Logo
Unionpedia
Komunikasi
Temukan di Google Play
Baru! Ambil Unionpedia pada perangkat Android™ Anda!
Bebas
Akses lebih cepat ketimbang browser!
 

Sultan Banjar dan Tamjidillah II

Pintas untuk: Perbedaan, Kesamaan, Jaccard Kesamaan Koefisien, Referensi.

Perbedaan antara Sultan Banjar dan Tamjidillah II

Sultan Banjar vs. Tamjidillah II

Berikut ini adalah daftar figur-figur pemimpin yang memerintah di Kesultanan Banjar yang disebut Paduka Seri Sultan Banjar atau Susuhunan, Panembahan Banjarmasin. Paduka Tuan Sultan Muda Tamdjid Illah (Sultan Moeda Tamdjid-Illah) bergelar Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah (سلطان الواثق بالله) atau Sultan Tamjid Allah II bin Pangeran ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar, terlahir dengan nama Gusti Wayuri, adalah Sultan Banjar terakhir (ke-21) versi Belanda.

Kemiripan antara Sultan Banjar dan Tamjidillah II

Sultan Banjar dan Tamjidillah II memiliki 39 kesamaan (dalam Unionpedia): Hamidullah dari Banjar, Hidayatullah dari Banjar, Hidayatullah II dari Banjar, Inayatullah dari Banjar, Kesultanan Banjar, Kesultanan Sumbawa, Kewizuraian, Khairul Saleh, Kiai Tumenggung Raksanagara, Kota Bogor, Mangkubumi, Muhammad dari Banjar, Mustain Billah dari Banjar, Panembahan di Darat, Panembahan Kusuma Dilaga, Pangeran Achmid, Pangeran Antasari, Pangeran Mangkoe Boemi Nata, Pangeran Praboe Anom, Pangeran Ratu, Putra mahkota, Rahmatullah, Rakyatullah dari Banjar, Ratoe Anom Ismail, Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana, Ratu Bagawan dari Kotawaringin, Saidullah dari Banjar, Sulaiman dari Banjar, Sultan Adam dari Banjar, Sultan Agung dari Banjar, ..., Sunan Nata Alam, Suriansyah dari Banjar, Tahlilullah, Tahmidullah, Tamjidillah I, Tamjidillah II, 23 Februari, 25 Juni, 3 November. Memperluas indeks (9 lebih) »

Hamidullah dari Banjar

Pangeran Dipati Sena bergelar Pangeran Bata Kuning atau Paduka Seri Sultan Chamidullah (Hamidullah) atau Sultan Ilhamid Illah / Sultan Kuning (bin Sultan Tahmidullah ke-1) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1730 - 1734 atau 1745-1752.

Hamidullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Hamidullah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Hidayatullah dari Banjar

Makam Sultan Hidayatullah I. Sultan Hidayatullah I Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.

Hidayatullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Hidayatullah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Hidayatullah II dari Banjar

Sultan Hidayatullah II, terlahir dengan nama Gusti Andarun, dengan gelar mangkubumi Pangeran Hidayatullah kemudian bergelar Sultan Hidayatullah Halil Illah (lahir di Martapura, 1822 – meninggal di Cianjur, Jawa Barat, 24 November 1904 pada umur 82 tahun), adalah pemimpin Kesultanan Banjar yang memerintah antara tahun 1859 sampai 1862.

Hidayatullah II dari Banjar dan Sultan Banjar · Hidayatullah II dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Inayatullah dari Banjar

Makam Sultan Inayatullah Pangeran Dipati Tuha (ke-1) dengan nama pemasyuran Ratu AgungISBN 983-62-1240-X atau Ratu Lama atau nama di dalam khubah sholat Sultan Inayatullah atau Ahzal Allah atau Sultan Indallah adalah Sultan Banjar antara tahun 1636/1642-1645.

Inayatullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Inayatullah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Kesultanan Banjar

Maharaja Pandu Dewata adalah leluhur Raja-raja Banjar menurut Hikayat Sang Bima. Gambar kraton/istana kenegaraan Kesultanan Banjar di Martapura pada tahun 1843. Profil Bangsawan Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat. Profil gadis Banjar sekitar tahun 1850 koleksi Museum Lambung Mangkurat. Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Kesultanan Banjar dan Sultan Banjar · Kesultanan Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Kesultanan Sumbawa

Kesultanan Sumbawa atau juga dikenal dengan Kerajaan Samawa adalah salah satu dari tiga kerajaan Islam besar di Pulau Sumbawa.

Kesultanan Sumbawa dan Sultan Banjar · Kesultanan Sumbawa dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Kewizuraian

Kewizuraian adalah sebuah wilayah yang dipimpin seorang wizurai.

Kewizuraian dan Sultan Banjar · Kewizuraian dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Khairul Saleh

Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah (sebelumnya bergelar Ir. Haji Gusti Khairul Saleh) adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sejak 2019 mewakili daerah pemilihan Kalimantan Selatan I. Ia juga dikenal sebagai Sultan Banjar dan Bupati Banjar dari 2005 hingga 2015.

Khairul Saleh dan Sultan Banjar · Khairul Saleh dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Kiai Tumenggung Raksanagara

Kiai Tanu Raksa bergelar Kiai Tumenggung Raksa Nagara adalah mangkubumi (kepala pemerintahan) negara Kesultanan Banjar sekitar tahun 1595-1642.

Kiai Tumenggung Raksanagara dan Sultan Banjar · Kiai Tumenggung Raksanagara dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Kota Bogor

Bogor adalah sebuah kota yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Kota Bogor dan Sultan Banjar · Kota Bogor dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Mangkubumi

Mangkubumi (juga disebut sebagai Rijksbestierder dalam bahasa Belanda, Bendahara, Pepatih Dalem, Perdipati, Pabbicara Butta, Tuan Bicara, Raja Bicara, atau Tomarilaleng) adalah sebutan untuk perdana menteri yang pernah dipakai pada kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatra dan Kalimantan.

Mangkubumi dan Sultan Banjar · Mangkubumi dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Muhammad dari Banjar

Pangeran Muhammad atau Tuan Almusyarafat Pangeran Ratu Anum gelar abhiseka Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah atau Sultan Muhammadillah Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986 atau Sultan Tahmid Billah atau Sultan Martapura (bin Sultan Hamidullah / il-Hamidullah /Sultan Kuning adalah Sultan Banjar antara tahun 1759-1761. Ia merupakan saudara ipar dari Panembahan Batu., walaupun ada juga yang menyebut antara Pangeran Tachmit dengan Pangeran Natta (Tahmidillah II) sebagai saudara tirinya. Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Raja Banjar Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 10 September 1759 sampai 17 Juni 1760. Pangeran Muhammad atau Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah adalah putera dari Sultan Hamidullah/Sultan Kuning. Muhammad yang berhasil naik tahta setelah mengkudeta pamannya yang sebenarnya adalah Wali Sultan. Sultan Muhammad wafat pada 16 Januari 1761, dengan meninggalakan puteranya yaitu Abdullah yang masih berumur tujuh tahun. Di samping dibantu oleh Mangkubumi Pangeran Wira Nata (sepupu Sultan Muhammad), Sultan Muhammad juga dibantu oleh dua orang keponakannya Pangeran Jiwakusuma dan Pangeran Jiwanegara sebagai menteri dalam negeri yang masing disebut Mantri Panganan (Bentara kanan) dan Mantri Pangiwa (Bentara kiri), dan saudara tiri Sultan Muhammad bernama Gusti Wiramanggala dilantik sebagai salah seorang mantri sikap Keturunannya.

