Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Pasang
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Chu (negara) dan Zhuanxu

Pintas untuk: Perbedaan, Kesamaan, Jaccard Kesamaan Koefisien, Referensi.

Perbedaan antara Chu (negara) dan Zhuanxu

Chu (negara) vs. Zhuanxu

Chu (Bahasa Tionghoa kuno: *s-r̥aʔ) adalah sebuah hegemon, negara pada era Dinasti Zhou. Mengikuti perkembangan zaman itu, para penguasa Chu mendeklarasikan dirinya raja yang setara kedudukanya dengan para penguasa Zhou semenjak zaman Raja Wu di awal abad ke 8 SM. meskipun awalnya tidak begitu berpengaruh, jauh di selatan Zhou dan melaksanakan adat istiadat yang berbeda dari Zhou di Utara, Chu mulai melaksanakan berbagai reformasi administrasi, menjadikan negara ini sebagai negara ekspansionis yang cukup sukses selama periode Musim Semi dan Musim Gugur. Pada akhirnya kerjaaan ini dimasukkan kedalam istana Zhou yang prestisius pada saat itu dan juga dikenal dalam relasi antar-negara Tiongkok kuno sebagai Bangsawan keempat, sebuah gelar yang diberikan oleh Kaisar Zhou untuk mencegah pembangkangan dari Chu. Dengan ekspansinya yang terus menerus, Chu menjadi sebuah kekuatan yang besar dan mungkin korup di Periode Negara Perang, dan budayanya menjadi sebuah pengaruh yang besar pada zaman Dinasti Han. Dikenal juga sebagai Jing (荆) dan Jingchu (荆楚), Chu mencakup provinsi-provinsi di Tiongkok saat ini yaitu Hubei dan Hunan, termasuk juga sebagian dari Chongqing, Guizhou, Henan, Anhui, Jiangxi, Jiangsu, Zhejiang, dan Shanghai. Selama lebih dari 400 tahun, ibu kota Chu, Danyang bertempat di persimpangan antara Sungai Dan dan Sungai Xi didekat daerah Xichuan masa kini, Provinsi Henan, tetapi akhirnya dipindah ke Ying. Bangsawan penguasa Chu awalnya memiliki nama marga Nai (嬭) dan nama klan Yan (酓), tetapi nantinya ditulis sebagai Mi (芈) dan Xiong (熊). Zhuanxu (Bahasa Tionghoa: trad. 頊, Hanzi sederhana 颛顼, pinyin Zhuānxū), juga dikenal sebagai Gaoyang (t 陽, Hanzi sederhana 高阳, p Gāoyáng), merupakan Kaisar Tiongkok di dalam Mitologi Tiongkok, Tiongkok Kuno.

Kemiripan antara Chu (negara) dan Zhuanxu

Chu (negara) dan Zhuanxu memiliki 4 kesamaan (dalam Unionpedia): Dinasti Han, Huang Di, Kaisar Ku, Sima Qian.

