airlangga sebagai pengukuhan pemberian anugrah sima perdikan kepada Desa Baru yang berjasa dalam penaklukan Kerajaan Hasin.
Lihat Sima dan Prasasti Baru
Prasasti Batugana I
Prasasti Batugana I. Koleksi Museum Negeri Sumatera Utara. Prasasti Batugana I, atau disebut juga Prasasti Panai, adalah sebuah prasasti yang bertuliskan aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno, yang ditemukan di sekitar Candi Bahal I, di Desa Bahal, Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lihat Sima dan Prasasti Batugana I
Prasasti Biri
Prasasti Biri dipahatkan dalam sebuah batu, dan ditemukan di daerah Kediri, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Prasasti Biri
Prasasti Cane
Prasasti Cane bertarikh 943 saka (1021 M) dikeluarkan oleh raja Airlangga dengan gelar abhiseka Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa, dengan Çrĩ Sanggrãmawijaya Dharmmaprasãdottunggadewi, anak perempuan Airlangga dengan permaisuri, sebagai Rakryãn Mahãmantrĩ i Hino untuk pertama kalinya.
Lihat Sima dan Prasasti Cane
Prasasti Er Hangat
Prasasti Er Hangat Prasasti Er Hangat di temukan di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah.
Lihat Sima dan Prasasti Er Hangat
Prasasti Hara Hara
Prasasti Hara-Hara berangka tahun 888 Saka atau 966 M, sayangnya prasasti ini tidak lengkap dan hanya ditemukan satu lempeng saja, dikeluarkan oleh Pu Mano tempat dikeluarkannya di daerah Hara-Hara.
Lihat Sima dan Prasasti Hara Hara
Prasasti Jaring
Prasasti Jaring dibuat dari batu andesit dengan tinggi 170 cm, lebar 72–91 cm dan tebal 43 cm, saat ini masih di tempatnya yaitu di Dukuh Jaring, Kelurahan Kembang Arum, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Prasasti Jaring
Prasasti Jurungan
Prasasti Jurungan yang ditulis dengan huruf Jawa Kuno dan bahasa Jawa Kuno ini bertarikh 798 Saka (876 M) yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Rakai Kayuwangi.
Lihat Sima dan Prasasti Jurungan
Prasasti Kaladi
Prasasti Kaladi (berangka tahun Saka 831 atau Masehi 909) berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan Śrī Maharāja Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmmodaya Mahāsambhu.
Lihat Sima dan Prasasti Kaladi
Prasasti Kampak
Prasasti Kampak di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Kampak adalah sebuah prasasti yang berasal dari Ngudalan, Dukuh Kampak, Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Prasasti Kampak
Prasasti Karangrejo
Prasasti Karangrejo ditemukan di desa Karangrejo Kecamatan Garum, Blitar.
Lihat Sima dan Prasasti Karangrejo
Prasasti Kawambang Kulwan
Prasasti Kawambang Kulwan Prasasti Kawamnang Kulwan berangka tahun 913 Saka (992 M) dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno.
Lihat Sima dan Prasasti Kawambang Kulwan
Prasasti Kayu Ara Hiwang
Prasasti Kayu Ara Hiwang. Koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Kayu Ara Hiwang adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di desa Boro Tengah, Purworejo, Jawa Tengah.
Lihat Sima dan Prasasti Kayu Ara Hiwang
Prasasti Kedengan
Prasasti Kedengan berupa tembaga itu berukuran panjang 42,5 cm, lebar 12,5 cm dan tebal sekitar 2,5 mm.
Lihat Sima dan Prasasti Kedengan
Prasasti Kinawe
Prasasti Tanjung Kalang atau Prasasti Kinawe dari daerah Ngronggot, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini, untuk pertama kalinya dilaporkan oleh Hoepermans dalam Hindoeoudheiden van Java (1864-1867).