Muhammad dari Banjar dan Sultan Banjar · Muhammad dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Mustain Billah dari Banjar

Pangeran Senapati bergelar Sultan Musta'ainu-Billah (Arab: سلطان المستعين بالله) atau Soeltan Moesta'in Allah atau Moestakim Billah adalah Sultan Banjar IV yang memerintah antara 1595-1642. Ia menggantikan ayahnya Sultan Hidayatullah (Sultan Banjar III). Nama Sultan Banjar ini mendapat inspirasi dari khalifah Abbasiyah bernama Al-Musta'in. Ia mencapai usia yang panjang. Dalam Hikayat Banjar, ia digambarkan pandai berenang dan menyelam serta memiliki fisik yang kuat. Menurut laporan Belanda, pada masa tuanya ia menjadi tidak waras (pikun) sehingga menyerahkan putera-puteranya untuk menjalankan pemerintahan. Sultan Mustain Billah merupakan Raja Banjar yang berdarah Biaju dan pendiri Kota Martapura. Suku Dayak Ngaju menyebut masa pemerintahan Sultan ini dengan sebutan zaman Raja Helu Maruhum Usang.

Mustain Billah dari Banjar dan Sultan Banjar · Mustain Billah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Panembahan di Darat

Pangeran Dipati Anom (ke-1) (Pangoran De Patty Anom atau radja de Patty Anom) bergelar mangkubumi Pangeran di Darat terakhir bergelar Panembahan di Darat (bin Sultan Mustain Billah) adalah mangkubumi (kepala pemerintahan) Kesultanan Banjar sekitar tahun 1642-1652.

Panembahan di Darat dan Sultan Banjar · Panembahan di Darat dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Panembahan Kusuma Dilaga

Pangeran Suria Dilaga bergelar Panembahan Kusuma Dilaga (bin Sultan Amrullah Bagus Kesuma) adalah wakil Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 1717/20 sampai tahun 1730.

Panembahan Kusuma Dilaga dan Sultan Banjar · Panembahan Kusuma Dilaga dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Pangeran Achmid

Pangeran Achmit atau Pangeran Achmid Bin Sultan Soleman adalah salah seorang anggota (lid, leden) pengadilan sipil (Regtbank van Burgerlijke en Lijffstrafelijke Regtspleging) di Karesidenan Borneo (Residentie Borneo, Zuid en Oostkust - GOUVERNEMENT VAN BORNEO EN ONDERHOORIGHEDEN. Pangeran Achmid merupakan salah seorang anggota dari 10 orang anggota Komisi Kerajaan (pasca pembubaran Kesultanan Banjar oleh kolonial Belanda). Ia merupakan putera Raja Banjar Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah/Sultan Sulaiman Saidullah 2 dan saudara sebapak dengan Raja Banjar Sultan Adam. Pangeran Achmid menikahi puteri dari Kerajaan Kotawaringin dan memiliki 6 anak diantaranya Goesti Mohamad, Goesti Tasin, Goesti Saleh (Pangeran Muda), dan Goesti Taher.

Pangeran Achmid dan Sultan Banjar · Pangeran Achmid dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 ISBN 978-602-8620-10-9 atau 1809 ISBN 978-979-746-713-5 ISBN 978-979-759-716-0Helius Sjamsuddin; Antasari, Balai Pustaka, 1982 ISBN 978-979-752-682-5 – meninggal di Bayan Begok, Hindia Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang pemimpin dan tokoh penting dalam Perang Banjar.

Pangeran Antasari dan Sultan Banjar · Pangeran Antasari dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Pangeran Mangkoe Boemi Nata

Pangeran Husin bergelar Pangeran Mangkoe Boemi Nata atau Pangeran Mangkoe Boemi atau Pangerang Mangkoe Boemie atau Pangeran Mangkubumi Nata Kasuma (bin Sultan Sulaiman) adalah mangkubumi Kesultanan Banjar yang dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Pangeran Mangkoe Boemi Nata dan Sultan Banjar · Pangeran Mangkoe Boemi Nata dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Pangeran Praboe Anom

Radja Moeda Pangeran Praboe Anom bin Sulthan Adam adalah Raja Muda Kesultanan Banjar yang dilantik oleh ayahandanya pada tahun 1855.

Pangeran Praboe Anom dan Sultan Banjar · Pangeran Praboe Anom dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Pangeran Ratu

" Sebab perkara sepuluh, sebelas dan duabelas dari kontrak lama ada salah sedikit dari pada nama didalam dia punja Melaju maka diatur sekarang jang tersebut dibawah ini adanja.

Pangeran Ratu dan Sultan Banjar · Pangeran Ratu dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Putra mahkota

Putra mahkota atau putri mahkota adalah calon pewaris tahta pada suatu monarki.