Dinasti Han

Peta pengaruh Dinasti Han. Dinasti Han adalah dinasti kekaisaran Tiongkok (206 SM–220 M) yang kedua, berkuasa setelah Dinasti Qin (221–206 SM) dan sebelum Zaman Tiga Negara (220–280 M). Dinasti ini bertahan selama lebih dari empat abad, dan periode selama dinasti ini berkuasa dianggap sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Hingga saat ini, kelompok etnis mayoritas Tiongkok menyebut diri mereka "suku Han" dan aksara Tionghoa disebut "aksara Han". Dinasti ini didirikan oleh pemimpin pemberontak Liu Bang, yang dikenal secara anumerta dengan nama Kaisar Gaozu. Sejarah dinasti ini sempat diselingi oleh Dinasti Xin (9—23 M) yang didirikan oleh seorang mantan wali penguasa, Wang Mang. Periode selingan ini membagi Dinasti Han menjadi dua periode: Han Barat atau Han Awal (206 SM—9 M) dan Han Timur atau Han Akhir (25—220 M). Kaisar berada di puncak masyarakat Han. Ia tidak hanya memegang tampuk pemerintahan Dinasti Han, tetapi juga berbagi kekuasaan dengan bangsawan Tiongkok dan para menteri pilihannya yang sebagian besar berasal dari golongan elit terpelajar. Kekaisaran Han dibagi menjadi daerah-daerah yang secara langsung dikendalikan oleh pemerintah pusat (yang disebut ''jun''), serta sejumlah kerajaan semiotonom. Kerajaan-kerajaan ini secara bertahap kehilangan kemerdekaannya yang masih tersisa, khususnya setelah Pemberontakan Tujuh Negara. Sementara itu, dari masa pemerintahan Kaisar Wu (berkuasa 141–87 SM), pemerintah Tiongkok secara resmi mendukung ajaran Kong Hu Cu sebagai ideologi pendidikan dan politik, yang digabungkan dengan kosmologi yang dicetuskan oleh para cendekiawan seperti Dong Zhongshu. Kebijakan ini bertahan sampai jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911 M. Dinasti Han menikmati kemakmuran ekonomi dan pertumbuhan pesat ekonomi uang yang sebelumnya diperkenalkan pada masa Dinasti Zhou (sekitar tahun 1050–256 SM). Koin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada tahun 119 SM tetap menjadi koin standar Tiongkok sampai masa Dinasti Tang (618–907 M). Untuk membiayai perang dan permukiman di wilayah perbatasan yang baru ditaklukkan, pemerintah Han menasionalisasi industri garam dan besi pada tahun 117 SM, tetapi monopoli pemerintah ini dicabut pada masa Dinasti Han Timur. Dinasti Han juga mencatat kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah dalam pembuatan kertas, pemakaian kemudi di kapal, penggunaan bilangan negatif dalam matematika, serta penemuan peta timbul, bola dunia armiler bertenaga hidrolik untuk keperluan astronomi, dan seismometer dengan bandul terbalik yang dapat digunakan untuk mengetahui tempat terjadinya gempa bumi berdasarkan arah mata angin. Konfederasi suku nomaden yang disebut Xiongnu berhasil mengalahkan Han pada tahun 200 SM dan memaksa mereka untuk membayar upeti, tetapi Xiongnu tetap melanjutkan serangan militer mereka di perbatasan Han. Kaisar Wu melancarkan sejumlah perang melawan mereka. Kemenangan besar Han dalam perang ini akhirnya memaksa Xiongnu untuk menerima status sebagai negara pembayar upeti. Peperangan ini memperluas wilayah Han hingga ke Cekungan Tarim di Asia Tengah, membagi Xiongnu menjadi dua konfederasi terpisah, dan turut andil dalam membangun jaringan perdagangan luas yang dikenal dengan sebutan Jalur Sutra, yang menjangkau hingga kawasan Laut Tengah. Wilayah utara perbatasan Han kemudian diserbu oleh konfederasi nomaden Xianbei. Kaisar Wu juga memperluas wilayah ke Kawasan Selatan Tiongkok dan menaklukkan Nanyue pada 111 SM dan Dian pada 109 SM. Selain itu, ia juga melancarkan ekspedisi militer ke Semenanjung Korea dan mendirikan ''Jun'' Xuantu dan Lelang di wilayah tersebut pada 108 SM. Setelah tahun 92 M, para kasim semakin terlibat dalam panggung perpolitikan istana. Mereka turut campur dalam perebutan kekuasaan antara klan berbagai maharani (permaisuri) dan ibu suri, dan hal inilah yang mengakibatkan kejatuhan Han. Wewenang kekaisaran juga ditantang oleh perkumpulan keagamaan Taoisme yang mengobarkan Pemberontakan Serban Kuning dan Pemberontakan Wu Dou Mi Dao. Sesudah kematian Kaisar Ling (berkuasa 168–189 M), para kasim dibantai oleh para panglima militer. Kemudian, para ningrat dan gubernur militer menjadi panglima perang dan membagi-bagi wilayah kekaisaran. Dinasti Han secara resmi bubar setelah Cao Pi, Raja Wei, merebut takhta dari Kaisar Xian pada tahun 220 M.

Chu (negara) dan Dinasti Han · Dinasti Han dan Zhuanxu · Lihat lebih »

Huang Di

Kaisar Kuning (Hanzi: 黃帝; hanyu pinyin: huangdi; juga dibaca Huang-ti atau Hwang-ti) (2711-2597 SM, usia 114 tahun; berkuasa 2698-2598 SM) adalah seorang tokoh pemimpin dan diakui sebagai leluhur semua orang Tionghoa (terutama Huaxia.). Ia adalah salah satu raja pada masa Tiga Penguasa dan Lima Kaisar,.

Chu (negara) dan Huang Di · Huang Di dan Zhuanxu · Lihat lebih »

Kaisar Ku

Kù, biasanya dikenal sebagai Dì Kù, atau juga Gaoxin atau Gāoxīn Shì, merupakan (menurut beberapa versi) salah satu dari Lima Kaisar dari Tiga Penguasa dan Lima Kaisar yang merupakan bagian dari Mitologi Tiongkok: beberapa sumber menaruh Ku sebagai figur semi-historis, sedangkan lainnya menganggap Ku sebagai tokoh fantasi mitologi atau keagamaan.

Chu (negara) dan Kaisar Ku · Kaisar Ku dan Zhuanxu · Lihat lebih »

Sima Qian

Sima Qian Sima Qian (SM) adalah seorang sejarawan dan negarawan pada zaman Dinasti Han.

Chu (negara) dan Sima Qian · Sima Qian dan Zhuanxu · Lihat lebih »

Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

Perbandingan antara Chu (negara) dan Zhuanxu

Chu (negara) memiliki 31 hubungan, sementara Zhuanxu memiliki 34. Ketika mereka memiliki kesamaan 4, indeks Jaccard adalah 6.15% = 4 / (31 + 34).

Referensi

Artikel ini menunjukkan hubungan antara Chu (negara) dan Zhuanxu. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi:

Hei! Kami di Facebook sekarang! »