Lihat Sima dan Prasasti Kinawe
Prasasti Kudadu
Prasasti Kudadu atau disebut juga dengan Prasasti Gunung Buthak merupakan prasasti peninggalan jaman Majapahit yang berangka tahun 1216 saka atau 1294 M yang menyebutkan tentang pemberian anugerah dari Raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sima.
Lihat Sima dan Prasasti Kudadu
Prasasti Leran
Prasasti Leran (dibaca lé•ran) merupakan prasasti lempeng perunggu yang ditemukan di Desa Leran Wetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Prasasti Leran
Prasasti Mangulihi
Prasasti Mangulihi berupa tiga prasasti, yaitu prasasti Mangulihi A (bagian depan), Mangulihi B (bagian belakang), dan Mangulihi C (pada bagian bawah Mangulihi B).
Lihat Sima dan Prasasti Mangulihi
Prasasti Mantyasih
Prasasti Mantyasih, juga disebut Prasasti Balitung atau Prasasti Tembaga Kedu,, 15 Desember 1984.
Lihat Sima dan Prasasti Mantyasih
Prasasti Masahar
Prasasti Masahar adalah sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Medang bertanggal 852 Saka atau 930 Masehi yang ditemukan di Situs Gemekan di Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Prasasti Masahar
Prasasti Mruwak
Prasasti Mruwak (1108 Śaka/1186 M) adalah berisi penetapan Desa Mruwak menjadi sima.
Lihat Sima dan Prasasti Mruwak
Prasasti Mucang
Prasasti Muncang dikeluarkan pada bulan Caitra tanggal 6 Śuklapasa tahun 866 Śaka (3 Maret 944 M) Śrī Mahārāja rake Hino pu Sīnḍok Śrī Īśānawikramadharmottuŋgadewa (Mpu Sindok) telah memerintahkan kepada rakryān i halu pu Sahasra dan rakai Kanuruhan pu Da, agar sebidang tanah yang terletak di sebelah selatan pasar di Muñcang yang termasuk wilayah Hujung dijadikan sima serta dilepaskan dari kekuasaan wilayah Hujung kepada Samgat Dang Acāryya Hitam.
Lihat Sima dan Prasasti Mucang
Prasasti Muncang
Prasasti Muncang dikeluarkan pada bulan Caitra tanggal 6 Śuklapasa tahun 866 Śaka (3 Maret 944 M) Śrī Mahārāja rake Hino pu Sīnḍok Śrī Īśānawikramadharmottuŋgadewa (Mpu Sindok) telah memerintahkan kepada rakryān i halu pu Sahasra dan rakai Kanuruhan pu Da, agar sebidang tanah yang terletak di sebelah selatan pasar di Muñcang yang termasuk wilayah Hujung dijadikan sima serta dilepaskan dari kekuasaan wilayah Hujung kepada Samgat Dang Acāryya Hitam.
Lihat Sima dan Prasasti Muncang
Prasasti Munduan
Prasasti Mundu’an berangka tahun 728 Çaka atau 806 M dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa Kuno.
Lihat Sima dan Prasasti Munduan
Prasasti Munggu Antan
Prasasti Munggu Antan. Koleksi Museum Nasional Indonesia. Prasasti Munggu Antan adalah sebuah prasasti berbentuk pilar batu yang ditemukan di desa Bulus, kecamatan Purworejo, yang dahulu termasuk dalam Karesidenan Kedu.
Lihat Sima dan Prasasti Munggu Antan
Prasasti Nglebak
Prasasti Nglebak ditemukan di Dusun Ngelebak, Desa Klodan, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Lihat Sima dan Prasasti Nglebak
Prasasti Pabuharan
jmpl Prasasti Pabuharan berupa dua lempengan tembaga berukuran 45,5 x 12 cm, bertulisan 6 baris pada ke dua belah sisinya.
Lihat Sima dan Prasasti Pabuharan
Prasasti Pagiliran
Prasasti Jajar Prasasti Jajar/Pagiliran memuat angka tahun 1056 Saka (1134 Masehi), dikeluarkan pada mass pemerintahan Sri Bameswara dari Kerajaan Kadiri.