Putra mahkota dan Sultan Banjar · Putra mahkota dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Rahmatullah

Makam Sultan Rahmatullah Sultan Rahmatullah adalah Sultan ke-2 dari Kesultanan Banjar.

Rahmatullah dan Sultan Banjar · Rahmatullah dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Rakyatullah dari Banjar

Sultan Rakyatullah (Ri'ayatullahISBN 983-62-1240-X) atau Sulthan Achmat-ollah VI (EYD: Sultan Ahmatullah VI) adalah Penjabat Sultan Banjar antara tahun 1660 sampai tahun 1663, ia menjadi temporary king sebagai badal atau pelaksana tugas sebagai pengganti Raden Bagus, Putra Mahkota (anak Sultan Ratu Anom) yang belum dewasa.

Rakyatullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Rakyatullah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Ratoe Anom Ismail

Pangeran Ismail bergelar Tuan Raden Dipati Ratu Anum Ismail atau Ratu Anom Mangkubumi Sukma Dilaga atau Sultan Ratu Anum Ismail (bin Sunan Nata Alam) adalah Wazir mu'adlam atau Perdana Menteri atau mangkubumi Kesultanan Banjar.

Ratoe Anom Ismail dan Sultan Banjar · Ratoe Anom Ismail dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana

Rаtое Anoem Mangkoe Boemie Kantjana (ejaan Banjar) atau Ratoe Anom Mangkoe Boemie Kentjana (ejaan Melayu) atau Pangeran Perabu Anum Mangkubumi Kencana adalah mangkubumi (Rijksbestierder, kepala administrasi pemerintahan) negara dependensi Kesultanan Banjar yang dilantik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Mangkoe Boemi Nata telah wafat pada tahun 1843.

Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dan Sultan Banjar · Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Ratu Bagawan dari Kotawaringin

Pangeran Dipati Anta-Kasuma bergelar pangeran Ratu Kota Waringin (ke-1), terakhir bergelar mangkubumi Ratu Bagawan (ke-1) adalah raja pertama kerajaan Kotawaringin antara tahun 1637-1657.

Ratu Bagawan dari Kotawaringin dan Sultan Banjar · Ratu Bagawan dari Kotawaringin dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Saidullah dari Banjar

Sultan Sa'idullahISBN 983-62-1240-X (Sultan Sa'idillah Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986)) alias Ratu Anom atau Sultan Ratu ISBN 978-0-521-53135-1 adalah Sultan Banjar tahun 1647-1660. Sultan Saidullah merupakan gelar yang dipakai dalam khutbah, sedangkan gelar yang dimasyhurkan/dipopulerkan adalah Ratu Anom. Sesuai gelarnya Ratu Anom yang bermakna raja yang masih muda, maka dalam menjalankan kekuasaannya dia sangat tergantung dengan pamannya Panembahan di Darat yang menjabat mangkubumi semenjak almarhum Sultan Inayatullah (ayahandanya). Setelah menjabat mangkubumi selama lima tahun Panembahan di Darat mangkat, kemudian digantikan oleh Ratu Bagawan (Raja Kotawaringin I). Ratu Bagawan ini semula menjadi raja muda di Kotawaringin, kemudian ia menyerahkan tahta kotawaringin kepada puteranya yang bernama Ratu Amas. Ratu Bagawan menjabat mangkubumi di pusat Kesultanan Banjar selama lima tahun kemudian mengundurkan diri karena alasan uzur maka kemudian jabatan mangkubumi diserahkannya kepada Pangeran Dipati Tapesana yang bergelar Pangeran Dipati Mangkubumi. Ketiga orang tersebut merupakan paman Ratu Anom. Masa kekuasaan Ratu Anom selama lima belas tahun (1645-1660). Jarak waktu antara mangkatnya Sultan Inayatullah hingga dia ditabalkan sebagai Sultan Banjar adalah hampir sekitar satu tahun. Selama masa tersebut kekuasaan "dipegang" oleh mangkubumi. Menurut tradisi suksesi kesultanan yang berjalan normal, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, salah seorang puteranya kelak akan dilantik sebagai Sultan dan seorang yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi (Pangeran Mangkubumi) menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia. Dalam suksesi yang berjalan wajar semestinya pengganti Panembahan di Darat (Pangeran Dipati Anom ke-1) sebagai mangkubumi adalah saudara Sultan Saidullah yaitu Pangeran Kasuma Lalana/Pangeran Dipati Anom (ke-2), tetapi hal tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kelak pada tahun 1663 Pangeran Dipati Anom (ke-2) mengambil alih dengan paksa jabatan Pangeran Dipati Mangkubumi/Pangeran Dipati Tapesana yang saat itu menjadi Penjabat Sultan Banjar bergelar Sultan Rakyatullah (1660-1663).

Saidullah dari Banjar dan Sultan Banjar · Saidullah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Sulaiman dari Banjar

Sulaiman Saidullah II atau yang lebih dikenal dengan nama regnalnya Sultan Sulaiman al-Mu'tamidullah (1761 – 1825) adalah Sultan Banjar ke-11 yang memerintah antara tahun 1801 hingga tahun 1825.

Sulaiman dari Banjar dan Sultan Banjar · Sulaiman dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Sultan Adam dari Banjar

Tempat Pemakaman Sultan Adam Sulthan Adam Al-Watsiq Billah (سلطان آدمالواثق بالله) (bin Sultan Sulaiman Saidullah II) adalah Sultan Banjar yang memerintah antara tahun 3 Juni 1825-1 November 1857. Al-Watsiq Billah merupakan gelar yang digunakan para Khalifah dinasti Abbasiyah. Sultan Adam dilahirkan di desa Karang Anyar, Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Anak pertama Sultan Sulaiman sebenarnya seorang perempuan bernama Ratu Umi, sedangkan Sultan Adam merupakan yang anak kedua dan juga merupakan adalah anak laki-laki pertama Sultan Adam. Sultan Adam salah seorang putra-putri dari Sultan Sulaiman Rahmatullah yang berjumlah 23 orang. Sultan Adam memiliki saudara kandung sebanyak 6 orang dan saudara seayah 17 orang. Pada masa Sultan Adam, pusat pemerintahan berada di Keraton, Sasaran dan Pasayangan (Jl. Demang Lehman), Martapura. Ia mendapat gelar Sultan Muda Umur 11 tahun sebagai pewaris atau Putra mahkota Banjar sejak tahun 1782. Ketika kemangkatan Sultan Adam pada tanggal 1 November 1857 terjadi krisis suksesi. Ketika mangkatnya terdapat 23 Pangeran keluarga dekat Sultan Adam terdiri: A.3 anak laki-laki B.13 cucu laki-laki C.3 saudara laki-laki D.4 sepupu laki-laki (belum termasuk ratu/puteri/gusti beserta suaminya masing-masing). Tabel Distribusi Tanah Lungguh pada Masa Sultan Adam Pembukaan Tambang Batubara Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 49. Ia memerintah antara tahun 1845 – 1851. Charles Ferdinand Pahud de Mortanges, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 51. Ia memerintah antara tahun 1856 – 1861. Pada 28 September 1849, Gubernur-Jenderal Jan Jacob Rochussen datang ke Pengaron di Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan pertambangan batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau Bentang Emas. Pada tahun 1856 kembali dibuka tambang kedua bernama Tambang Batu Bara Julia Hermina (Banyu Irang). Batas-batas lahan konsesi tambang batubara Banyu Irang dibuat dalam perjanjian baru yang disahkan Gubernur-Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges dalam "OVEREENKOMST MET DEN SULTHAN VAN BANDJERMASIN, TOT BEPALING DER GRENZEN VAN DE CONCESSIE TOT ONTGINNING STEENKOLENMIJNEN GENd BANJOEERANG, VAN 30 APRIL 1856. (Besluit 19 Augustus 1856 No. 6.). BORNEO." Sistem Sosial pada Masa Sultan Adam Masyarakat Banjar pada pemerintahan Kesultanan terdiri dua golongan besar.