Lihat Sima dan Prasasti Pagiliran
Prasasti Palebuhan
Prasasti Palebuhan dituliskan diatas sebuah lempeng tembaga bertarikh 849 saka (927 M) beśākhamāsa tithi pratipāda śuklapakşa.
Lihat Sima dan Prasasti Palebuhan
Prasasti Paradah
Prasasti Paraḍaḥ atau prasasti Siman adalah dua buah prasasti batu yang disebut prasasti Paradah I dan Paradah II.
Lihat Sima dan Prasasti Paradah
Prasasti Poh
Prasasti Poh berupa dua lempeng prasasti tembaga beraksara Kawi yang ditemukan di dukuh Plembon, Desa Randusari, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
Lihat Sima dan Prasasti Poh
Prasasti Poh Rinting
Prasasti Poh Rinting ditemukan di kompleks Candi Glagahan yang berada di halaman belakang rumah Ibu Tonah yang kini jadi kediaman putranya selaku ketua RT setempat di Dusun Glagahan, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang.
Lihat Sima dan Prasasti Poh Rinting
Prasasti Pucangan
Prasasti Pucangan atau dikenal Calcutta Stone merupakan sebuah prasasti yang berbahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, berasal dari tahun 963 Saka atau 1041 Masehi.
Lihat Sima dan Prasasti Pucangan
Prasasti Pupus
Prasasti Pupus berangka tahun 822 Śaka (900 M), tetapi disalin kembali (tinulad) pada tahun 1022 Saka (1100 Masehi) atau masa Kadiri.
Lihat Sima dan Prasasti Pupus
Prasasti Ramwi
Prasasti Ramwi di simpan di Museum Nasional dengan Nomor Inventaris E.10, isi nya menceritakan pada tahun 804 Saka (882 M) atas perintah Maharaja Rakai Kayuwangi menetapkan tanah di hutan sebagai Sima bagi dharma Pu Catura.
Lihat Sima dan Prasasti Ramwi
Prasasti Salimar I
Prasasti Salimar I ditemukan di Prambanan, kemudian dibawa ke Jogjakarta dan selandjutnya disimpan di muse Nasional Jakarta dengan nomor inventaris D.45.
Lihat Sima dan Prasasti Salimar I
Prasasti Salimar II
Prasasti Salimar II ditemukan di sebelah barat kota Jogjakarta, kemudian dibawa dan disimpan di museum nasional jakarta dengan nomor inventaris D.46.
Lihat Sima dan Prasasti Salimar II
Prasasti Salimar III
Prasasti Salimar III ditemukan di Papringan, Yogyakarta, selanjutnya disimpan di museum nasional jakarta.
Lihat Sima dan Prasasti Salimar III
Prasasti Salingsingan II
Prasasti Salingsingan II berangka tahun 804 S (882 M), prasasti ini juga biasa disebut dengan nama prasasti Indrakila, berisi tentang Sima, yaitu peresmian sawah untuk bhatara di Dihyan (dieng).
Lihat Sima dan Prasasti Salingsingan II
Prasasti Sangsang
Prasasti Sangsang merupakan prasasti yang ditulis di atas lempeng tembaga.
Lihat Sima dan Prasasti Sangsang
Prasasti Sarangan
Prasasti Sarangan berangka tahun 851 Saka (929 M) yang beraksara huruf Palawa dan berbahasa Sansekerta.
Lihat Sima dan Prasasti Sarangan
Prasasti Sarwadharma
Prasasti Sarwadharma adalah prasasti yang dikeluarkan pada saat pemerintahan Kertanegara di Singhasari pada tahun 1269.
Lihat Sima dan Prasasti Sarwadharma
Prasasti Sugih Manek
Prasasti Sugih Manek ditulis di atas batu berukuran tinggi 94 cm, lebar 72 cm dan tebal 18 cm, bertuliskan 30 baris di depan dan 31 baris di belakang.