Sultan Adam dari Banjar dan Sultan Banjar · Sultan Adam dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Sultan Agung dari Banjar

Raden Kasuma Lalana, Pangeran Dipati Anom (ke-2) bergelar Sultan Dipati Anom alias Sultan Agung atau Pangeran Suria Nata (ke-2) adalah Pemangku Sultan Banjar yang memerintah antara 1663-1679.

Sultan Agung dari Banjar dan Sultan Banjar · Sultan Agung dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Sunan Nata Alam

Makam Sultan Tahmidillah di Desa Dalam Pagar, Martapura, Banjar Pangeran Nata Negara atau Nata Dilaga bergelar Sultan Tamhidillah atau Sulthan Tahmidillah (tepatnya Tahhmid Illah II) atau Wira Nata atau Panembahan Ratoe atau Susunan Sultan Sulaiman Saidullah (ke-1) atau Sunan Nata Alam atau Panembahan Batoe adalah mangkubumi dan Wali Sultan Banjar tahun 1761-1801. atau 1778-1808. Pangeran / raja ini menyebut dirinya Soesoehoenan Natahahalam; tetapi telah mendedikasikan pemerintah untuk putra tertuanya, di bawah pengawasannya, dengan nama Sulthan Sleeman Schahidullach. Istana yang dulunya bertempat tinggal di Caijoe-tangie, telah dibubarkan sejak tahun 1771, menjadi Marthapora: tempat kaum Sulthon membangun kota besar dan menggali sungai yang sangat lebar, terbagi menjadi dua bagian: dan juga nama dari Marthapoera di Boemie Kintjana, diubah. Ia kemudian memberi gelar kepada putera sulungnya Pangeran ratu Sultan Soleman menjadi Sulthan Sleeman Schahidullach / Sultan Sulaiman Saidullah (ke-2) dan ia sendiri selanjutnya bergelar sunan yang dianggapnya sebagai gelar yang lebih tinggi sehingga menjadi Sunan Sulaiman Saidullah dan juga menyebut dirinya Sunan Nata Alam. Semula ia menjadi mangkubumi Sultan Muhammad (sepupunya dan iparnya), dengan sebutan Pangeran Nata Mangkubumi. Sejak mangkatnya Sultan Muhammad pada tahun 1761, ia menjadi Wali Sultan dengan gelar Panembahan Kaharoeddin Haliloellah (EYD: Panembahan Kaharuddin Halilullah). Pada tahun 1762 ia naik tahta dengan gelar Sultan Akamuddin Saidullah (mulai Oktober 1762). Ia menggantikan Sultan Muhammad yang mangkat karena sakit paru-paru yang dideritanya sejal awal pemerintahnya (1759) dengan meninggalkan putera-puteri yang masih kecil. Atas perintah Dewan Mahkota tahun 1762 saudaranya yang bernama Pangeran Prabujaya dilantik menjadi mangkubumi (kepala pemerintahan). Sejak tahun 1767 ia melantik puteranya yang masih berusia 6 tahun sebagai Sultan dengan gelar Sultan Sulaiman yang dianggap sebagai pewaris Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah (Muhammadillah). Jadi Sunan Nata Alam atau Tahmidillah 2 merupakan ipar (zwager) Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah. Sultan Sulaiman lahir pada tahun 1761 yang merupakan tahun mangkatnya Sultan Muhammad Aminullah. Ia juga dikenal dengan nama Sultan Tamhidillah atau Tahmidillah II yang merupakan paduan dari kata Tahmid dan Allah, secara harafiah Tahmid berarti keadaan menyampaikan pujian atau rasa syukur berkali-kali (kepada Allah). Sultan Tahmidillah II menikah dengan Puteri Lawiyah, anak Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammadillah. Sebagai legitimasi, maka dalam silsilah raja-raja Banjar menarik garis keturunan pewaris tahta dari Puteri Lawiyah binti Sultan Tahmidubillah/Sultan Muhammad, dan bukan dari garis keturunan Sultan Tamjidillah I. Sultan Tamjidillah I merupakan mangkubumi Sultan Kuning (ayahanda Sultan Muhammad). Sultan Tamjidillah I atau Sultan Tamjidullah I adalah ayahanda Sultan Tamhidillah /Sultan Tahmidillah II Jalur Silsilah Ratu Maemunah Yang Di Peristri Pangeran said Zein ♀ Syarifah Intan anak♀ Ratoe Sjerief Aboe Bakar(RATU SYARIF ABU BAKAR Putri Juriat ♂ Pangeran Sjerief Oemar (PANGERAN SYARIF UMAR).