Lihat Sima dan Prasasti Sugih Manek
Prasasti Supit
Prasasti Supit (Kwak IV/Mulak III) ditemukan di Desa Ngabean, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Lihat Sima dan Prasasti Supit
Prasasti Talan
Prasasti Talan atau juga disebut dengan Prasasti Munggut berada di Desa Gurit, Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Lihat Sima dan Prasasti Talan
Prasasti Tengaran
Prasasti Tengaran atau prasasti Gewek (dibaca (IPA) gəwəˀ) adalah sebuah prasasti bertanggal 6 Paropeteng bulan Srawana tahun 857 Syaka (setara dengan 14 Agustus 935 Masehi).
Lihat Sima dan Prasasti Tengaran
Prasasti Terep
Prasasti Terep Prasasti Terep dikeluarkan pada tahun 1032, oleh Raja Airlangga.
Lihat Sima dan Prasasti Terep
Prasasti Tija
Prasasti Tija merupakan Jayapattra terdiri dari dua lempeng prasasti yaitu lempeng II berukuran 33,5 x 10 x 0,3 cm dan lempeng III berukuran 33,3 x 10 x 0,3 cm.
Lihat Sima dan Prasasti Tija
Prasasti Tinulad
Tinulad adalah prasasti-prasasti salinan, atau prasasti yang “ditiru”.
Lihat Sima dan Prasasti Tinulad
Prasasti Tulang Er
Prasasti Tulang Er 198 Sanjayawarsa (914 M) ditemukan di lembah Sungai Winongo Desa Sorok, Kabupaten Bantul, DIY.
Lihat Sima dan Prasasti Tulang Er
Prasasti Walandit
Prasasti Walandit/Himad (tidak berangka tahun), dikeluarkan pada waktu Gajah Mada menjabat rakryan mapatih di Janggala dan Kadiri.
Lihat Sima dan Prasasti Walandit
Prasasti Wangwang Bangen
Prasasti Wangwang Bangen merupakan Prasasti Tinulad atau salinan berupa lempengan tembaga berukuran 40 x 25,5 cm, bertarikh 746 Saka atau 824 M, bertuliskan 16 baris pada satu sisinya.
Lihat Sima dan Prasasti Wangwang Bangen
Prasasti Wanua Tengah II
Prasasti Wanua Tengah I dan II, merupakan prasasti kembar yang isi nya sama (Prasasti Wanua Tengah I), ditemukan di Candi Argapura, Temanggung.
Lihat Sima dan Prasasti Wanua Tengah II
Prasasti Wayuku
Prasasti Wayuku bertarikh 766 Saka (844 M) yang berhuruf dan berbahasa Jawa Kuno.
Lihat Sima dan Prasasti Wayuku
Prasasti Wihara I Wunandaik
Prasasti Wihara I Wunaṇḍaik berupa satu lempeng prasasti berukuran 46,3 cm x 13,5 cm yang aksara dan bahasanya Jawa Kuna satu sisi teridiri atas 10 baris tulisan.
Lihat Sima dan Prasasti Wihara I Wunandaik
Prasasti Wukiran
Prasasti Wukiran ditemukan di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1890, sehingga kadang-kadang prasasti ini dikenal juga dengan nama Prasasti Pereng.
Lihat Sima dan Prasasti Wukiran
Prasasti Wurandungan
Prasasti Wurandungan merupakan prasasti yang dipahatkan di 7 buah lempeng tembaga dan dikeluarkan pada hari Rabu Wage, tanggal 10 Suklapakşa, bulan Phalguna, tahun 865 Śaka atau tanggal 7 November 944 M. Adapun isinya Śrī Mahāraja Rake Halu Pu Siṇḍok Śrī Iśānawikrama Dharmottunggadewa (Mpu Sindok) memberi anugerah kepada Dang Puryyat berupa tanah yang meliputi seluruh wilayah Kanuruhan.
Lihat Sima dan Prasasti Wurandungan
Prasasti Wurutunggal
Prasasti Wurutunggal bertarikh 807 S (885 M), di terbitkan oleh tokoh bernama Danacaryya Munindra, yang telah membeli tanah para rama di wilayah wurutunggal, untuk di jadikan sima.
Lihat Sima dan Prasasti Wurutunggal
Prasasti Wutit
Prasasti Wutit terletak di pinggir sawah dekat tebing Kali Kitiran, di dukuh Tumbrek (desa Tumbrek, Kec. Bandar, Kab. Batang).
Lihat Sima dan Prasasti Wutit
Pu Catura
Pu Catura adalah nama pejabat tinggi Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.
Lihat Sima dan Pu Catura
Pu Tangal
Pu Tangal adalah seorang pejabat tinggi (Rakai Wka) di Kerajaan Medang pada masa pemerintahan Rakai Garung, namanya tertulis dalam Prasasti Supit dan Prasasti Wanua Tengah III sebagai pejabat tinggi di era Rakai Garung yang mengembalikan status hak sima di wanua tengah, sebelum akhirnya di cabut kembali pada era pemerintahan Rakai Pikatan.
Lihat Sima dan Pu Tangal
Rajamangsa
Rajamangsa merupakan hidangan yang hanya boleh dimakan oleh raja dan orang-orang pilihan, terdiri dari dua kata yaitu raja dan mangsa.
Lihat Sima dan Rajamangsa
Rakai Garung
Rakai Garung adalah Raja Medang keenam yang memerintah sekitar tahun 829 - 847.
Lihat Sima dan Rakai Garung
Sambhanda
Sambhanda sebuah prasasti adalah alasan atau sebab-sebab suatu prasasti dikeluarkan oleh raja dapat diketahui pada bagian yang memuat sambandha.
Lihat Sima dan Sambhanda
Sapatha
Sapatha adalah sumpah serapah, semacam kutukan (sapatha) yang di ucapkan oleh makudur dan tertulis dalam suatu penetapan prasasti sima yang ditujukan kepada siapa saja yang melanggar ketentuan di dalam prasasti raja (sabdanata) tersebut.
Lihat Sima dan Sapatha
Sima (daerah)
Sima atau lahan perdikan berarti sebidang lahan produktif (sawah, kebun, atau bahkan desa) yang memiliki status bebas pajak yang dihadiahkan oleh penguasa setempat kepada warga wilayah itu.
Lihat Sima dan Sima (daerah)
Sri Jayamerta
Sri Jayamerta adalah nama raja yang tercantum dalam Prasasti Sukun tahun 1161 M. Prasasti tersebut berisi anugrah Sri Jayamerta kepada penduduk Sukun berupa sima.
Lihat Sima dan Sri Jayamerta
Sri Jayawarsa
Sri Jayawarsa merupakan seorang raja yang memiliki kerajaan (kekuasaan) otonom yang terletak di sekitar wilayah Madiun dan Ponorogo, Jawa Timur.
Lihat Sima dan Sri Jayawarsa
Tinulad
Tinulad adalah prasasti-prasasti salinan, atau prasasti yang “ditiru”.
Lihat Sima dan Tinulad
Vihara Buddhagaya Watugong
Vihara Buddhagaya Watugong atau juga dikenal dengan nama Vihara Buddhagaya merupakan salah satu tempat ibadah agama Buddha yang terletak di Pudakpayung, Banyumanik, Semarang Jawa Tengah.
Lihat Sima dan Vihara Buddhagaya Watugong
Wdihan
Wdihan adalah kain indah untuk para bangsawan jaman dahulu, dalam beberapa sumber prasasti pada abad ke 9 merujuk kepada pakaian kaum pria.
Lihat Sima dan Wdihan
Zaman Tiga Negara
Zaman Tiga Negara atau juga dikenal dengan nama Samkok (Hanzi sederhana: 三国時代; Hanzi tradisional: 三國時代, hanyu pinyin: sanguo shidai, bahasa Inggris: Three Kingdoms Era) (220 - 280) adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di saat Tiongkok terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan.
Lihat Sima dan Zaman Tiga Negara
Juga dikenal sebagai Sima (disambiguasi).