Sultan Banjar dan Sunan Nata Alam · Sunan Nata Alam dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Suriansyah dari Banjar

Bangunan Kompleks Makam Sultan Suriansyah Balai Pertemuan yang dinamakan Gedung Sultan Suriansyah di Banjarmasin. Soeltan Soeriân Allâh atau Sultan Suryanullah ISBN 983-62-1240-X atau Sulthan Soerian Sjach atau Sultan Suriansyah (Panembahan Batu Habang) atau Sultan Suria Angsa adalah Raja Banjarmasin pertama yang memeluk Islam.

Sultan Banjar dan Suriansyah dari Banjar · Suriansyah dari Banjar dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Tahlilullah

Makam Sultan Tahlilullah di Keraton, Martapura, Kabupaten Banjar Raden Bagus bergelar Soeria Angsa 02/ Suriansyah II (Suria Diwangsa) atau Sultan Amarullah (Amru'llah) Bagus Kasuma atau Sultan Tahlilullah/Tahirullah (bin Sultan Saidullah) adalah Sultan Banjar yang memerintah tahun 1660-1700/12.

Sultan Banjar dan Tahlilullah · Tahlilullah dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Tahmidullah

Sultan Suria Alam alias Sultan Tahmidullah Panembahan Tengah(bin Sultan Tahirullah bin al-Maliku'llah) adalah Raja Banjar (Kayu Tangi) yang memerintah tahun 1700-1717.

Sultan Banjar dan Tahmidullah · Tahmidullah dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Tamjidillah I

Panembahan Badarul Alam atau Panembahan Sepuh/Sultan Tamdjidoellah 1 (bin Sulthan Tahmid Illah I/Panembahan Tengah/Tahliloellah bin Sulthan Tahirullah/Amarullah Bagus Kasuma) adalah Wali Sultan Banjar antara tahun 1734-1759http://britishlibrary.typepad.co.uk/asian-and-african/2015/08/early-malay-trading-permits-from-borneo.html atau 1752-1765.

Sultan Banjar dan Tamjidillah I · Tamjidillah I dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Tamjidillah II

Paduka Tuan Sultan Muda Tamdjid Illah (Sultan Moeda Tamdjid-Illah) bergelar Sultan Tamjidullah al-Watsiq Billah (سلطان الواثق بالله) atau Sultan Tamjid Allah II bin Pangeran ratu Sultan Muda Abdur Rahman dari Banjar, terlahir dengan nama Gusti Wayuri, adalah Sultan Banjar terakhir (ke-21) versi Belanda.

Sultan Banjar dan Tamjidillah II · Tamjidillah II dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

23 Februari

23 Februari adalah hari ke-54 dalam kalender Gregorian.

23 Februari dan Sultan Banjar · 23 Februari dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

25 Juni

25 Juni adalah hari ke-176 (hari ke-177 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian dengan 189 hari menjelang akhir tahun.

25 Juni dan Sultan Banjar · 25 Juni dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

3 November

3 November adalah hari ke-307 (hari ke-308 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian (Kalender Masehi).

3 November dan Sultan Banjar · 3 November dan Tamjidillah II · Lihat lebih »

Daftar di atas menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut

Perbandingan antara Sultan Banjar dan Tamjidillah II

Sultan Banjar memiliki 154 hubungan, sementara Tamjidillah II memiliki 95. Ketika mereka memiliki kesamaan 39, indeks Jaccard adalah 15.66% = 39 / (154 + 95).

Referensi

Artikel ini menunjukkan hubungan antara Sultan Banjar dan Tamjidillah II. Untuk mengakses setiap artikel dari mana informasi itu diambil, silakan kunjungi:

Hei! Kami di Facebook sekarang! »